Dua tahun kemudian...
"Jen, apalagi yang mau dibawa?"
"Eum, udah segitu aja."
"Jangan lupa vitamin nya diminum ya."
"Iya." Jawab Jeno singkat karena dia masih sibuk memilih dokumen yang harus dibawa.
Saat Siyeon sedang melipat baju yang akan dibawa Jeno kedalam koper, tiba-tiba kepalanya terasa pusing.
Namun, ia menggeleng kuat-kuat dan tetap diam. Tak mau membuat Jeno khawatir karena nanti malam suaminya itu akan berangkat ke Cina.
Bisnis Jeno semakin berkembang pesat. Banyak yang ingin bekerja sama dengannya, apalagi dari luar Korea.
"Aku mandi dulu ya, Yeon."
Siyeon mengangguk. Setelah selesai menata baju-baju Jeno, ia menuju dapur untuk minum air hangat.
"Yeon, aku berangkat ya."
"Aku ikut ke bandara ya?"
"Loh, udah malem Yeon."
"Please, kan sama Jisung."
Jeno menghela napas kemudian tersenyum. "Ya udah, yuk."
Akhirnya Siyeon masuk ke mobil yang dikemudikan Jisung.
Jisung kuliah semester tengah di universitas terkenal Korea.
Mengambil jurusan manajemen bisnis sembari bekerja sebagai pengelola warung internet.
Karena ketertarikannya dalam bidang komputer dan game, ia membuka tempat yang menjadi wadah hobinya itu.
"Jis, jagain mbak."
"Iyalah mas, kayak nggak biasa aja."
Jeno tertawa. Mereka keluar dari mobil.
"Abis ini tidur ya,"
"Kamu juga jangan lupa tidur."
"Iya," Ucap Jeno sambil tersenyum.
Siyeon memeluk suaminya itu. Kemudian Jeno mencium keningnya.
"Aku berangkat,"
Siyeon mengangguk kemudian melambaikan tangannya yang dibalas senyuman mata oleh Jeno.
"Mbak kenapa?"
"Hm? --Nggak papa kok."
"Kayaknya lemes banget."
"Ngantuk sih,"
"Ya udah mbak tidur aja. Ntar kalo udah sampe Jisung bangunin."
"Mbak, udah sampe."
Siyeon membuka matanya perlahan.
Kemudian ia turun dari mobil. Hampir saja ia terjatuh kalau saja Jisung tak menahannya.
"Mbak! Ya allah, kenapa?"
"Nggak papa kok. Pusing aja."
"Duh, ayo-ayo masuk." Jisung merangkul Siyeon sampai kamarnya agar tidak pingsan.
"Mbak mau apa?"
"Nggak usah, mbak tidur aja."
"Ya udah, kalo mau apa-apa Jisung dikamar."
Siyeon mengangguk lemah. Ia meluruskan kakinya kemudian menarik selimut dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lampu Merah | Jeno Siyeon
Fiksi Penggemar"Dari sekian banyak tempat kenapa harus ketemu di lampu merah sih?" . . . . #2 in 00line #4 in 00line #1 in jenosiyeon #3 in jenosiyeon