M&A (VI)

86 8 0
                                    

2. Lembur

🌆🌆🌆

[Pesan masuk]

Kamu di mana?

Melihat seutas pesan masuk dari suaminya membuat atensi Adel langsung beralih sepenuhnya. Ia pun kaget setelah melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan waktu pulang.

Masih di ruangan

Tak sampai semenit, pesan itu langsung mendapatkan balasan.

Kenapa belum pulang?

Masih ada kerjaan. Kamu sendiri di mana?

Di kantor nungguin kamu

Lihat belakang

Tanpa banyak babibu, Adel refleks memutar badan serta kepalanya. Benar saja, ada sosok Melvin yang menatapnya sembari berkacak pinggang dengan salah satu tangan masih memegang ponsel.

"Melvin?"

Adel berdiri dan menghampirinya. Jarak mereka juga tak terlalu jauh karena Melvin memang sudah sejak tadi sengaja berdiri di dekat meja kerja istrinya.

"Kamu kenapa masih di sini?" Tanya Melvin heran. Pasalnya, kantor sudah sangat sepi. Bahkan mungkin hanya menyisakan mereka berdua.

"Astaga... aku juga gak mudeng semuanya udah pada balik."

Adel menolah-nolehkan pandangannya ke sekitar. Ia baru sadar beberapa lampu juga sudah dimatikan.

Saking terlalu sibuknya berkutat pada kerjaan sampai tak sadar bahwa orang lain telah pergi dari sana.

"Pantes kamu mau nyamperin aku ke ruangan. Ternyata emang udah gak ada orang," ujar Adel dengan nada menyindir.

Tiba-tiba, Melvin melingkarkan tangannya di pinggang ramping Adel. Dan untungnya hanya tersisa mereka berdua di sana sekarang.

"Maaf... aku gak bisa ngasih tahu hubungan kita ke orang. Sementara gini dulu gak papa ya?" Bujuk Melvin melihat wajah kecut Adel.

Adel bukannya suka mengumbar-ngumbar hubungan sih, tapi kadang ia merasa perlu menunjukkan eksistensinya sebagai istri Melvin.

Bukan gila hormat. Ia hanya mau orang-orang mengenalnya sebagai istri dari direktur perusahaan ini, jadi orang-orang seperti Siska contohnya, tak terlalu bersikap kurang ajar.

Kalau Melvin bilang dia sudah punya istri, pasti wanita itu akan segera menjauh bukan? Itu pun kalau ia masih memiliki urat malu.

Adel tahu sekali tipikal wanita seperti Siska. Ia tak hanya melihat Melvin sebagai bos di kantornya, tetapi seperti ada niat lain di balik wajah pura-pura polosnya.

"Tapi kamu terlalu cuek sama aku. Kamu kan bisa bales kalau aku sapa. Kalau bukan sebagai istri, at least sebagai karyawan lah," kata Adel masih dengan protesnya. "Pas gak ada orang lain aja baru kamu baik-baikin aku."

Melvin memeluk Adel seraya menenangkannya dengan kalimat "Sabar ya sayang" yang sudah seratus persen dijamin Adel bakalan luluh pada suaminya itu.

"Kamu mau makan apa? Ayo pulang," ucap Melvin masih dalam posisi memeluk Adel.

"Mau makan kamu aja."

Melvin spontan melotot.

"Del?"

Adel tak tertawa. Yang artinya, ia benar-benar serius dengan perkataannya itu.

"Iya, aku mau makan kamu." Wajahnya masih serius menatap suaminya. "Makanya ayo cepet pulang."

🌆🌆🌆

Jangan terlalu berharap ceritaku memenuhi ekspektasi/imajinasi kalian karena aku nulisnya asal 😌

Lembaran KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang