CHAPTER 4

44K 2.7K 21
                                    

DANIELLA'S POV


"Tidak," ucap Matt lalu mengembalikan konsentrasinya pada buku pelajaran tebalnya.

"Oh, come on Matt. Kau harus membantuku." Aku memohon dengan wajah penuh penderitaan.

"Kalau mom sampai tahu aku menyembunyikan ini semua darinya. Dia akan membunuhku," ujar Matt menggelengkan kepalanya dan kembali lagi membaca bukunya.

"Ooo. Ayolah, Matt. Mom akan menghukumku kalau dia sampai tahu aku melakukan pelanggaran di sekolah."

"Siapa suruh kau membuat bermacam - macam masalah di sekolah," ujarnya. "Kali ini siapa guru atau murid yang terkena keusilanmu?"

Aku menyeringai ketika mendengar pertanyaan Matt. "Mr Bourg. Aku memberi lem pada tempat duduknya."

Bibir Matt menyeringai. "Mr Kepala Api?" Matt menggelengkan kepalanya. "Besar sekali nyalimu, Dani."

"Nah, jadilah waliku - maksudku, aku melakukan sesuatu yang sangat berani dan patut diberi penghargaan." Matt menggelengkan kepalanya dengan acuh dan kembali membaca buku pelajarannya. "Aku akan membersihkan seluruh pakaianmu selama liburan." Masih tidak ada jawaban darinya. "Plus aku akan menggantikanmu untuk mencuci piring." Dan, kakak sialanku ini masih tidak bergeming. "Dan, aku akan membantumu membuatkan cheatsheet untuk quizmu selama tiga bulan."

Matt menoleh kearahku dan tersenyum dengan senyuman iblisnya. "Deal," ujarnya menyalamiku. "Kapan aku harus menemui kepala sekolahmu?"

Aku memutar bola mataku dan menatap tanganku dengan sedih. Goodbye my beautiful hands. Aku teringat pernah melihat Matt membuat cheatsheetnya hingga satu lembar penuh. "Besok pagi," ujarku dengan lemas.

"Oke. Besokan aku akan menemuinya. Dan omong - omong adik kecil - minggu depan aku sudah ada quiz dan bukankah lebih baik kau mulai menyicilnya sekarang?"

Iblis. Dia benar - benar iblis. Bagaimana semua orang bisa menyukainya dan mengatakan kalau dia adalah orang yang baik? Padahal, dibalik itu semua kelakukaannya benar - benar menakutkan.

"DANI!" teriak suara cempreng kembaranku. "Giliranmu mencuci piring."

Aku memutar bola mataku. Jangan pernah kau terpesona dan tertarik dengan orang tampan yang memiliki wajah malaikat. Karena di balik itu semua, mereka benar - benar menakutkan.

*******


Aku berdecak sekali lagi, ketika harus menunggu Matt berbincang kepada sekumpulan perempuan. Aku menghitung sudah lima kali sejak kami masuk sekolah - kami harus berhenti karena gerumbulan para jock dan perempuan centil menghadang Matt dan aku harus menunggu kakakku tersayang untuk berbincang - bincang dengan para penggemarnya.

"Matthew!" teriakku dengan jengkel.

"Sebentar, Dani!" ujarnya memegang lenganku. "Kita bisa berbincang lagi nanti sore."

Matt tersenyum kepada temannya dan segera menarik tanganku menuju ke ruangan kepala sekolah. Matt mengetuk pintu dan suara geraman kepala sekolah yang sudah sangat kukenal menyuruh kami untuk masuk. Wajah muram kepala sekolah Lim yang muram segera tergantikan dengan wajah berbinar ketika melihat mantan murid kesayangannya datang.

"Matthew Spring," ujarnya langsung berdiri. "Apa kabar?"

Matt menarikku untuk duduk di sofa, seolah - olah dia sudah terbiasa untuk duduk di tempat ini. Lalu, Matt dan kepala sekolah Lim berbincang - bincang layaknya seperti sepasang sahabat lama. Oh yeah. Tentu saja! Karena sudah terdengar gosip sejak lama kalau kepala sekolah Lim sangat memuja Matt.

His Royal Bride (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang