CAMERON'S POV
LG_Ben: Dani.. apakah kau disana?
d.spring: Heiya, Ben. Kita sudah lama tidak berbincang – bincang dan aku sangat merindukanmu. *kiss
Aku memejamkan mataku dan menghela nafas panjang. Kau harus melakukannya Cam. Kau harus melakukannya. Kau tidak bisa berperan menjadi dua orang berbeda dalam hidup Dani.
d.spring: Hello, Ben. Apa kau masih disana?
LG_Ben: Ya. Bagaimana dengan kabarmu dan anak perdana menteri itu? Apakah kau sudah mulai menyukainya?
d.spring: Oh.. ya katakan hello juga pada laptop baruku. Cam membelikannya beberapa hari lalu sebagai hadiah kelulusan ujian pertamaku. And... tentang Cam <blush> Dia mengatakan kalau menyukai diriku. Oh my Gawd. Kurasa aku akan mati sangking senangnya. Hei, Ben kurasa aku juga menyukainya.
Aku merasakan euforia kebahagiaan yang tidak dapat kujelaskan ketika membaca tulisan Dani yang berkata kalau dia mulai menyukaiku. Aku menekan bibirku berusaha untuk tidak berteriak sangking gembiranya.
d.spring: Pertama kali kukira dia hanyalah anak orang kaya yang arogan dan seenaknya sendiri. Ya, dia memang seenaknya sendiri tapi sifat positifnya lebih banyak dibandingkan sifat negatifnya. Saat dia menatapku, aku seperti merasakan dia bisa membaca isi hatiku. Saat dia tersenyum, secara tidak sadar aku juga akan ikut tersenyum.
LG_Ben: Kau benar – benar menyukainya?
d.spring: Tentu saja aku menyukainya. Hanya orang bodoh yang tidak akan menyukai Cameron LeGross. Dia adalah keturunan bangsawan, tapi dia mau berbaur dengan orang tuaku. Dia rendah diri, baik dan memiliki hati yang tulus.
Sekarang, giliranku yang merasakan wajahku memanas mendengar komentar Dani tentang diriku. Dia terlalu meninggikan diriku, padahal aku adalah seorang bodoh dan pengecut.
LG_Ben: Dani....
d.spring: Ben??
LG_Ben: Kurasa ini merupakan chatting kita yang terakhir
Dani tidak langsung membalas chattingku. Kurasa aku bisa menebak jalan pikirannya – dia terlalu terkejut membaca pesanku hingga dia tidak bisa memikirkan hal lainnya.
d.spring: Maksudmu?
LG_Ben: Aku tidak bisa lagi menjadi temanmu Dani
d.spring: Mengapa? Apa aku melakukan kesalahan Ben?
Aku menggelengkan kepalaku secara tidak sadar. Pikir, Cam. Tentu saja Dani tidak akan menerima keputusanmu tanpa suatu alasan. Dan, dia bisa menjadi perempuan berbahaya ketika tidak mendapatkan kejelasan.
LG_Ben: Karena kau adalah tunanagan dari Cameron LeGross. Suatu saat nanti, saat ujianmu telah selesai dan kau menjadi tunangan sah LeGross – semua wartawan pasti akan sibuk mencari informasi tentang dirimu. Dan, bagaimana pemikiran mereka ketika mengetahui kalau kau bersahabat baik dengan seorang pria tidak dikenal di internet?
d.spring: Aku tidak peduli dengan pandangan mereka
LG_Ben: Tapi, kau peduli dengan nama baik LeGross. Mungkin, tunanganmu tidak akan marah saat kau jelaskan tentang diriku tapi dia tidak mungkin senang. Pikirkan baik – baik Dani! Kau harus memilih antara dirku atau LeGross. Dan, sebagai temanmu aku hanya berusaha membantumu
Dani tidak langsung membalas perkataanku. Aku ingin membunuh diriku sendiri karena mempermainkan perasaan Dani. Aku terlalu pengecut untuk berterus terang kepadanya kalau aku adalah Ben karena teringat perkataanya yang mengatakan kalau orang yang paling dibencinya adalah seorang pembohong dan aku tidak ingin dia meninggalkan diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Royal Bride (FINISH)
Fiksi RemajaCameron LeGross bertekad untuk menemukan calon istrinya sendiri, tanpa bantuan orang tuanya. Menuruti kata temannya, dia menggunakan chatting room untuk menemukan jodohnya. Pilihannya jatuh kepada Daniella Spring yang tomboy. Dengan gangguan dari pa...