Awal

120 8 6
                                    

*n permulaan dari segala sesuatu. Bencana atau berkah.
.
.
.
Airen kini sepenuhnya menetap, satu atap, satu ruang yang sama. Gue liat dia begitu bersinar, ceritanya penuh warna. Mengenai mimpinya, keinginan, dan rasa yang sedang ia nikmati sekarang.

He's a good boy,
Semua orang menyukainya, padahal baru dua Minggu disini. Remaja yang ceria, serta pandai merayu. Bahkan induk semang aja rajin betul memujinya, pasalnya kopi buatan Airen di sukai bapak kos.

Seperti pagi ini ketika gue baru beli bubur, Airen sudah rapi dengan kostum setelan kemeja berwarna hitam. Membuat dua cangkir kopi untuk kami, padahal secara jujur gue gak bisa minum kafein. Tapi.. hanya untuk adik gue ini, entah kenapa jadi pengecualian.

"Pasangan apa'an nih, masa bubur sama kopi. Gak singkron gini, Ren." Usilku, mau buat dia ngambek.

"Ihh, Kak Praga. Anggap saja kita lagi sarapan gandum, macam di Eropa gitu hehe." Dia malah tersenyum, yah jail gue gagal.

"Oke-oke, terserah. Hmm, hari ini juga kerja sampai sore?" Airen mengangguk, menyuapi bubur masuk kedalam mulutnya lalu menyendok ke mulut gue. Gue menolak, tapi ekspresinya merengut, mau tidak mau dimakan juga.

"Kayanya sampai malam,"

"Lahh, kok gitu?"

"Bang Bara sakit, jadi aku harus ganti'in beliau Kak."

"Ck, ya gak bisa gitu dong! Lu--" kalimat gue terhenti karena suapannya ke mulut. "--adik gue, gak boleh kerja romusha sama si Firaun Rei. Kalau sam--!" Dia nyuapin gue lagi, melototlah sebel aing lagi khotbah Kamis ini.

"Kak Praga gak usah cemasin aku, lagian wajarlah menurutku sih, berarti Ir' sudah dipercaya sama Bang Bara dan Kak Rei di bagian barista." Dia masih semuringah aja, kok gue berasa jadi antagonis sekarang.

Wajah kesel gue gak bisa disembunyikan, jadi tuh mangkuk bubur gue ambil dan makan sendiri. Biar Airen buka bungkusan baru, sebel gue gak suka dibantah. Tapi tuh bocah malah ngeliatin terus, wajah tampannya malah bikin makin kesel. Sialaaan!

Zrrrr zrrrrt!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zrrrr zrrrrt!

Hape gue geter, chating kerjaan lagi. Tangan sama otak gue fokus, lumayankan lagi sepi orderan eh' pucuk dicinta ulam pun tiba. Gue bales acara janjian di cafe jauhan dikit dari kampus, atau tempat kerja Airen.

"Dari siapa?"

"Hm?" Sorry lagi fokus, bentar.

"Ck. Dari siapa?" Nada suara Airen aneh, kok judes begitu. Gue lirik tuh abege, kali aja lagi puber tapi kenapa dia malah kaya orang...

"Oh, a... Temen gue." Aneh ni bocah.

" Aneh ni bocah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JUAL CINTA BENTUK SKRIPSI 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang