Chapter 7

806 93 1
                                    

"Darimanakah asalmu, gadis muda?"

"Aku berasal dari Ilsan." Jawab Yoona tenang.

Terdapat jeda sebelum Sung Rok mengomentarinya, "Luar biasa. Pasti kau bekerja keras hingga bisa sampai ke kota Seoul ini."

Yoona tak mengerti dengan apa yang terjadi. Tetapi pandangannya tak dibiarkan lepas dari Sung Rok sampai Namjoon menginterupsi mereka berdua. Pria itu mengambil inisiatif untuk menghalangi pandangan Sung Rook terhadap Yoona dan melipat tangan.

"Bukankah kita harus menemui Gong Yoo sunbaenim untuk memberikan ucapan selamat untuk pameran ini?"

Akhirnya Sung Rok tersadar, dan matanya berkeliling kesekitar, "ah, benar. Mari kita cari dia. Kebetulan aku tak bisa lama karena ada urusan mendadak."

"Aku akan menemanimu, Namjoon," Soo Hee tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mengunci jemarinya pada lengan Namjoon,"akan kutunjukkan beberapa lukisan yang kusukai setelah itu."

"Kalau begitu aku akan mengambil buket bunga yang sudah kita pesan, Sajangnim. " Yoona berdiri dan meninggalkan mereka didalam ruangan sebelum Namjoon sempat memberikan jawaban. Tetapi langkahnya terhenti ketika Soo Hee memanggilnya dari belakang.

"Tolong ambilkan juga sebotol Mari Juana kalau kau kembali. Sampanye yang kau ambil tadi adalah merk murah, tidak perlu kau suguhkan pada seorang CEO seperti Kim Namjoon. Sebagai sekretaris seharusnya kau mengetahui seleranya."

Namjoon tampak tidak menyukai seringaian yang diberikan Soo Hee untuk Yoona, sehingga dia menepuk jemari Soo Hee yang berkeliaran disekitar lengannya, "yang tidak kusukai, adalah sikap tidak bermurah hati Soo Hee-ssi. Tidak ada sampanye murah disini, Gong Yoo sunbaenim adalah orang yang sangat peduli terhadap kesenangan para tamunya."

Yoona gagal menyembunyikan kemenangannya, lantas dia tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala sebelum meninggalkan orang-orang kaya itu. Tak ada lagi yang dia dengar dibelakang, selain makian Sung Rok terhadap puterinya yang sudah bertingkah tersebut.

Diluar hujan mulai turun. Sambil memegangi payungnya, Yoona berpikir dengan keras. Pandangan Sung rok terhadap dirinya tentu mengatakan bahwa pria itu mengenalinya. Tapi, mengapa Yoona tak mengenalinya juga?

"Atas nama Kim Namjoon." ujar Yoona pada kasir, menyudahi pikiran anehnya yang bersemayam. Sebuket bunga lili besar diberikan padanya lengkap dengan ucapan selamat. Toko bunga itu hanya berjarak lima blok dari gedung pameran. Berada di tempat paling pojok dan bertepatan dengan jalan setapak.

"Ini pesanannya."

"Terima kasih." Yoona kemudian berlalu dengan wajah yang masih ditekuk, hendak berbalik menuju gedung pameran. Hujan turun semakin deras dan menghalangi pandangan wanita itu. Sepatu hak tingginya mulai basah sehingga dia merunduk untuk melihat seberapa—

"Permisi!" Tiba-tiba seseorang menariknya ke arah yang berlawanan. Menyeretnya hingga Yoona terpojok disudut jalan setapak kecil yang sepi dan sempit. Payungnya terlempar ke sembarang arah, dan buketnya telah dirampas olah orang tersebut. Oh, bukan seseorang! Ada empat orang yang saat ini mengelilingi dirinya.

"Kau datang tempat yang salah." seru salah seorang dari mereka. Kemudian dia mengeluarkan secarik kertas dalam plastik kecil yang hendak diberikannya pada Yoona. Tetapi disisi lain, wanita itu tidak memberikan kesempatan. Dia terlanjur merasa dalam bahaya sehingga memutuskan untuk melawan mereka.

Wanita itu berhasil mendaratkan kepalan tinjunya pada orang disebelahnya hingga tersungkur. Dan satu tinju lagi pada yang lain. Lalu melempar high heels-nya pada yang lain lagi, dan menggunakan kesempatan itu untuk menendang selangkangannya.

CEO Nair Coorp. | Kim Namjoon x Im YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang