Seseorang dengan beberapa garis keriput disekitar dahi dan matanya memandang penuh prihatin pada Yoona yang sibuk bicara melalui telepon dan tumpukan kertas yang dia rapikan diatas meja. Wanita itu tampak kesulitan sehingga beberapa laporan jatuh kebawah sementara Yoona meminta si pemilik panggilan mengulang kalimatnya.
"Apa yang kau katakan? Tidak, tidak! Aku tidak dibuat sulit oleh siapapun, hanya saja ini.. Taehyung, aku akan langsung menemuimu begitu aku selesai dengan pekerjaanku. Demi Tuhan, tempat tinggal kita bersebelahan bukan?"
Wanita itu itu merunduk dan mengambil laporan yang terjatuh, Yoona terkejut dan membungkukkan tubuhnya berkali-kali sementara dia menutup panggilan secepat mungkin.
"Auuhh, terimakasih bantuannya bibi! Aku sedang agak dikejar waktu sekarang."
"Tidak masalah. Kau.. sekretaris barunya Kim Namjoon Sajangnim?"
"Ya," jawab Yoona buru-buru membereskan kertas laporan dan berdiri lagi didepan wanita itu dengan kedua jemari terjalin, "benar. Apa kau—maaf, kau dari divisi mana?"
"Oh, na-namaku Shin Young. Aku hanya seorang penjaga di ruang filling." kata Shin Young sedikit kikuk saat Yoona mengulurkan tangannya. Dia gugup entah mengapa.
"Ah, bibi Shin Young, senang bertemu denganmu. Kenapa kau ada disini? Apa ada yang kau butuhkan dari Namjoon Sajangnim? Dia sedang berganti pakaian, kami sebentar lagi akan pergi menuju sebuah pameran seni."
"Tidak tidak. Silakan lanjutkan kegiatan kalian, aku hanya kebetulan lewat saja."
"Tapi.. sepertinya kau membutuhkan sesuatu?"
"Tidak, sungguh! Aku hanya ingin melihat langsung, kata orang-orang, sekretaris Sajangnim yang baru sangat cantik. Kurasa mereka benar."
Yoona tertawa meski dia menganggap pujian itu sedikit aneh. Kalimat itu dikatakan Shin Young terlalu canggung, hingga dia merasa bahwa wanita itu terpaksa mengatakannya daripada berterus-terang mengenai apa yang dia butuhkan.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Silakan kembali jika ada yang kau butuhkan nanti, bibi."
Bibi Shin Young lalu tersenyum lega menatapnya, "tentu. Tidak ada yang kubutuhkan selama kau baik-baik saja."
"Ya? Ap-apa?" Yoona sedang merunduk untuk mengganti sepatunya ketika dia mendengar Shin Young berbicara.
"Tidak ada. Pergilah, Namjoon akan mencarimu jika kau lama disini."
"Dia bahkan belum keluar, apa yang barusan kau katakan?"
Urung berbicara lagi, Shin Young mengusap kepala Yoona penuh kasih, "tidak ada, jangan dipikirkan. Kau mirip dengan anakku, nona Im. Senang bertemu denganmu, kuharap kita bisa jadi lebih dekat setelah ini."
**
Namjoon tahu wanita disampingnya sedang kesal pada dirinya.
Sepanjang perjalanan Yoona tidak membuat pembicaraan apapun selain menjawab pertanyaannya sesingkat mungkin. Senyumnya hanya akan keluar jika Namjoon meminta. Atau lebih tepatnya memberi perintah. Membuat suasana cukup canggung sampai Namjoon memarkir mobilnya didalam basement sebuah gedung pameran seni.
"Kau marah padaku?" tanya Namjoon melepas seat belt milik Yoona sebelum wajah mereka berhadapan. Wanita itu memundurkan wajahnya secara refleks.
"Karena apa?"
"Melarangmu bertemu dengan teman priamu malam ini."
Daripada dikatakan marah, sebenarnya lebih cocok kalau Yoona sedang kesal setengah mati. Dia sangat penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Taehyung malam ini, apa yang akan keluar dari mulut pria itu, pasti ada kaitan dengan masa lalunya. Tapi si brengsek didepannya sekarang memaksanya untuk pulang larut. Jadi Yoona harus mengikuti keinginan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Nair Coorp. | Kim Namjoon x Im Yoona
FanficHarum tubuhnya mendefinisikan kekayaan dan kekuasaan sekaligus. Yoona-hampir saja jatuh hati kalau tidak ingat bahwa pria itu adalah CEO di Nair Coorps. Perusahaan dimana seharusnya Yoona-lah yang menjadi ahli warisnya. "Apa kau akan berdiri disitu...