Chapter 14

1K 88 12
                                    

"I-Iya, aku pernah mendengarnya dari paman Dong Wook tentang itu. Lalu..?"

"Dengarkan aku baik-baik," Taehyung melipat tangan dan mencondongkan tubuh kedepan Yoona agar suaranya terdengar meski dalam volume kecil, "kau ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian dalam keadaan tidak sadarkan diri dan jatuh sakit selama beberapa hari. Dalam sakitmu, kami bingung luar biasa karena kau terus meracau hal-hal yang tidak jelas. Itu sebabnya ayahku mengirimmu ke praktik psikiatri."

Yoona mulai merasa keadaan di sekelilingnya mulai gelap,"aku-aku tidak ingat apapun, Tae. Tolong katakan apa yang aku racaukan?"

"Kau sering bilang ada hantu, malaikat kematian, dan hal-hal ganjil lainnya. Anehnya kau mengingat kejadian lain sebelum hari itu. Seperti kenangan masa kecil dan mata pelajaran sewaktu kuliah. Oleh karena itu kami memutuskan untuk melihat perkembanganmu lebih lanjut. Tapi kau tidak menunjukkan gejala lain kecuali tenggelam dalam kesedihanmu setelah paman tiada. Jadi ayahku mengajak kita pindah ke Ilsan sejak saat itu."

Taehyung meraih kedua tangan Yoona erat-erat. Menatapnya dalam-dalam.

"Yoong, aku tidak ingin mengatakan apa yang kutakutkan tapi.." suaranya terdengar parau saat Yoona mematung dalam genggamannya, "ada kemungkinan kalau kau adalah saksi mata pembunuhan ayahmu sendiri."

Amnesia disosiatif. Hilang ingatan secara parsial. Suatu kondisi yang terjadi pada seseorang akibat peristiwa traumatis berat dan stress yang dialaminya pada suatu waktu. Otaknya memblokir semua informasi yang berkaitan tentang kejadian itu. Sehingga tidak mengingat apapun yang terjadi hanya saat itu.

Yoona saat ini, tidak mempercayai apa yang baru saja dikatakan Taehyung tentang dirinya.

"Taehyung.. Katakan padaku sekarang kalau kau sedang mabuk."

Menimbang ada beberapa gelas soju disamping piring pria itu. Meski kecil kemungkinannya karena Taehyung bahkan belum menenggak satu botol itu hingga habis.

"Jika benar seperti itu, sudah pasti mereka akan berusaha untuk melenyapkan-brengsek! Kenapa otakku lambat sekali menyadarinya!"

Yoona tidak ingin mendengar penjelasan Taehyung lagi. Dia merasa merasa kacau sekarang. Kepala bagian belakangnya nyeri mendadak.

"Aku harus menemui Bibi Shin Young lagi." Katanya kemudian. Taehyung tidak menyetujui ide itu. Jelas, bahwa ia tidak ingin berlomba dengan waktu. Dan mereka tidak mengetahui secara pasti siapa dalang atas tragedi pembunuhan beberapa tahun silam.

Ini pembunuhan kelas kakap. Yang dibumbui oleh motif politik dan kekuasaan. Berusaha mengungkapnya dan menyeret kasusnya ke pengadilan sama seperti memindahkan mata air dari gunung ke dataran gersang.

"Sial, aku harus kembali ke asrama sekarang." Taehyung segera bangkit dan merapatkan mantel milik sepupunya.

"Maafkan aku, Yoong. Aku tidak berniat menyembunyikan apapun darimu. Kau adalah satu-satunya keluargaku selain ayah. Dan kalau bisa, aku akan membawamu pergi dari sini sekarang juga."

"Taehyung, tapi-"

"Siapkan kopermu malam ini, aku akan memilihkanmu jadwal penerbangan paling cepat besok pagi."

Tidak ada tawar-menawar. Mereka pulang ke apartment dan berpisah di ujung lorong. Yoona kemudian melangkahkan kakinya dengan gontai menuju kediamannya. Yang hanya terpisah lima blok dari apartment milik Taehyung.

CEO Nair Coorp. | Kim Namjoon x Im YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang