Orang itu akhirnya membalas email Sung Rok.
Kau yang melanggar perjanjian, brengsek. Tindakan ini sudah diluar perjanjian. Jadi kau tak bisa menuntut apapun dariku.
Sung Rok menghela napas panjang, lalu membanting ponselnya ke lantai. Bukan salah pria itu. Ia dan Gwa Hyo yang kelewat picik. Tapi aksi kali ini tidak akan semudah dulu. Sekarang dia harus menghadapi Kim Namjoon. Sung Rok bukannya takut tanpa alasan padanya.
Pertama, Namjoon adalah pria yang sangat cerdas. Pria itu memang bersekolah di jurusan bisnis. Tapi IQ-nya yang kelewat tinggi membuat ia cepat memahami suatu hal yang mungkin bagi beberapa orang masih membutuhkan analisa lebih lanjut. Sung Rok pernah dibuat terkagum-kagum saat ia tahu pria itu pernah membantu Yoongi memecahkan kasus pembunuhan berantai. Sehingga sudah pasti, Namjoon memahami banyak pola dalam pembunuhan. Kedua, Namjoon memiliki begitu banyak koneksi. Bukan berarti Sung Rok tidak memilikinya. Tapi koneksi yang dibangun Namjoon adalah lintas teritorial. Lintas kebutuhan. Ia membangun simbiosis mutualisme yang luar biasa dengan kliennya. Sehingga wajar saja Gwa Hyo memintanya turun lebih cepat untuk memimpin Nair Corp. Dan Namjoon sudah memiliki kerajaan bisnis sendiri sebelum turun ke perusahaan pemasok senjata terbesar di Korea itu. Ketiga, Namjoon adalah aktivis sosial yang sudah dikenal dikalangan masyarakat dan media. Ia bahkan lebih berjiwa heroik dibandingkan ayahnya sendiri. Sehingga mencari masalah dengannya berarti sudah siap dengan menghadapi penurunan popularitas di media.
Singkat kata, Namjoon adalah ancaman bagi mereka yang memiliki banyak bisnis kotor dibelakang panggung. Mau, atau tidak mau mengakuinya.
"Pastikan wanita itu tidak selamat! Apa kau menabraknya cukup keras?"
Anak buahnya menunduk takut-takut, "Baik bos. Err.. Kurasa sudah. Aku cukup yakin perempuan itu akan mati dalam waktu dekat ini."
"Baiklah," Sung Rok lalu merenggangkan ototnya sebentar, "kalau begitu kita harus bersiap untuk menghibur orang yang patah hati."
**
Lengan baju Taehyung penuh dengan bercak darah. Ia tidak meninggalkan Yoona sekalipun semenjak masuk unit gawat darurat hingga dipindahkan ke ruang periksa. Dering ponsel sudah berbunyi dari saku celananya beberapa kali semenjak setengah jam yang lalu.
"Kau harus mengangkatnya jika itu penting." Yoongi muncul dan menyodorkan sebotol minuman energi padanya.
"Yoona adalah yang terpenting saat ini."
"Kau pacarnya?" tanya sang detektif sambil menenggak minuman miliknya,"sepertinya Namjoon punya saingan sekarang."
"Aku berharap aku.. memang saingannya."
Yoongi tidak begitu mendengarkan gumaman itu. Bukan urusannya.
"Sebentar lagi Namjoon datang. Aku bisa menunggunya beberapa saat lagi. Pergilah jika memang kau harus pergi."
Sial. Taehyung tidak bisa memilih. Ia akan diskors jika berulang kali ijin pada jam pelatihan seperti sekarang. Tapi Yoona saat ini membutuhkannya. Ia tidak bisa meninggalkan sepupunya itu sendirian.
Beruntung ia masih menunggu, karena tidak lama kemudian dokter keluar. Disusul dengan tubuh Yoona yang dipindah dari sana.
"Bagaimana hasilnya dokter?"
"Dia nyaris mengalami gegar otak. Untungnya tidak sampai separah itu karena respon motoriknya ketika kecelakaan terjadi cukup cepat. Tapi Yoona-ssi harus beristirahat sampai setidaknya satu minggu kedepan. Kami akan membawanya ke ruang rawat inap sekarang. Permisi."
Taehyung seperti baru saja menukik turun dari sebuah roller coaster. Berita dari dokter barusan cukup memuaskan. Setidaknya Yoona tidak mengalami-
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Nair Coorp. | Kim Namjoon x Im Yoona
FanficHarum tubuhnya mendefinisikan kekayaan dan kekuasaan sekaligus. Yoona-hampir saja jatuh hati kalau tidak ingat bahwa pria itu adalah CEO di Nair Coorps. Perusahaan dimana seharusnya Yoona-lah yang menjadi ahli warisnya. "Apa kau akan berdiri disitu...