"... Yoona-ssi."
Yoona sedang menghabiskan pir terakhirnya di piring ketika ia menemukan Namjoon sudah berdiri lagi didepan pintu dengan raut wajah yang sedikit aneh.
Ia mengangkat alisnya tinggi-tinggi keheranan,"cepat sekali kau kembali? Jangan bilang kau merindukanku, Namjoon."
Tetapi sebelum sempat pria itu menjawab, sesosok lain muncul tepat dibelakang Namjoon dan tersenyum padanya. Wanita tersebut sudah melewati usia mudanya tetapi aura yang terpancar begitu kuat menyambut Yoona.
"Oh wow, aku ingin tahu siapa yang anakku rindukan selain aku?" tanyanya diselingi tawa. Sukses, membuat Yoona terbatuk dalam kunyahan pirnya.
Ia dan Namjoon saling berpandangan. Melempar kode tapi tak ada yang bisa menangkap. Tergagap dan hilang kata-kata sampai akhirnya Yoona sendiri yang berinisiatif untuk merundukkan kepala seraya bangkit duduk untuk memberi salam.
Si brengsek ini. Umpatnya dalam hati.
"Aku tahu kau memaki," bisik Namjoon sembari membantu Yoona membenarkan infus, "tapi ini terjadi diluar kendali. Dia menemukanku dibawah dan memaksa untuk kembali kesini."
"Ah, selamat malam, bibi." sapa Yoona berpura-pura tak mendengar Namjoon disampingnya. Hye Kyo tersenyum lagi dan menarik kursi untuk duduk.
"Lihat? Bahkan anakku tidak mempersilakanku duduk malam ini. Biasanya dia memperlakukanku seperti ratu tapi tampaknya ini tidak berlaku ketika- astaga wanita muda! Apa yang sudah terjadi padamu?"
Reaksinya agak terlambat. Namjoon mengurut pelipis melihat Ibunya meringis dan berusaha menyentuh luka kering yang terdapat disekitar lengan Yoona tertutup pakaian.
"Aku mengalami tabrak lari- bibi, perkenalkan, namaku Yoona."
Apakah ada yang lebih canggung daripada ini?
"Eyy, kau bisa memanggilku dengan sebutan ibu kalau kau mau, Yoona-ssi."
Mendengarnya, rahang Namjoon bahan terbuka lebar hingga nyaris terjatuh sampai lantai.
"I-Ibu?" ulang Namjoon tidak percaya. Sepanjang sejarah percintaannya, wanita itu tidak pernah meminta dipanggil Ibu oleh semua kekasih Namjoon yang pernah bertemu dengannya.
"Ehm-Itu karena usiamu Kim Namjoon. Kuharap dia yang terakhir!"
Entah mengapa, kata yang terakhir dalam kalimat Hye Kyo membuat Yoona sedikit terganggu. Ia menoleh pada Namjoon dan mendapati pria itu tak bisa berkata-kata.
"Apa aku pernah bertemu denganmu sebelumnya, Yoona-ssi?"tanya Hye Kyo kemudian, menilik penampilan Yoona seperti menilai sebuah selai cokelat kemasan didalam supermarket, "kau terlihat.. familiar bagiku."
Namjoon dan Yoona berpandangan lagi. Ya, mungkin saja mereka pernah bertemu di tengah jalan atau di sebuah museum.
"Aku pindah dari Seoul ketika usiaku 15 tahun, bibi-maksudku Ibu. Setelahnya aku menetap di Ilsan dan baru kembali saat mendapat pekerjaan di Nair Corp."
Hye Kyo kemudian mengangguk-angguk mengerti. Mungkin saja ia salah lihat. Atau mungkin wajah Yoona sedikit.. pasaran? Tapi itu tidak masalah. Selama anaknya mencintai wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Nair Coorp. | Kim Namjoon x Im Yoona
Hayran KurguHarum tubuhnya mendefinisikan kekayaan dan kekuasaan sekaligus. Yoona-hampir saja jatuh hati kalau tidak ingat bahwa pria itu adalah CEO di Nair Coorps. Perusahaan dimana seharusnya Yoona-lah yang menjadi ahli warisnya. "Apa kau akan berdiri disitu...