Part 18

278 32 8
                                    

╓ Eighteen╖

Hari sudah mulai gelap tapi Irene masih terus merenung ditemani lampu taman. Wajahnya sudah membengkak karna menangis dari tadi. Irene bahkan tidak berubah posisi dari tadi hanya duduk diam menatap kosong ke depan.

Sampai dari kejauhan dia menangkap seorang laki-laki yang sangat dikenalnya mendekat ke arahnya, memeluknya erat.

"Sayang" Dapat Irene rasakan bahunya basah, Jaehyun menangis.

"Maafin aku.. sungguh maafin aku"

"Kamu salah paham sayang" Irene bahkan tidak membalas pelukan Jaehyun

"Sayang~" Irene hanya diam dari tadi di dalam pelukan Jaehyun

"Aku sangat khawatir sama kamu, kamu gak papa? Ada yang terluka baby?" Jaehyun melonggarkan sedikit pelukannya dan menatap wajah menyedihkan kekasihnya

"Pulang Jae" ucap Irene datar, Jaehyun menggeleng

"Kita makan dulu ya? aku yakin kamu belum makan sayang"

"Gak Jae, kamu sudah nyakitin aku.. kamu bermain di belakang aku? kamu berbohong sudah pernah bilang kalau kamu gak akan bosan sama aku!" tangis Irene mulai pecah lagi, Jaehyun panik.

"Gak sayang, aku sangat mencintaimu. Aku gak pernah khianatin  kamu,percayalah"

"Mau mengelak apa lagi Jae? Kamu berciuman dengan wanita itu hiks.... hatiku rasanya kaya tercabik melihatnya"

"Maaf sayang, maaf.. please honey...sungguh aku gak selingkuh sama dia. Dengarkan penjelasanku dulu"

"Sudah ya Jae, sebaiknya kita batalin aja pernikahan kita. Anggap kita hanya pernah mengenal biasa saja" Irene ingin melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya tapi dengan cepat Jaehyun menahannya.

Jaehyun langsung berlutut di bawah kaki Irene saat ini. Dirinya sangat marah kepada dirinya sendiri. Seharusnya secepatnya ia usir Rose sedari tadi.

"Sayang aku mohon.. jangan lakukan ini, aku sangat mencintai kamu, aku bisa mati kalau ga ada kamu. Please~ dengarin aku"

"Kita batalkan aja Jaehyun, kamu mencintai wanita lain sekarang"

"GAK! Aku gak akan mau! Jangan pernah bicara seperti itu, aku gak akan pernah membatalkannya. Aku akan menjelaskannya beri aku kesempatan sayang, aku mohon~"

Irene menatap iba ke arah Jaehyun yang berlutut dihadapannya. Laki-laki itu mengenggam tangannya erat dan menenggelamkan kepalanya di lutut Irene. 

"Jelaskan" kata Irene singkat, Jaehyun langsung mengangkat kepalanya menatap Irene berbinar.

-

Jaehyun menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada Irene. Irene meneteskan air matanya karena merasa bersalah. 

Dia pergi begitu saja, ingin mengakhiri hubungan mereka tanpa mendengar penjelasannya dulu. Dirinya merasa egois sekarang. Irene memeluk erat leher Jaehyun, menangis kencang.

"Kenapa malah menangis hm?" Jaehyun dengan lembut sambil mengusap pelan punggung gadisnya ini.

"Maafin aku sudah egois Jaehyun hiks, aku gak mau dengarin penjelasanmu lebih dulu"

"Ssstt sudah ya, ini juga salahku sayang.. maafin aku"

"kita pulang dulu ya, kamu pasti lelah seharian ini"

Jaehyun merasakan Irene mengangguk dalam pelukannya. Jaehyun menggendong Irene ala bridal style ke mobilnya. Saat sudah masuk di mobil, Jaehyun memasangkan seat belt untuk kesayangannya ini.

Mengusap lembut pipinya, menghapus jejak air matanya. Irene bisa melihat betapa berantakannya Jaehyun. 

Kemeja kerjanya kusut, jasnya yang entah kemana, dasi miring, tiga kancing teratas terbuka memperlihatkan dada putih mulusnya, wajah letih dan mata sembabnya. Irene merasa bersalah.

Selama di mobil Irene bersender pada lengan Jaehyun mengendalikan gigi mobil. Sesekali Jaehyun mengecup puncak kepalanya dan mengelus tangannya. Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah restoran.

"Makan dulu sayang. Aku gak mau kesayangan aku sakit" Jaehyun melepaskan seat belt Irene dan mau turun untuk membukakan pintu untuk Irene tapi tangannya ditahan.

#CUP

Irene dengan tiba-tiba menarik tengkuk Jaehyun mendaratkan ciumannya di bibir. Irene mulai melumat lembut bibir Jaehyun. 

Jaehyun terdiam tanpa membalas ciuman Irene, menikmati permainan gadisnya ini.

Dirasa cukup Irene melepaskan ciumannya menatap Jaehyun dengan pipi bersemu merah. 

"Aku cuma mau menghapus jejak wanita itu di sana, maafin aku" Irene menunduk. Jaehyun tersenyum gemas dengan gadis di depannya ini.

"Masih kurang"

Belum sempat Irene menjawab Jaehyun terlebih dahulu menciumnya ganas. Jaehyun melumat bibir itu habis-habisan, menggigit kecil bibirnya sehingga Irene membuka mulutnya mempermudah Jaehyun menjamah rongga mulutnya.

Dalam hati Irene menjerit dengan kelakuan Jaehyun. Ia lupa, Jaehyun memiliki hormon yang cukup tinggi. 

Kalau dicium sebentar seperti tadi pasti tidak akan puas. Irene pasrah dan ikut terhanyut dalam ciuman panas yang lelakinya ciptakan.

Irene bahkan tidak tau sejak kapan dia sudah berada di pangkuan Jaehyun dalam keadaan masih di dalam mobil. Lidah mereka masih tertaut, bahkan suara erangan kecil mulai terdengar.

Irene mulai sesak kehabisan nafas memukul dada Jaehyun keras menyadarkan laki-laki itu.

"Hoshh hosshh hoshh" nafas mereka berdua memburu

"Kamu mau bunuh aku?" tanya Irene galak

"hehe, makasih sayang" Jaehyun hanya terkekeh melihat bibir Irene agak bengkak.

Irene mengancing dua kancing teratas kemeja Jaehyun. Menyisir rambut hitam tebal milik laki-laki  itu, lalu mengusap pelan pipinya.

"Berantakan jadi aku rapiin" Irene mengusap pipi Jaehyun lembut. 

Jaehyun tersenyum lebar menampilkan kedua lesung pipinya.

Brrrrrrrrrrrrr *suara perut Irene

"Astaga aku lupa, ayo makan kamu pasti lapar"

-

-

-

TBC~

Boyfriend and Girlfriend (Jaerene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang