"Kalau begitu katakan pada Prem jika kau menyukainya"
"Apa kau gila ai Ohm. Ia akan menolak ku tanpa menunggu lama"
Boun mengacak-acak rambutnya. Meminta nasehat Ohm sama sekali tidak membantu.
"Bagaimana mungkin Prem mau dengan ku. Lihatlah aku, aku jelek dan dekil ai Ohm"
"Apa kau bodoh Boun. Kau punya banyak uang. Yang kau perlukan hanya perawatan. Dan aku yakin kau akan terlihat bersih dan tampan. Buang kacamata itu, sekarang sudah jamannya pakai softlens. Gunakan uang mu bodoh"
"Tapi aku ingin Prem menyukaiku apa adanya. Bukan karena aku tampan, kaya, atau apapun"
Rasanya Ohm ingin ikut mencak-mencak. Tapi ia harus sabar menghadapi sahabatnya yang bodoh ini.
"Kalau begitu rebut perhatiannya. Sebisa mungkin dekatinya. Menolongnya atau lakukan segala hal baik yang biasanya kau lakukan. Buat dia jatuh cinta denganmu"
"Apakah itu mungkin ai Ohm ?"
"Jika tidak dicoba kita tidak akan tahu hasilnya"
###############################
Di tempat lain.
"Phi aku ingin phi hentikan semua ini" Prem mengepalkan tangannya, menahan marah kepada Fluke. Ya Fluke seseorang yang mengaku kekasihnya.
"Sayang jangan bilang jika kau mulai menaruh hati dengan kutu buku itu"
"Kalau iya memang kenapa ?" Ucapan Prem benar-benar membuat Fluke marah. Ia melempar vas yang berada disampingnya hingga membuat Prem terkejut dan ketakutan.
Fluke pun mencengkram dagu Prem begitu kuat. Membuat Prem merintih kesakitan.
"Apa kau lupa siapa kau Prem ? Kau kekasih ku. Bukankah tidak seharusnya kau menaruh hati dengan orang lain ?"
Meskipun Prem sering dibilang lembut, tapi ia laki-laki. Ia memiliki kekuatan juga.
Prem melepas cengkraman Fluke sebelum akhirnya mendorong Fluke menjauh.
"Aku tidak pernah setuju untuk menjadi kekasih mu phi. Kau sendiri yang mengambil keputusan sepihak. Apa aku pernah menganggapmu lebih dari kakak ?"
Fluke benar-benar murka. Ia mencengkram erat bahu Prem. Prem tidak takut sama sekali. Meskipun ditatap begitu tajam oleh Fluke.
"Perhatikan ucapan mu Prem. Kau hanya milik ku. Dan aku tidak akan pernah membiarkan siapapun memilikimu"
Prem dengan keras mendorong Fluke, hingga cengkraman itu terlepas.
"Aku tidak akan pernah menjadi milikmu phi. Tidak akan" Prem bergegas meninggalkan basemen gang milik Fluke.
Ia harus segera pergi dari sini sebelum dia diseret Fluke untuk memuaskan nafsu gilanya. Ia tidak ingin berakhir seperti gadis-gadis itu. Disetubuhi kemudian dicampakkan. Ia masih punya harga diri.
Beruntungnya ia tidak pergi sendiri ketempat ini. Ia bersama dengan Nine Noppakao. Sepupunya. Kao menunggunya diluar.
############################
Boun tidak tau apa salahnya, baru saja sampai disekolah tapi ia sudah diseret oleh teman-teman Fluke. Ia mencoba melawan tapi ia hanya sendirian sedangkan mereka ada 8 orang.
Boun dibawa ke gudang belakang sekolah yang tidak terpakai. Ia dilempar begitu saja tepat dihadapan kaki Fluke.
"Kau benar-benar membuatku marah sialan" Fluke menendang perut Boun begitu keras. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali hingga Boun muntah darah.
"Sudah berapa kali ku bilang jauhi Prem" Fluke menjambak rambut Boun membuat Boun melihat ke wajahnya.
"Apa kau tuli HAH ?" Fluke menghantamkan kepala Boun ke tanah. Boun merasakan kepalanya berkunang-kunang.
"Aku akan membuat perhitungan dengan mu sialan. Agar kau berfikir dahulu sebelum mendekati Prem"
Fluke mengisyaratkan kepada teman-temannya untuk menghajar Boun habis-habisan.
Boun hanya bisa terbaring lemah. Tubuhnya dilempar kemana-mana. Rasa sakitnya sudah tidak terasa. Ia rasa ia akan pingsan.
Sebelum kegelapan menyelimutinya. Ia mendengar teriakan dengan suara yang begitu ia dambakan.
#############################
Saat ini Prem sedang ada dirumah sakit. Setelah menghentikan Fluke dan teman-temannya. Ia bergegas memanggil ambulans. Sekolah begitu heboh. Tapi ia tidak peduli. Keadaan Boun jauh lebih penting.
Ia yakin saat ini Fluke dan gangnya pasti kena hukuman dari kepala sekolah. Secara ia datang tidak sendiri, ia datang bersama beberapa guru.
Entah mengapa perasaannya tidak tenang sejak pagi. Ternyata ini maksudnya.
Beberapa menit menunggu ia melihat seorang laki-laki tinggi dan tampan berpakaian casual Dan seorang pria berbaju hitam.
"Apa kau yang bernama Prem ?" Prem tentu terkejut, ia tidak mengenal laki-laki ini. Tapi ia tau nama Prem.
"Aku sahabat Boun namaku Ohm. Dan yang kau telfon tadi adalah aku" Prem hanya mengangguk paham.
"Terima kasih sudah menolong Boun. Dan ini paman Lim serta bibi nam. Mereka pengasuh Boun selama orang tua Boun ada diluar negeri" Prem kembali mengangguk paham.
Sejujurnya Prem sudah tau siapa itu Boun. Putra satu-satunya penerus Guntachai. Ia hanya tidak ingin ikut campur, meskipun sebenarnya ia begitu penasaran kenapa Boun berpenampilan seperti kutu buku disekolah. Tidak sekali Prem melihat Boun naik bus. Padahal kekayaan orang tuanya melimpah ruah. Bekalnya pun sangat sederhana. Dengan kekayaan sebanyak itu ia bisa membeli seluruh kantin sekolah. Dan bahkan tidak akan jatuh miskin.
Sedangkan Ohm hanya mengamati Prem yang diam. Boun tidak salah jika jatuh cinta dengan Prem. Ia memang begitu manis, dan dari tingkah lakunya Ohm yakin Prem anak yang baik. Bahkan Ohm bisa melihat gurat kekhawatiran diwajah putih bersih Prem.
Tanpa sadar Ohm berjanji akan membantu Boun mendapatkan Prem. Boun pantas mendapatkan seseorang seperti Prem.
Tidak lama kemudian dokter keluar. Paman Lim segera bertanya bagaimana keadaan tuan mudanya.
"Tuan Boun mengalami luka memar diperut dan wajah. Beruntungnya organ dalam tidak apa-apa. Tetapi kaki kiri dan tangan kanan tuan Boun mengalami keretakan. Jadi untuk sementara harus di gips. Dan keadaan tuan Boun sendiri sudah stabil. Ia akan dipindahkan keruang rawat. Ada lagi yang ingin ditanyakan tuan ? Jika tidak ada ijinkan saya undur diri"
Paman Lim, Bibi Nam, Ohm, dan Prem mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya dokter itu pergi.
"Tuan Ohm saya harus menghubungi tuan dan nyonya untuk mengabarkan berita ini. Dan saya perlu mengurus ke sekolah tuan muda"
"Lakukanlah tugas mu paman. Biar aku dan bibi Nam yang menjaga Boun"
Setelah paman Lim pamit. Ohm meminta bibi nam untuk pulang dan mempersiapkan apa saja yang diperlukan Boun nanti. Bibi nam mengangguk dan membungkuk sebelum pergi.
"Apa kau ingin ikut dengaku nong melihat Boun ?"
"Apa boleh ?" Ohm tertawa mendengar pertanyaan Prem.
"Tentu saja. Kau kan sahabatnya juga. Lagipula kau menyelamatkan Boun. Ayo" Prem pun tersenyum manis sebelum akhirnya mengikuti Ohm keruangan rawat Boun.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yeaayy done 👏👏 please vote dan comments y kalau kalian suka 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You MINE
FanfictionKisah cinta seorang Boun Noppanut yang merupakan nerd disekolahnya dengan Prem Warut Chawalitrujiwong yang merupakan kekasih Fluke Pongsapat ketua gang preman yang setiap hari membully Boun. Akankah Boun bisa mendapatkan Prem ? Atau ia hanya akan m...