Sore itu Prem masih duduk di samping Boun. Boun sendiri masih belum sadar. Meskipun keadaannya sudah stabil.
Bibi Nam baru saja tiba dengan membawa tas besar, mungkin pakaian Boun. Sedangkan laki-laki bernama Ohm pergi untuk menjemput orang tua Boun. Paman Lim masih ada di sekolah.
Prem tidak tau apa yang akan terjadi dengan Fluke. Mungkin ia akan dikeluarkan dari sekolah. Tapi Prem sudah tidak peduli lagi.
Ponselnya bergetar. Ada sebuah telpon dari Kao.
"..."
"Aku di rumah sakit phi"
"...."
"Bukan aku phi yang sakit, tapi teman ku. Seseorang yang dipukuli oleh Fluke"
"..."
"Hm. Phi hati-hati ya dijalan"
"..."
"Bye phi"
Prem kembali menatap Boun yang masih terlelap. Ia merasa kasihan kepada Boun. Tidak salah apa-apa tapi harus menanggung pukulan seperti ini.
Beberapa menit kemudian. Pintu kamar terbuka. Menampakkan Ohm dan seorang perempuan cantik yang usianya bisa dibilang sama dengan ibunya sendiri.
Itu pasti ibu Boun. Perempuan itu langsung berlari memeluk Boun yang masih belum bangun. Prem perlahan menjauh untuk memberikan mereka ruang.
Prem juga melihat pria seusia ayahnya bersama Ohm. Itu mungkin ayah Boun.
Prem memberi wai kearah ayah Boun.
"Terima kasih Prem. Kau sudah menolong Boun" Prem tersenyum.
"Sama-sama paman. Lagipula Boun kan sahabat Prem"
'Tunggu saja nanti Prem. Kau bukan lagi sahabat Boun. Kau akan jadi kekasihnya Boun' janji Ohm dalam hati.
Akhirnya Prem pun berbincang-bincang mengenai apa yang terjadi dengan Boun. Ibu Boun terlihat masih menangis terisak mendengar semua cerita Prem.
"Terima kasih nak Prem karena sudah menolong Boun. Bibi tidak tau apa yang akan terjadi nantinya jika nak Prem tidak menolong Boun."
Prem hanya tersenyum sambil mengatakan 'sama-sama bi'.
Tidak lama kemudian jemputan Prem tiba. Setelah berpamitan dengan orang tua Boun. Prem diantar Ohm menuju lobby rumah sakit.
"Siapa yang menjemput mu nong ?"
"Sepupuku phi. Dia bilang ada didepan sekarang."
Kemudian Ohm melihat mobil range Rover putih dengan disampingnya pria tinggi tampan.
Pria dengan setelan jas rapi itu bergegas memeluk Prem. Ia sangat khawatir begitu tau Prem ke rumah sakit. Keluarga Noppakao termasuk penyumbang terbanyak di sekolah Prem. Wajar ia tau soal seperti ini.
"Apa kau baik-baik saja nong ? Phi sangat khawatir." Kao masih meraba-raba tubuh Prem. Takut nong kesayangannya terluka.
Wajar jika Kao seperti itu. Ia diberi tanggung jawab besar oleh orang tua Prem untuk menjaga Prem selama mereka berdua di luar negeri.
"Aku tidak apa-apa kok phi. Phi jangan khawatir."
Ohm sedikit tidak suka bagaimana cara dua sepupu ini saling berperilaku. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih bagi siapapun yang melihat dan tidak tau hubungan yang sebenarnya.
Ohm pun berdeham. Membuat Prem menoleh. Ia pun mengenalkan Ohm ke Kao.
"Phi Kao kenalkan ini phi Ohm. Sahabat phi Boun." Kao hanya tersenyum sekilas. Ia tidak ada niatan untuk menjabat tangan Ohm. Ohm pun begitu, dia tidak ada niatan untuk saling berjabat tangan.
Prem yang melihat suasana canggung pun kembali berucap.
"Phi Ohm, Prem pulang dulu ya. Besok pagi sebelum berangkat sekolah Prem usahakan akan kesini." Ohm tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Ayo nong kita pulang. Kau pasti lelah." Kao pun membuka pintu mobil untuk Prem.
Ohm masih melihat hal itu. Setiap perhatian kecil Kao untuk Prem. Mulai dari melindungi kepala Prem dengan tangannya agar tak terbentur. Hingga memakaikan sabuk pengaman. Dan menutup pintu mobil selembut mungkin.
Kao tanpa melihat dan pamit segera lari ke sisi pengemudi. Ohm melihat bagaimana mobil putih itu pergi.
Ohm rasa Boun punya saingan yang tidak terlihat.
Ohm pun akhirnya beranjak dan kembali masuk kedalam.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Okey done untuk chap ini. Maaf ya aq lagi sibuk kerja, jadi gak sempet update cerita ini 🙏🙏 okeyy byee see you in the next chap 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You MINE
FanfictionKisah cinta seorang Boun Noppanut yang merupakan nerd disekolahnya dengan Prem Warut Chawalitrujiwong yang merupakan kekasih Fluke Pongsapat ketua gang preman yang setiap hari membully Boun. Akankah Boun bisa mendapatkan Prem ? Atau ia hanya akan m...