Confused

585 67 8
                                    

Warning 18+ !!!

Zee merasa Prem semakin pendiam setelah bertemu dengan Boun. Siapa dan apa hubungannya Boun dengan Prem ? Kenapa Prem seperti salah tingkah saat awal bertemu Boun tadi. Dan kenapa Zee merasakan tatapan tidak suka dari Boun.

"Baby are you okay ?" Tingkah terkejut Prem tidak luput dari matanya. Sebenarnya apa yang dipikirkan Prem saat ini.

"I'm okay phi. Why ?"

"Tidak ada. Hanya saja kamu terlihat lebih pendiam tidak biasanya."

Prem memperhatikan Zee yang masih fokus menyetir. Tanpa sadar ia menyandarkan kepalanya dibahu Zee. Kemudian ia menggenggam sebelah tangan Zee yang tidak memegang kemudi.

"Aku baik-baik saja kok phi. Hanya terkejut bertemu dengan phi Boun lagi."

"Kamu tau kan sayang kalau aku akan selalu ada di sini. Jadi jika ada yang ingin kamu ceritakan, phi siap mendengarnya." Mendengar perkataan Zee membuat Prem akhirnya bercerita. Cerita tentang ia, Boun dan Fluke.

10 menit terlewat sudah. Zee mengangguk paham. Dan ia sangat bersyukur, seseorang yang bernama Fluke itu sudah pergi jauh. Meskipun nanti ia akan kembali, Zee berjanji akan selalu menjaga Prem. Ia tidak akan membiarkan siapa pun merusak hubungan mereka.

"Apa sampai sekarang kamu masih memiliki perasaan untuk Boun ?"

"Jika saja phi menanyakan pada waktu itu, mungkin akan aku jawab iya. Tapi sekarang aku sudah memiliki phi Zee. Kekasih yang begitu sempurna. Bodoh rasanya jika aku menyukai orang lain."

Entahlah sejujurnya Prem juga tidak tau arti detakan jantungnya saat bertemu Boun kembali. Mungkin itu hanya rasa terkejutnya saja.

Zee mengangguk dan tersenyum. Ia mencium pucuk kepala Prem dengan sayang.

Akhirnya mereka sampai didepan rumah Prem. Zee membantu Prem membawa belanjaannya masuk kedalam rumah. Tidak lupa menyapa kedua orang tua Prem.

Begitu menaruh semua tas belanja di meja kamar Prem, Zee sebenarnya ingin langsung berpamitan pulang karena sudah malam. Ia tidak ingin mengganggu istirahat Prem.

Tetapi Prem menahan lengannya saat Zee akan pergi. Ia terkejut begitu Prem menarik lehernya dan menciumnya. Prem hanya melumat lembut bibir bawahnya. Tapi sangat jarang sekali Prem berinisiatif lebih dulu. Biasanya Zee lah yang memulainya.

Zee pun membalas ciuman Prem. Dengan penuh gairah. Terhitung sudah sangat lama mereka saling berciuman penuh gairah seperti ini. Bukannya Prem tidak mau, hanya saja Zee selalu mengutamakan kenyamanan Prem. Ia tidak akan melakukan sesuatu yang menyakiti Prem.

Make out session mereka sepertinya semakin berlanjut saat Prem membiarkan tangan Zee meremas pantatnya. Prem semakin menarik leher Zee, dan tubuh mereka semakin menempel.

Ciuman Zee turun keleher Prem. Ia menggigiti lembut leher prem, membuat Prem mendesah keenakan. Jari-jari Zee masuk kedalam seragam putih Prem. Mengelus kulit putih kekasihnya. Semakin naik dan akhirnya mengelus nipple Prem. Membuat Prem semakin mendesah. Memainkan nipple Prem hingga nipple itu mengeras.

Tangan Zee bergerak cepat melucuti seragam Prem. Karena nafsu yang begitu besar, ia lupa niatnya yang ingin pulang. Zee menciumi dada Prem hingga berhenti di nipple merah muda Prem. Ia mengulum bergantian nipple itu.

Kemudian ciumannya kembali ke atas, ke bibir Prem yang sudah membengkak. Jika bukan ketukan dipintu mungkin mereka berdua tidak akan berhenti.

"Nak Zee jika kau ingin menginap, beritahu ibu mu. Dia mencari mu." Suara Mae Prem terdengar seolah menggoda mereka berdua.

Prem pun terlihat blushing parah. Ia segera mengambil seragam yang dibuang Zee. Dan menutupi dadanya.

"Iya mae. Sebentar lagi Zee akan pulang." Zee masih menatap Prem yang menunduk dengan wajah memerah.

"Sepertinya phi harus pulang." Zee menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Prem mengangguk masih tidak berani menatap Zee.

Zee hanya tertawa ringan. Ia pun mencium pucuk kepala Prem sebelum akhirnya pergi dari kamar Prem.

Sebenarnya Zee tidak masalah jika menginap disini dan melanjutkan kegiatan mereka tadi. Hanya saja Prem terlihat sangat lelah, ia ingin Prem beristirahat.

###############################

Prem menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Ia tersenyum meraba beberapa kissmark dilehernya. Kissmark dari Zee. Meskipun tidak terlalu terlihat tapi cukup untuk menunjukkan kepada semua orang siapa pemiliknya.

Dan entah kenapa bayang-bayang Boun muncul dikepalanya. Ia masih tidak percaya laki-laki tadi adalah Boun. Boun terlihat sangat berbeda. Ia terlihat sangat tampan dan sexy. Meskipun jika dibandingkan dengan Zee, Zee jauh lebih besar badannya ketimbang Boun.

Prem pun menggelengkan kepalanya. Mencoba menghapus semua bayang-bayang itu. Ia sudah memiliki kekasih, ia tidak seharusnya mempunyai perasaan itu lagi. Apalagi untuk seseorang yang pergi begitu saja. Dan seseorang yang hanya menganggapnya teman.

Ia pun mengancingi piyamanya. Dan bergegas untuk pergi tidur.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Done 👏👏 dua chapter dalam sehari. Lagi mood ya gini, dan maaf ya chapter kali ini radak 18+ hehehehe

Make You MINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang