Pagi itu di bangsal rumah sakit ruangan VVIP. Diatas tempat tidur terbaring pemuda bersurai hitam dengan keadaan tangan dan kaki di gips.
Boun terlihat masih tidur. Ia sudah siuman sebenarnya. Tadi pagi jam 2 dini hari ia siuman. Tetapi tertidur kembali karena obat yang disuntikkan dokter di infusnya.
Terlihat hanya ada Ohm disofa yang ada disana. Sedang terlelap juga.
Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Menampakkan seorang pemuda putih manis dengan seragam sekolah lengkap. Sekaligus membawa bungkusan sarapan.
Ia menaruh sarapan didepan meja sofa yang ditiduri Ohm. Kemudian menaruh parcel buah disamping meja Boun.
Ia mengamati Boun yang masih tidur. Tangannya mengelus pipi Boun yang masih terlihat memar.
"Prem" Prem menoleh ke arah Ohm yang terlihat sudah bangun.
"Selamat pagi phi" ia menyapa Ohm dan sekaligus memberi wai.
"Kau akan berangkat ke sekolah ?"
"Khap phi." Prem menjawab sambil menatap Boun.
"Jangan khawatir. Boun sudah siuman tadi jam 2 pagi"
"Syukurlah. Oh ya phi aku membeli sarapan tadi dibawah untuk phi Ohm."
"Terimakasih ya nong."
Prem hanya mengangguk dan tersenyum.
Setelah mengamati Boun beberapa menit Prem berpamitan. Ia tidak ingin menganggu istirahat Ohm dan Boun juga. Sekaligus Kao pasti sudah menunggunya dibawah.
Setelah Prem keluar dari pintu. Boun membuka matanya. Sebenarnya ia sudah bangun sejak Prem membuka pintu. Hanya saja ia tidak ingin melihat Prem dalam keadaan seperti ini.
Dan ia juga merasakan bagaiman sentuhan lembut Prem di pipinya. Hangat dan nyaman. Ia berharap ia cepat sembuh dan bisa melihat Prem dalam kondisi yang lebih baik. Tidak seperti ini, terbaring dikamar rumah sakit.
"Boun kau sudah bangun ? Gimana keadaan mu ? Masih ada yang sakit ?"
Ohm menghampiri tempat tidur Boun. Melihat tatapan Boun yang masih tertuju kearah pintu.
"Seharusnya kau bangun lebih awal agar bisa melihat Prem. Ia terlihat sangat khawatir." Boun hanya diam. Tanpa ia sadari air mata mengalir dari matanya.
##############################
Prem berjalan di sepanjang koridor sekolah dengan diam. Ia disapa oleh beberapa temannya. Ia hanya membalas dan tersenyum simpul. Ketika ia akan berbelok alangkah terkejutnya ia tiba-tiba ditarik oleh seseorang ke sebuah kelas kosong.
Matanya membulat begitu melihat siapa yang menariknya dan menahannya didinding.
Fluke. Kenapa ia masih disini.
"Terkejut baby." Fluke menyeringai melihat raut terkejut Prem.
"Tidak semudah itu baby untuk menyingkirkan ku. Kau tau kan siapa orang tua ku. Ini hanyalah masalah sepele. Aku tidak akan dikeluarkan hanya karena ini."
Prem meronta begitu merasakan bisikan Fluke ditelinganya. Ia coba mendorong Fluke. Tapi dengan cepat Fluke menahan tangan Prem diatas kepala Prem.
"Ingat ini sayang, kau hanyalah milik ku. Aku tidak akan membiarkan siapapun memilikimu." Fluke semakin mendekatkan wajahnya dibibir Prem. Prem segera memalingkan wajahnya. Sehingga ciuman Fluke brada dipipinya.
Fluke hanya tersenyum meremehkan dan kembali menyeringai. Dengan satu tangan yang memegang tangan Prem. Satunya ia gunakan untuk menahan dagu Prem.
Ia memaksa mencium Prem. Prem masih mencoba melepaskan diri. Tapi ia tidak bisa. Prem menutup rapat bibirnya. Hingga Fluke hilang kesabaran. Ia menggigit keras bibir bawah Prem. Membuat Prem berteriak kesakitan. Dan kesempatan itu Fluke gunakan untuk memasukkan lidahnya ke mulut Prem. Mengobrak-abrik mulut Prem. Prem terlihat menangis.
Ketika tangan Fluke mencoba membuka seragamnya. Prem dengan sekuat tenaga menendang junior Fluke. Fluke pun melepaskan genggamannya. Prem kembali meninju wajah Fluke. Hingga Fluke terjatuh didepannya.
"Bajingan kau Fluke. Aku benar-benar membenci mu Fluke." Prem menghapus sisa-sisa Saliva dibibirnya. Menghapus juga air matanya. Dan ia pun pergi, lari dari kelas kosong itu. Meninggalkan Fluke yang mengusap hidungnya yang berdarah.
"Lihat saja Prem. Kau akan bertekuk lutut dihadapan ku."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Part ini ada dua ya 😉 okay see you 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You MINE
FanfictionKisah cinta seorang Boun Noppanut yang merupakan nerd disekolahnya dengan Prem Warut Chawalitrujiwong yang merupakan kekasih Fluke Pongsapat ketua gang preman yang setiap hari membully Boun. Akankah Boun bisa mendapatkan Prem ? Atau ia hanya akan m...