Special Chap NC

837 67 11
                                    

Yeaayy I'm back. Hahaha gabut banget di kos an. Kerja libur cuma sehari doang, pengen balik pulang tapi besok udah masuk. Buka laptop niat ngerjain revisi skripsi malah ngelamun gak jelas hahaha. Mau pergi keluar, malas beut panas. Dan akhirnya diem dengerin lagu dan gak tau mau ngapain. Udah selesai nginem juga. Jadi mending aku melakukan sesuatu yang bermanfaat. Lanjutin nih cerita wkwkwk.

But ini bukan lanjutan ya, ini diluar dari cerita. Jadi gak nyambung sama chapter sebelumnya. Dan ini akibat otak aku yang udah konslet, beli es krim malah ngebayangin yang iya-iya 🤭. Habis panas banget euy, mana AC di kos rusak. Kipas angin gak mempan. Masih panas 🤒. Jadi mari kita buat makin panas hahaha.

#########WARNING18+########

Siang itu cuaca di kota Bangkok sangatlah panas. Prem yang sedari tadi bermain game tidak bisa fokus karena gerah. Padahal ac sudah di setting paling dingin, tapi hawa di apartemen masih sangat panas.

Ia kemudian berjalan ke ruangan tempat Boun sedang melakukan pekerjaannya. Ini hari libur, tapi Boun masih bekerja sejak selesai sarapan. Bahkan tidak keluar sama sekali.

Prem membuka pelan pintu ruangan sakral milik Boun. Selama tinggal satu apartemen dengan Boun, Prem jarang sekali masuk keruangan ini. Menurutnya membosankan. Tidak ada yang bisa ia lakukan disini.

 Tidak ada yang bisa ia lakukan disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ruang kerja phi Boun)

Prem berjalan menghampiri Boun yang terlihat sangat fokus dengan laptopnya. Ia kemudian memeluk Boun dari belakang, sambil duduk di lengan sofa.

"Hiaa bosan~" ia merengek dileher Boun.

Boun hanya tersenyum sambil mengusak rambut Prem. Matanya masih fokus dengan gadget dipangkuannya.

"Bagaimana dengan game mu ? Hia lihat tadi kau masih asyik dengannya ?"

"Membosankan. Apalagi aku tidak bisa konsentrasi, cuaca hari ini panas banget hiaa~" Boun terkekeh mendengar Prem yang merajuk.

"Lalu kau ingin aku melakukan apa baby ?"

Prem pun tersenyum misterius. Ia mengambil laptop Boun dan menaruhnya dimeja kecil depan sofa. Ia kemudian duduk dipangkuan Boun sambil mengalungkan tangannya di leher Boun.

Secara otomatis lengan Boun memeluk pinggang Prem.

"Hiaa boleh aku meminta sesuatu ?"

"Hmm tumben bertanya. Tapi okay, baby nya hia minta apa ?" Boun sedikit mengerutkan kening. Prem jarang sekali bertanya seperti ini.

"Sammy bilang kalau mm kalau "

"Kalau apa sayang ?" Boun gemas sendiri melihat tingkah laku Prem.

"Kalau ..... mm sperma itu rasanya enak." Sedikit terkejut, tapi Boun segera mengganti mimik wajahnya.

"Lalu ?" Prem semakin menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat memerah.

Make You MINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang