Jungkook sangat merasa kehidupannya kembali normal semenjak Taehyung tidak membullynya lagi.
Jungkook bukannya tidak mau untuk melupakan semua hal buruk yang diberikan Taehyung, hanya saja Jungkook sangat sulit melupakan hal itu. Kalau ia diberi kesempatan untuk memilih, maka ia akan memilih untuk melupakan hal-hal buruk itu dan memulai hubungan pertemanan dengan Taehyung. Tapi ia tahu itu adalah hal yang mustahil, dan ia sadar pasti Taehyung tidak akan mau berteman dengannya.'Heh author!! Kok gue jadi jahat banget ya dalam cerita ini!!' Taehyung
'Hehehe... Maaf deh. Kan biar ceritanya semakin greget gitu. Iya gak wahai para pembaca?? Jawab yeee' author
.
.
.
Dari pada memikirkan hal-hal yang membuat luka lama terungkit lagi, Jungkook memilih keluar rumah mencari udara segar.
"Apa aku ajak nunna saja ya?" Monolog Jungkook. Jungkook mendatangi kakaknya ke kamar milik kakaknya.
"Nunna-ya! Ayo Temani aku keluar yuk!" Ajak Jungkook berdiri di pintu kamar kakaknya yang terbuka.
"Anniyo. Aku malas untuk pergi keluar, kau pergi sendiri saja" tangkas Nayeon
"Ooo, ya sudah kalau begitu. Apa nunna mau menitip sesuatu untuk dibelikan" tanya Jungkook. Nayeon berpikir sejenak
"Ah, tolong belikan aku ice cream rasa strawberry. Bisakan?" Ucap Nayeon
"Ok. Nanti akan kubelikan, kalau begitu aku pergi dulu ya" ucap Jungkook lalu meninggalkan rumah menuju minimarket terdekat menggunakan sepeda."Hm hm hm hm.... Hm hm hm hm...." Jungkook bersenandung dengan gumamannya, ia sangat menikmati langit sore yang mulai gelap. Siapapun kalau melihat Jungkook pasti berpikir bahwa orang itu sepertinya sedang bahagia.
Sesampainya di market, Jungkook melihat lihat cemilan untuk dibeli dan tidak lupa dengan pesanan kakaknya tadi.
Dan setelah selesai membayar belanjaannya Jungkook pulang kerumah sebelum ice creamnya meleleh."Ini nunna" Jungkook menyodorkan ice cream pesanan kakaknya tadi di hadapan Nayeon
"Wahhh, kamsahamnida Jungkook-ah" Nayeon mengambil ice cream tersebut dari tangan Jungkook dan mulai melahap ice cream tersebut tanpa ampun.
Jungkook juga duduk disamping kakaknya dan mengeluarkan semua makanan ringan yang dibelinya.
"Banyak sekali kau beli makanan ini" Nayeon sedikit kaget, soalnya Jungkook sangat jarang berboros uang untuk membeli makanan ringan.
"Untuk sesekali kan tidak apa-apa. Nunna mau?" Tawar Jungkook. Tentu saja Nayeon tidak membuang kesempatan dan mengambil lebih dari setengah milik Jungkook. Jungkook hanya pasrah tapi ia senang berbagi dengan kakaknya.
Jungkook dan Nayeon berbagi cerita sambil memakan cemilan.
Walaupun Jungkook sering berbagi cerita dengan Nayeon, Jungkook tidak pernah memberi tahukan kepada Nayeon kalau adiknya ini adalah anak yang sempat menjadi korban bully.
.
.
.
.
.
.
.
Jungkook bangun karena merasakan matahari menembus gorden putih tipis yang terpajang di jendela kaca yang besar dan lebar.
Jungkook mengambil hp nya dan melihat jam. 07.35 pagi. Jungkook bergegas ke kamar mandi, setelah itu ia mengenakan pakaian untuk jogging dengan lengkap.
"Eomma, aku pergi olahraga dulu nee" izin Jungkook pada eommanya yang sedang mengupas buah-buahan.
"Apa kau sudah makan sayang?" Tanya eomma Jungkook
"Belum" jawab Jungkook sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Eommanya hanya menggeleng kepala, eommanya memaksa Jungkook sarapan terlebih dahulu sebelum melanjutkan rutinitas, Jungkook hanya menurut dan tidak akan melawan.
Selesai makan, Jungkook langsung pergi berpamitan dan sampailah ia di sebuah taman hijau dan menyejukkan.
Ia memasang headset hitam mini ke sepasang telinganya.
Belum ada 5 menit Jungkook berlari ia sudah merasa letih. Ia beristirahat sejenak disebuah kursi, tanpa sadar di sebelahnya ada seorang gadis yang rupanya istirahat dari joggingnya. Gadis itu menggunakan outfitt serba hitam. Hoodie, celana, sepatu, dan sepatu gadis itu serba hitam.
Gadis itu melirik Jungkook yang ngos-ngosan.
"Baru pertama kali aku melihatmu disini" ajak gadis itu memulai obrolan
"Siapa? Aku?" Tanya Jungkook sambil mengarahkan telunjuknya di depan dadanya sendiri
"Tentu saja, memangnya siapa lagi yang ada disekitar sini?" Jawab gadis itu malas. Jungkook memeriksa taman itu dan benar saja tidak ada orang selain mereka berdua.
"Ooh, iya aku baru pertama kali mencoba jogging. Aku ingin menjadi kuat dan lebih sehat" upss, Jungkook kesal dengan mulutnya yang curhat.
"Aku tidak tanya" jawab gadis itu dengan ekspresi datar.
"Ekhm, namaku Myoui Mina. Panggil saja Mina" gadis yang bernama Mina itu mengulurkan tangannya di hadapan Jungkook. Dengan cepat Jungkook membalas tangan Mina tanpa ragu.
"Namaku Jeon Jungkook, panggil saja Jungkook ya Mina-ah" ucap Jungkook dengan senyum kelincinya.Degggh!!
Mina meletakkan tangannya di dadanya dengan kuat dan meringis kesakitan.
"Gwencana Mina-ya?" Jungkook panik melihat Mina dengan kondisi yang seperti itu. Mina mengambil beberapa pel obat dari dalam dompetnya lalu menelan obat-obat tersebut dengan air sebotol kecil yang ia bawa.
"Gwencana Mina-ya? Apa masih sakit" Jungkook sangat prihatin dengan kondisi Mina tadi
"Gwencana Jungkook-ah. Tadi hanya sebuah kesalahan" jawab Mina
"Tadi kau kenapa? Apa sakit parah?" Tanya Jungkook lagi
"Ooo, itu tadi serangan panik saja kok" ucap Mina dengan santainya. Jungkook merasa lega, tapi tetap masih khawatir.
"Boleh aku memelukmu?"
"Ehh!" Jungkook terkejut dengan pertanyaan Mina
"Boleh atau tidak?" Tanya Mina dengan ketus
"Bo boleh" jawab Jungkook dengan ragu. Mina langsung memeluk Jungkook. Awalnya Jungkook canggung, namun semakin lama Jungkook merasa nyaman dan membalas pelukan dari Mina.
"Kau mengingatkan ku pada kembaran laki-laki ku. Kau dan dia seperti orang yang terkekang" Jungkook merasa hatinya seperti disobek-sobek, air matanya jatuh.
Mina merasakan pelukan Jungkook semakin erat dan juga mendengar isakan Jungkook yang mungkin ia tahan sekuat mungkin. Mina mulai menepuk-nepuk pundak Jungkook.
"Tidak apa-apa, kau pasti baik-baik saja. Jangan takut pada siapapun" Jungkook merasa aneh dan melepas pelukan mereka.
"Apa aku mengenalmu? Maksudku apakah dulu kita pernah bertemu?" Tanya Jungkook penuh harap yang ia tidak tahu sedang mengharapkan apa
"Aku rasa tidak. Tapi... kau tahu... kau harus kuat. Sebenarnya pun aku tidak tahu kenapa aku seperti ini terhadap mu. Aku merasa aku seperti harus melindungimu. Entahlah...
Apapun yang kau dan aku rasakan, ku harap kita akrab ya" ucap Mina
Aneh, sangat aneh. Jungkook merasa Mina adalah sumber kebahagian untuknya.
Sekali lagi mereka berpelukan sebelum saling berpamitan untuk pulang.
"Ku rasa pertemuan kita sangat aneh bukan? Minggu depan juga datanglah ke sini untuk jogging ok?" Ajak Mina dan di angguki oleh Jungkook dengan semangatnya.
"Dan satu lagi" ucap Mina berhenti melangkah.
"Wae?" Tanya Jungkook menunggu perkataan Mina yang belum selesai.
"Jangan sembarangan senyum pada orang lain" lalu pergilah Mina dan membuat Jungkook kebingungan dengan perkataan Mina.
"Kenapa aku tidak boleh senyum?" Gumam Jungkook sambil melangkahkan kakinya menuju kerumah.
Selama di perjalanan Jungkook memikirkan siapakah Mina itu baginya.
"Apa aku punya kembaran ya? Jangan-jangan dia kembaranku?" Monolog Jungkook
"Atau... dia menyukai ku. Akh, tapi tidak mungkin dia menyukai ku setelah aku menangis didepannya. Memalukan sekali" wajah Jungkook merah setelah mengingat kalau tadi ia menangis di depan seorang perempuan.
Yah....
Jungkook memang memiliki sifat yang cengeng.Jungkook pulang kerumah. Dan malamnya Jungkook menghampiri ayah dan ibunya yang sedang menonton.
"Appa, eomma. Ada yang ingin kukatakan" ucap Jungkook mengambil posisi duduk di samping eomnanya
"Katakan saja" bukan ayah atau ibunya yang menjawab, akan tetapi Nayeon yang menghampiri mereka bertiga.
"Aku kan berbicara dengan eomma dan appa" Jungkook agak kesal dengan kakaknya yang menggangu suasana
"Katakan saja sayang" ucap eommanya
"Begini... apakah aku punya kembaran perempuan?" Tanya Jungkook
"Pftttttt" Nayeon tertawa terbahak-bahak mendengar kan ucapan Jungkook barusan.
Bahkan ayah dan ibu mereka pun tertawa lepas.
"Hahaha, kau ini ada-ada saja deh. Kau itu tidak punya saudara lain selain kakakmu" ucap ayah mereka menahan tawanya
"Lucu sekali anakku ini" ibunya mengacak rambut Jungkook
"Aishhh... Aku cemburu deh" rengek Nayeon melihat tingkah sweet ibu mereka
"Sini eomma peluk" Nayeon pun langsung memeluk eomma dan Jungkook
"Aishhh... apa-apaan kalian ini. Apa aku ini bukan siapa-siapa?" Rengek ayah mereka
"Sini" ajak ibu mereka
Malam itu mereka berbagi kasih sayang satu sama lain, mereka berbagi cerita dan juga lelucon.Gimana cerita nya?
Semoga fellnya dapat kalian rasakan yaMenurut kalian siapa kembaran dari Mina
Apakah itu Jungkook?
Atau
Ada orang lain yang memang mirip dengan Jungkook?Tunggu di next ceritanya ya
Jangan lupa beri saya bintang ok?
Arrasso?Dan lagi
Kalau ada salah kata atau apapun tolong dikomen ya
Agar saya dapat memperbaiki yang salahTerima kasih karena sudah membaca
See ya!
Luvvvv!!!