Maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.
_____________"Alen!" seorang cowok berjaket hitam tengah memanggil namanya.
"Apa? tumben berangkat pagi."
"Aku mau ngomong sesuatu penting," ekspresi Irvan kali ini benar benar serius tidak seperti biasanya.
"Ngomong aja Van," mata Alen yang masih fokus dengan buku yang tengah ia baca."Tapi kamu jangan kaget ya, ada seseorang yang diam diam menyimpan rasa sama kamu."
Sontak ucapan Irvan membuat Alen mematung seketika menutup buku yang tengah ia baca."Dia ada disekitarmu Alen,dia ada disekitarmu," tatapan Irvan begitu serius menunjukkan bahwa kali ini dia tidak bohong.
"Kamu bercanda kan Van? Hahahah itu lucu," jawabnya yang hanya memastikan apakah dia benar-benar serius.
"Kali ini aku tidak bercanda Alen, aku serius.kamu mau tau siapa?" senyum Irvan terpancar diwajahnya itu membuat sebuah teka teki bagi Alen.Teetttt teeettt
Bel bunyi tanda seluruh murid diharuskan berada dikelas."Emm kita bicarakan nanti aja Vin," jawab Alen yang sebenarnya penasaran bercampur bingung dengan semua ini.
'Apa yang sebenarnya terjadi?'"Permisi,Alen kita harus ke ruang osis sekarang," ucap Galih yang berada diambang pintu mengajak Alen untuk segera mengikutinya.
Entah mengapa ada yang aneh pula dengan Irvan ia menatap Galih serius kali ini.----
"Jadi begini kita besok kan sudah mengadakan class meeting,untuk panitia masing-masing cabang lomba saya harap persiapan sudah siap," ucap Galih.
"Bagaimana dengan pendataan peserta lomba setiap kelas?" pertanyaan dari Alen.
"Oke baik pertanyaan bagus, kita akan bagi tugas mendata setiap kelas, siapa saja peserta yang mewakili setiap cabang lomba.""Ayu,Salsa kalian mendata kelas 10 IPS."
"Karin dan Rena di 10 IPA."
"Reno dan Siska mendata kelas 11 IPS."
"Dinda dan Nanda di 11 IPA."
"Untuk kelas 12 biar saya dan Alen."
"Cieee modus tuh pak ketos! maunya sama ibu wakos mulu."
Ejek Reno membuat semua orang ikut tertawa.
Sementara Alen, ia tak menggubrisnya sama sekali dan tetap prefosional.Setelah melakukan rapat,tentu saja Alen dan Galih menuju setiap kelas 12.
'Alen berfikir ada keanehan mengapa kelas 12 hanya dia dan Galih saja,kelas 12 itu ada 16 kelas you know? bukankah membutuhkan waktu lama?""Kenapa hanya kita yang mendata kelas 12? bukankah ini memakan waktu lama?" tanya Alen heran.
Batin Galih berkata
'Agar aku bisa bersamamu tidak dalam waktu singkat'
"Ya karna saat ini pelajaran PPKN,aku tidak suka itu,"jawab Galih sambil menuju kelas 12 IPA 5, ya itu kelas Alen."Permisi," kata Galih.
Kebetulan kelas itu sedang jamkos.
"Selamat pagi,disini kami akan mendata masing-masing perwakilan cabang lomba pada agenda class meeting yang diadakan besok," ucap Alen.Entah mengapa mata Alen tertuju pada Irvan dan Billy
'kenapa mereka melihat Galih begitu serius? Bahkan mata mereka seperti menganalisis Galih,mungkin hanya perasaanku saja'"Ini data pesertanya," ucap Mela sambil mengulurkan ke Alen secarik kertas. Tapi Alen malah terpatung melihat Irvan.
"Alen!" tegur Mela.
"Oh iya iya makasih,"Jawab Alen spontan.
"Kamu sakit Al?" tanya Galih.Sontak membuat kelas itu gaduh dipenuhi suara ledekan.'eecieeee perhatian nih'
'Irvan cemburu gesss'
'jadi sahabat gue nih dah jadian sm Galih? Hahah"
'wiittwiiuuu'
"Stop stop, kalian apaan sih kayak anak kecil aja," kata Alen sedikit kesal.
'ini memalukan!'"Udah jangan ribut,mending ngerjak-in tugas," Sahut Irvan dengan ekspresi datar.
Tangannya sambil.meraih buku yang ada dimejanya."Baik kita permisi, terimakasih," Ucap Galih langsung melangkah pergi.
"Lain kali jangan mengucapkan kalimat itu atau sejenidnya didepan umum,ya seharusnya tau situasi dan tempat," Kata Alen.Ya jujur Alen merasa malu dihadapan teman-temanya, Alen merasa kesal diperlakukan seperti itu oleh teman-temannya.
Ditengah pembicaraanya tiba-tiba terdengar suara cowok gajelas muncul tiba tiba selerti memiliki pintu ajaib doraemon yang bisa muncul dimana saja.
"I love you Alen," kata Reyhan sambil mempertemukan jempol dan telunjuknya membentuk love, ya seperti sarangheyo oppa.
'ngomong ngomong sudah berapa kali Reyhan melontarkan kalimat itu? Ya 185 kali'
"Stop!" kalimat jelas singkat padat dilontarkan dari mulut seorang Alen sebelum ia pergi memasuki kelasnya.
Hhhh kalian memalukan!
🌸🌸🌸
Jarum jam menunjukkan angka 10.30 waktunya para warga sekolah mengisi lambungnya masing - masing.
Terlihat seorang siswi duduk dibangkunya sambil berceloteh ria bersama sahabat - sahabatnya."ehh Alen kamu beli es gihh jangan lupa sedotannya 5 ya."
"Hah es 1 sedotanya 5?"
"iyalah, buat kita kita juga."
Kata Amel sambil menunjuk Mela,Arsa,dan Vivi."Alen,ikut aku sekarang," ucap Irvan memberi intruksi untuk mengikutinya.
"Gimana?" tanya Alen.
"Mau tau gak? tentanv apa yang aku omongin tadi pagi?"
Jawab Irvan sambil mendaratkan tubuhnya dikursi taman."Iya, gimana?"
"Ada orang yang suka sama kamu diam diam, kamu tau siapa? Galih Dan Reyhan," jelas Irvan singkat namun sudah membuat Alen tak bergerak."Gak gak mungkin Van."
"Terserah kalok kamu gak percaya,nanti bakal tau semuanya kok..semuanyaaa."
'kenapa harus mengulangi kata *semuanyaa* apakah masih banyak yang belum aku ketahui? entahlah'Alen mematung mendengar ucapan Irvan yang sungguh membuat ia merasa kecewa,terutama Galih.
"Aku kecewa van," kata Alen mewakili perasaanya.
"Kecewa kenapa? bukanya kamu suka? terutama Galih,dia cowok keren,pinter,punya pangkat disekolah,kurang apa coba?".'Kenapa Irvan berkata seperti itu?'
"Aku kecewa,aku kecewa karena Galih udah aku anggep sahabat Van...gak seharuanya dia kayak gini," jelas Alen yang tak sadar sudah meneteskan air mata.
"Bagaimana dengan Reyhan? dia cowok humoris pasti akan membuat mu selalu tertawa bukan?" ucap Irvan yang cenderung menggoda Alen agar memilih salah satu antara Galih atau Reyhan.
"Maksutmu?"
"Ya bisakan kamu pilih salah satunya, mereka itu tampan Al tajir lagi hahhaahaha," kata Irvan tertawa.'Benar benar tidak menyesuaikan situasi,disaat Alen sedang bingung dan kecewa,ia malah meledek? Dasar human ga ada akhlak'
"Lucu? menurutku tidak," balas Alen kesal.
"Aku cuman ingin buat kamu ketawa Al ya allah gitu aja marah,nanti jeleknya ilang lo," ledek Irvan lagi."Coba kamu pikirin gimana rasanya kalok kita udah nganggep seseorang sebagai sahabat, tapi hancur seketika karna ada yang ingin menganggap lebih dari seorang sahabat? kamu cowok Van! kamu gak akan ngerti ini semua!"
jelas Alen dengan emosi,kecewa,sedih bercampur jadi satu menjadi satu kesatuan."Alen dengerin aku, rasa cinta kepada seseorang itu datang sendirinya karena rasa nyaman dan kagum terhadap orang yang kita cintai. Kamu tau? tuhan itu maha membolak balikan hati manusia.Adakalanya benci jadi cinta,cinta jadi benci, atau...."
"Atau apa?" tanya Alen penasaran.
"Atau sahabat jadi cinta," ucap Irvan senyum manis menunjukkan gigi gingsulnya yang terlihat manis diwajahnya."Kayak judul lagu dong? Haha."
"Bisa jadi hahaha."Tbc
Maaf atas segala kesalahan.
Votement ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You
Non-FictionAlena Chelsea merasa beruntung mempunyai sahabat yang selalu ada untuknya. Namun persahabatanya HANCUR! Karena sebuah rasa cinta yang tidak diharapkan Alena karena menurutnya itu suatu penghianatan. Tidak hanya 1 cowok, namun 4 cowok dalam waktu ya...