Part 10💜

65 31 24
                                    

Hhh menyebalkan!

"Kamu jadian sm dia? nah apa aku bilang kamu sebenernya suka kan sama dia? dia manis tau,romantis lagi." Dengan ekspresi sok imut sambil menggigit jarinya membayangkan wajah cowok yang dibicarakannya itu. Sepertinya orang yang ada disebelah Alen ini salah satu penggemarnya Reyhan.

Perlu diketahui Reyhan itu punya banyak penggemar. Tak jarang cewek-cewek sengaja membuat grup Whatsapp khusus penggemar Reyhan. Para penggemarnya itu dijuluki CEREY (Ceweknya Reyhan) tentu saja yang membuat nama itu para penggemarnya bukan Reyhan. Apa coba yang dikagumi dari sosok Reyhan?
Loncat indah ketika melewati pagar sekolah? entahlah.

"Heh remahan krupuk jengkol! siapa yang bilang kita jadian?" mengetuk kepala Mela sambil melangkah pergi dari lapangan basket dengan kesal cewek itu menghentakkan kakinya.Sementara orang yang dianiaya-nya mengelus kepala dan segera mengikuti langkah kaki Alen.

'Menyebalkan sekali mengambil kesimpulan bahwa kita pacaran? Hhh kalau mau, ambil aja sana! aku ikhlas lahir batin kok.'
Batinnya Alen bercemooh.

"Trus kamu kok bisa deket sama dia? sejak kapan? kok bisa berangkat bareng sama dia? waktu dia tadi megang tangan kamu, kok kamu diem aja?" kakinya terus melangkah bersamaan dengan Alen.Cewek yang ada disebelah Alen ini mempunyai banyak pertanyaan seperti wartawan. Apa Alen akan ditayangkan diselebrita siang hari ini? Hhh Alen merasa hari ini dia seperti selebritis. Lihat saja baru keluar dari mobil tadi semua mata tertuju padanya. Pasti banyak juga yang bertanya-tanya dengan pikiranya sendiri atau jadi topik utama? sepertinya orang yang ada disebelah Alen ini mewakili pertanyaan banyak orang yang kepo padanya.

Alen mendaratkan tubuhnya dibangku miliknya,menaruh tasnya lalu menompang dagunya dengan tangan.Menoleh pada bangku yang ada disebelahnya.Ia tidak melihat Irvan disini,dimana dia? tasnya tergeletak dimejanya padahal biasanya dia akan duduk dibangkunya kemudiam memiringkan smartphone-nya untuk bermain game.

"Aku cuman temenan aja Mel." Jawabnya ke orang yang masih berdiri menggendong tasnya menunggu jawaban yang ia tanyakan tadi.Tapi sepertinya dia tidak puas denganjawabanya.

Mela menaruh tas kebangkunya dan berdiri diambang pintu "Aku mau kekantin,ikut ga?"

"Engga ah pasti nasi uduknya belom mateng." Sambil melangkahkan kaki, Alen mendekat ke jendela dan melihat keluar jendela.
"Tau dari mana?"

"Ya bude Munaroh kan rumahnya sebelahan sama rumahku, dia lagi ngepel tadi."

"Ohh ngepel lantai?" sahutnya mengangkat alis. "Ngepel genteng! ya ngepel lantai lah." Jawab nya ketus tidak melihat kearah lawan bicaranya yang sekarang berada disebelahnya itu.

"Ohh," ucap Mela singkat, menatap Alen yang sedang sibuk dengan indra penglihatanya.
Tanpa sengaja matanya menangkap 2 orang yang sedang berbincang-bincang disana, itu membuat hasrat kekepoannya meningkat, sehingga berbincang dengan pikiranya sendiri. Ya Alen melihat Irvan bersama gadis cantik.

 Ya Alen melihat Irvan bersama gadis cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ekspresinya terkejud)

Terlihat gadis itu membelalakkan matanya menatap lawan bicaranya. Entah apa yang dibicarakan Irvan dengan Nisa. Alen ingin punya alat ajaib doraemon sehingga bisa melakukan apapun yang ia mau temasuk nguping.
Pikirannya buyar.
Setelah Alen mencium bau sesuatu yang aneh....

Tunggu....

Sesuatu yang familyar?

Yang semua orang bisa melakukanya?

Hmmm apa itu?

Ya Alen tau, ini bau yang khas dan menjijikkan. Ia menutup hidungnya rapat dan menyalakan kipas angin diruangan itu.

"Kamu kentut ya Mel?!"

"Ya maap mules soalnya hehe."

"Jorok banget sih! katanya mau kekantin?"
Sambil berada dibawah kipas angin, karena tak tahan ddengan bau kentutnya Mela.
"Ga jadi." Sambil meringis menunjukkan giginya yang putih, seputih cintaku padamu.
Dengan paduan cabe merah disela giginya.

Hai apa Mela tidak sikat gigi kemarin? kan sekarang dia belum sarapan. Berarti itu cabe udah sisa kemaren dong! atau malah seminggu yang lalu?

"Good morning." Ucap singkat seseorang dengan bau parfum khas dirinya sambil menenggelamkan kedua tanganya kekantong celana. Membuat 2 cewek yang ada dikelas itu sontak melihat kearahnya.
"Morning," jawab singkat Alen ke arah cowok yang sekarang sudah duduk ada didepannya.

"Hello! aku gak dianggep ya? oke aku akan pergi. Biar aku yang pergi biar aku yang tersakiti, biar aku yang berhenti menggarapkanmu...."
Sahut Mela melangkahkan kakinya dari tempat semula sambil bernyanyi ria, sesuka hati.

"Kamu deket sama Reyhan ya? hmm oke fix kalian ada hubungan spesial." Sambil memutar bola matanya kesamping, tak lagi melihat kearah Alen.

Kini Alen tak tau harus menjawab apa, ia tahu bahwa orang yang ada didepanya itu adalah salah satu alasan ia ada disituasi ini. Karena ia  mau menganggap Galih sebagai seorang sahabat yang selalu ada untuknya, Galih orang yang berarti bagi Alen. Dia tidak mau hubunganya hancur karena perasaan yang Galih miliki.

"Emm aku sama Reyhan emang deket tapi kita gak pacaran kok." Sambil meraih buku yang ada di salah satu meja, ya agar ia tetap kelihatan enjoy.

"Iya tapi ada perasaan kan?"
Belum selesai Alen mengatasi kegugupanya mendengar pertanyaan yang dilontarkan Galih. Sepasang mata nya teralihkan oleh seorang cowok yang menatap-nya dari ambang pintu.

"Irvan...." Gumamnya lirih menatap Irvan yang tengah santai melipat tanganya mendekat ke arah Alen dan Galih. Alen hanya diam menatap Galih dan Irvan secara bergantian.

"Galih...biarkan Alen bahagia dengan caranya sendiri." Sambil menepuk pundah Galih yang tengah menatap Irvan.

'Aku harap tidak ada adegan lempar melempar tangan kearah hidung, pipi,dan mata alias peristiwa gelud kali ini'

"Apakah aku sejahat itu? mencegah Alen untuk bahagia? Akar akan berusaha mencari air  agar batangnya tumbuh. Seperti halnya aku yang akan berusaha mencari cara untuk Alen, cara agar ia tetap bahagia." Mata Galih terfokus pada wajah tampan Irvan sambil tersenyum simpul padanya.

Sementara Alen, ia tidak tahu harus bagaimana, ia berharap Irvan dapat membantunya saat ini. Membantu membuat Galih mengerti atas keputusanya.

"Baguslah kalau begitu." Senyum Irvan tak luntur dan menepuk pundak Galih sekali lagi.

'hhhh syukurlah mereka tidak gelud'
Fikir Alen sambil menatap kearah Galih dan Irvan yang juga sedang menatapnya datar.

'Wahhh aku jadi salting kalau begini, bisakah mereka menatapku biasa saja?'










Bonus potonya Alen:)

Bonus potonya Alen:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc

Hello aku harap kalian suport aku, Dengan  pencet  bintang dan comment ya!

Terimakasih sudah membaca. Cayang kalian muachh  (づ ̄ ³ ̄)づ

I See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang