Maaf atas segala kesalahan dalam penulisan.
Terimakasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca karya saya:)◽◾◻◼⬜◼◻◾◽◾◻◼⬜◼◻◾◽
"Nih ice cream," kata seorang cowok yang sedang tersenyum menunjukkan gigi gingsulnya sangat terlihat manis dibibirnya sungguh!,matanya yang agak sipit terlihat lebih menyipit karena matahari terik.
Ia tengah duduk ditaman kota, menyodorkan ice cream vanila ke arah cewek yang entah mendengarkan ucapanya atau tidak."Aku bingung Van," jawab Alen,matanya entah menatap apa yang mengisyaratkan bahwa Alen memang sedang berada disituasi kacau.
"Bingung kenapa? kan tinggal dimakan ga bayar orang aku yang beliin." Ucap Irvan ga nyambung.
"Bukan ice cream nya bambank!" sahut Alen geram.
Kini rambut Irvan tak lagi rapi karena telah menerima jambakan maut dari cewek yang berada di dekatnya."Aduhh sakit tau! hiks hiks kamu jahat." Balas Irvan dengan gaya lebay, sambil mengelus rambutnya supaya terlihat lebih baik.
"Please deh bisa ga sih gausah bercanda mulu," sahut Alen yang matanya menatap Irvan sepenuhnya.
Ya dia benar-benar serius."Iya iya maaf, gimana? ada apa?" tanya Irvan antusias.
"hiks hiks hiks."
"Lah kok malah nangis tuh kan jelek nya ilang, jangan nangis dong utututu."
Balas Irvan melihat cewek yang ada didekatnya itu menangis sedih,ya Irvan tak mau itu terjadi.Ia berusaha membuat Alen tertawa."Ak..hiks akuu hiks hiks..aku f**k girl ya van? hiks hiks....." ucapan terpotong-potong karena tangisnya.
"Kenapa ngomong gitu? Lah emang siapa aja cowok yang kamu permainin? Kalok banyak.Berarti kamu emang f*ck girl," jawabnya kembali.'Bisa gak sih jawabnya serius!ga guna aku crita sama kamu,pengen aku jeburin diair mancur sumpah'
"Aku tanyanya beneran Van kamu gak liat aku lagi serius," balas Alen sambil menyita air mata yang membasahi pipinya.
"Haha iya iya,kenapa kamu ngomong begitu Al?" tanya orang yang bearda disamping Alen.Ia kali ini tidak bercanda.
"Apa yang kamu omongin bener.""Em tentang apa?"
"Reyhan suka beneran, aku tau dari Bagas dia bilang ke aku kemaren."
"Kamu baru percaya kan? trus mau gimana?" tanya Irvan penasaran.
"Aku? entahlah."
"Gimana sih Al kan keputusan ada ditangan kamu." celetuk Irvan membuat Alen menatapnya lagi yang sebelumnya hanyut dalam pikiranya sendiri."Aku bingung harus apa.Aku ngerasa bersalah banget sama Reyhan, dia udah baik banget sama aku.Disisi lain aku ga begitu suka sama cara Reyhan yang selalu deketin aku."
"Trus soal Galih gimana?" balas Irvan lagi yang membuat Alen berfikir ke masalahnya tentang Galih.
"Itu juga aku bingung,dia sahabat aku..dan akan aku pertahanin sebagai sahabat dan masalahnya gimana caranya.biar Galih ngertiin."
"Jangan salahin Galih dan Reyhan.Cinta itu datang sendirinya bahkan dengan orang yang kita anggap mustahil. Kamu juga gak salah kok. Kamu bukan fu*k girl."
Jawab Irvan membalas tatapan Alen, menatap Alen dalam dalam berusaha menenangkan pikiran cewek yang ia tatap itu."Aku harus gimana?"
"Cuman kamu yang bisa memecahkan masalahnya Al aku gak bisa.Karena kamu yang bisa ngrasain tentang perasaan kamu sebenarnya bukan orang lain." jelas Irvan memberikan siraman rohani pada Alen.
"Masalahnya aku bingung sama perasaanku sendiri."
"Oke sekarang kamu pikir baik-baik.Kalau kamu tolak salah satu diantara mereka.Kamu pilih orang yang tepat,yang kira-kira orang yang kamu tolak itu sikapnya gak beubah ke kamu. Jadi kamu pilih salah satu dari mereka gitu. Kalau kamu mau nolak semuanya usahain kamu tetap menjaga perasaanya."
Kata bijaksana yang terucap dari mulut seorang Irvan membuat lawan bicaranya berfikir lebih dalam lagi.
"Ya aku butuh waktu Van buat berfikir dam memutuskan apa yang aku lakuin nanti." jawab Alen yang mulai mencerna tentang apa yang dikatakan cowok itu.
"Oke kamu perlu waktu untuk memutuskan tindakan selanjutnya," balas Irvan yang maaih mengamati raut wajah Alen itu yang sepertinya pikiranya semrawut.
"Makasih ya Van kamu udah ada buat aku." Kata Alen.
"Santai aja kalik Al, inget kalimat ini ya! Irvan akan selalu ada buat Alen, bagaimana pun keadaanya."Kalimat Irvan yang benar-benar tulus diucapkanya.Memegang tangan Alen lembut,menatapnya penuh arti tersirat.Oke fix Irvan sayang Alen karena dia adalah sahabatnya.
"Hem ice cream nya mana?" Tanya Alen yang tak melihat ice cream ditangan Irvan.
"Hah?! hehe maap gak sengaja aku telen," balas Irvan yang baru sadar kalau ice cream yang ia pegang sudah melewati tenggorokkanya dan sekarang sudah berada didalam lambungnya.
"Ya gitu kalok ga ikhlas ngasih,dasar!"
"Enggak gitu Al, ya emang ini tuh kejadian diluar dugaan!" elak Irvan.
"Hah?! Orang kamu mulutmu sendiri yang ngunyah kok."'Bilang aja gak ikhlas ngasih!'
"Ya...iya sih hehe. Yaudah aku beli lagi."
"Gak usah, udah ga nafsu!"
Jawabnya sambil melipat tanganya didepan dada memanyunkan bibir nya yang merah alami."Oh gtu yaudahlah syukur uang ku bisa buat beli cilok nya sih akang udin besok trus sambil beli es doger uhh mantul." Balas Irvan yang membuat Alen makin kesal.
'Hiss bukannya dibujuk kek trus dibeliin ice cream gitu!'
"Terserah semua temen cowok itu nyebelin!" teriak Alen.
"Kan aku bukan temenmu weeeekkk! Jhahaha." balas Irvan menjulurkan lidahnya."Hah?!"
"Oh jadi selama ini kamu anggep aku sekedar teman!" sahut Irvan mulai berdiri dari tempat duduknya hendak pergi."Trus kamu siapanya aku?" tanya Alen heran.
"Lebih dari temen lah!".
Ucap Irvan."Dihh."
"Aku kan sahabat kamu Al, kamu engga nganggep aku sahabat? Kamu jahat! Semua cewek sama aja!" teriak Irvan yang mengikuti gaya Alen berbicara.
Dan menjambret tas Alen....
Lalu berlari mengejek Alen...
"Woy balikin bre**sek!" teriak Alen geram sambil berlari mengejar Irvan.
"Apa hah?! Gak denger!"
Celetuk Irvan sambil berlari."Awas aja,aku jeburin di aer mancur! Tenggelem sekalian!"
Tbc
Vote ya!
Terimakasih sudah membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You
Non-FictionAlena Chelsea merasa beruntung mempunyai sahabat yang selalu ada untuknya. Namun persahabatanya HANCUR! Karena sebuah rasa cinta yang tidak diharapkan Alena karena menurutnya itu suatu penghianatan. Tidak hanya 1 cowok, namun 4 cowok dalam waktu ya...