4. Kembali Tertawa

2.2K 414 176
                                    

"Kamu tidak akan pernah tau hasil akhir, yang harus kita lakukan hanya berjuang sampai akhir."

@miaelviraa_

............

"Berarti adek juga gak akan nolak ya kalau Iyay ajak nikah?" Tanya Yay Hasbi terlampau santai, aku tersedak ludahku sendiri, kerongkonganku sakit. Dalam sehari aku sudah mendengar dua ajakan Menikah, kepalaku nyut-nyutan dibuatnya.

"Iyay cuma becanda kok, adek tegang banget sih," Ucapnya sambil tersenyum memamerkan gigi putih bersih dan rapi.

Bagiku Iyay Hasbi adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang menciptakan manusia dengan sempurna dalam artian sesungguhnya.

Kulitnya putih bersih, dengan hidung mancung, mata agak sipit, tubuh proposional dengan tinggi 185cm, rambutnya selalu dipotong rapi, wajah dan senyumnya seperti tenda nikahan yang menarik dan memberi keteduhan meski ditengah terik matahari yang gersang.

Aku selalu menyangka dia akan berjodoh dengan para pramugari yang cantik jelita, tapi nyatanya setelah bertahun-tahun menjadi pilot dia tetap saja menyandang status sebagai anggota Wagana: Wajah Ganteng tapi Merana. Kiyay ku yang malang.

"Dek?" Panggilnya merusak lamunanku.

"E-e iya, yay?"

"Kok malah ngelamun? Ngelamunin apa loh?"

"Ngelamunin iyay." jujurku.

"Bisa aja, dek. Iyay ada cuti sepekan, mau ikut ke kampung gak?" Kampung yang di maksud adalah tempat kelahiran orangtua kami, letaknya cukup jauh, 3-4 jam dari kota Bandar Lampung.

"Nanti Ais tanya buyah dulu ya, yay. Lagian masih ada kuliah Kamis pagi."

"Iyay udah bilang kok sama buyah, malah buyah mau ikut sekalian ziarah ke makam Jat sama Jiddah." Ucapnya sambil memamerkan senyum, hingga tidak ada lagi alasanku untuk menolak. Lagi pula aku juga sudah cukup lama tidak berkunjung ke tempat puan dan ibu puan, kakak tertua dari ayahku.

"Kalau buyah ikut insyaAllah Ais juga ikut."

"Oke, iyay udah kangen ikan dinding." Iyay Hasbi nampak sumringah membayangkan ikan dinding, sebutan untuk ikan asin air tawar yang di olah rumahan.

Kampung buyah berada di pelosok kabupaten Lampung tengah, untuk sampai di sana harus melewati jalan yang rusak parah, bahkan listrik baru-baru ini ada di daerah itu.

Banyak terdapat sungai di sana, karna itu mayoritas masyarakat mencari ikan di sungai, untuk dijual dalam keadaan segar atau dibuat dinding terlebih dahulu.

Ingatan tentang kampung halaman selalu menyisakan kerinduan, suka dukanya menempati ruang sendiri di hati.

"Kok ngelamun?" Tegur Iyay Hasbi. "Jangan bilang kamu ngelamunin mantanmu yang di sana ya," lanjutnya.

Aku tersenyum bodoh mengingat bagaimana akhir dari cinta pertamaku.

"Sedikit, lucu soalnya."

"Eh makanannya udah di depan, Iyay ambil dulu ya, dek." Tanpa perlu persetujuanku dia bergegas mengambil pesanannya, aku memanggil buyah untuk makan bersama.

...........

Kelas hari ini berakhir tanpa tugas, seakan dosen tau aku akan liburan sejenak, suasana hatiku sedang sangat baik karna membayangkan perjalanan ini mungkin akan menyenangkan dan sedikit membuat aku beralih fokus dari kesedihan yang belum tahu di mana ujungnya ini.

Patah Hati? Emang Berhak?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang