17

26 8 3
                                    

Tak lama kemudian ponselnya bergetar.

Drt drt....

Daniacantiq💙iss calling

'Hallo bro, gue mau minta maap soal tadi udah marah-marah ke lo, padahal lo cuma mau bawa Dania ke kamarnya, karna tu bocah ketiduran dijalan. Maafin gue yaa?' ucap daren panjang lebar

Daniel terdiam berusaha mencerna ucapan tadi,ternyata yang menghubunginya bukan Dania.

'Eh iya bang gapapa kok, lagian lo gak tau juga kalo Dania tidur'

'Jadi gue dimaafin nih?'

'Iya bang, asal lo mau ngerestuin hubungan gue sama dania' daniel terkekeh geli

'Nyogok lu mah!' Kesal daren

'Gue becanda bang hehe'

'Tapi ini beneran gue udah dimaafin?'

'Iya bang gue maafin'

'Thanks bro' daren menatap Dania tajam yang sedari tadi sudah menahan dirinya untuk tidak tertawa lepas.

Sambungan diputuskan sepihak.

"Puas lo!"

"Puas banget bang wkwk"
Seketika tawa Dania pecah, daren menatapnya kesal.

"Untung lo adek gue, kalo nggak udah gue gibeng daritadi!"

"Ihh selem, bundaaa Dania akut" Teriak Dania dengan nada yang dibuat-buat

"Bego!" Daren menoyor kepala Dania

"Abang kasal ihh dede gak suka" Ucap Dania menahan tawanya

Daren menatap tajam Dania.

"Jyjyk gue dengernya" Kesal daren

"Apalagi gue yang ngomongnya pengen muntah anjirr"

"Dasar bego, untung cantik!"

"Gue tau gue emang cantik , gak kaya abang burique wle" Dania menjulurkan lidahnya kemudian dia berlari ke kamarnya

"Dasar ade laknat!" Geramnya

"Gue gak denger" Teriak Dania dari atas

"Kalo gak denger kenapa lo jawab"

"Oh iyaa gue lupa,"

"Adek siapa si?" Teriak daren

"Dede gak punya kakak,bang" Lirihnya

"Anjir gue gak dianggap"

"Wahahaha baperan lo mah" Teriak Dania

Suara teriakan mereka berdua sampai terdengar ke dapur.

"Abang adek, kalian jangan teriak terus kuping bunda sakit!" Teriak bunda dari arah dapur

"Abang duluan bun yang mulai"

"Dania duluan bun"

Bunda menghela nafasnya kasar ,
Merasa diabaikan oleh anak-anak nya ia berniat ke ruang tengah untuk menenangkan dua titisan manusia yang sedang berdebat.

"Kalian itu ya,gak bisa apa sehari aja gak ribut?" Bunda menatap mereka tajam

"Hehe maaf bun" Ucapnya bersamaan

"Awas aja kalo kalian ribut lagi, bunda gaakan ngasih jatah kalian berdua!"

"Eh jangan bun, kita gak ribut lagi deh suer" Ucap Dania sambil mengacungkan tangannya

"Yaudah bunda mau ke dapur nyiapin buat makan malam"

"Dania bantuin ya"

"Iya sayang yuk ke dapur!"

*Didapur*

Bunda mendekati putrinya yang sedang mengiris bawang dan cabe.

Kemudian bunda membuka suara.

"Nanti kalo kamu udah nikah, kamu harus bisa jadi istri yang baik ya buat suami kamu, kamu harus jadi istri yang nurut apa kata suami kamu gaboleh ngebantah perintahnya ya sayang" Bunda mengusap puncak kepala Dania dengan lembut

"Iya bunda, Dania bakalan jadi istri yang berbakti, penurut sama suami dania nanti"
Dania tersenyum manis

"Bunda percaya"

"Makasih ya bunda udah banyak bantu dania, bunda selalu ngajarin dania apa itu arti sabar yang sesungguhnya,apa itu arti mengikhlaskan yang sebenarnya, ngajarin masak, berkat bunda dania jadi bisa masak makanan enak"

"Itu sudah jadi kewajiban bunda untuk mengajarkan segala banyak hal ke kamu sayang"

"Dania sayang banget sama bunda" Ucapnya sambil memeluk bunda penuh sayang

Bunda membalas pelukan Dania dan tersenyum tipis.

Karena dia tidak menyangka bahwa sekarang putri kecilnya sudah tumbuh menjadi sosok gadis yang dewasa.



DANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang