"Eh lo pada denger nggak sih?Katanya kak Alfadh mau pindah sekolah gara gara anak kelas 10"
Tanpa sengaja,gadis itu mendengar perkataan salah satu Siswi yang seangkatan dengannya. Saat ini Asya sedang berjalan santai melewati kerumunan koridor kelas yang terdengar bisik bisik pedas ditelinganya.
"Iya.Gue juga denger tuh anak kelas 10 berantem sama teman kak Alfadh yang katanya mereka lagi kerja kelompok bareng.Terus anak itu dateng malah buat kekacauan lagi disana"
"Itu orang gak malu apa?!Kalo gue mah jadi dia...Sumpah maluuu banget.Udah katanya nilainya pas pasan,kejar kakak kelas sampe segitunya,tambah lagi buat hal seperti itu"
"Urat malunya udah putus kali"
Mereka semua tertawa mendengar perkataan hal itu.Seolah olah hal itu sebuah lelucon hangat untuk di tertawakan.Asya.Gadis itu sekuat mungkin menahan Air matanya yang terasa telah memanas.
Asya gak boleh cengeng!!.Pikirnya.
Asya pergi melangkahkan kakinya kemanapun yang sedang mencari sesuatu hal.
Tujuan gadis itu kali ini adalah,Dia harus bertemu dengan orang itu.Asya melangkahkan kakinya hingga sampai menuju ruang Administrasi.Ia menangkap pandangan seseorang yang sedang menuju ke Ruangan tersebut.Tanpa menunggu lama waktu,gadis itu segera menghampiri sosok pemuda yang jauh dari jarak yang gadis itu pijak di tempatnya.
"Kak Alfadh!"Tetap saja.Asya panggil Pemuda itu tidak menoleh sedikitpun kearahnya.Asya mencoba sekali lagi.
"Kak Alfadh!"Tetap sama.Asya rasanya gemas dengan pemuda itu.Asya segera menyusul pemuda itu dengan menarik ujung baju seragam belakang milik Alfadh.
"Lepas!!"Asya hanya diam bergeming.
"Gue bilang lepas ya lepas!"
Betapa hebatnya gadis itu yang masih tetap berada di posisinya meskipun Alfadh sedang menghunuskan pedang ke arahnya,gadis itu tetap bergeming.Ibaratnya.
Alfadh mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Asya.Pemuda itu dengan tatapan tajamnya yang ia tujukan untuk gadis yang ada dihadapannya.
"Lo mau apa sekarang?!"
Asya masih menatap pemuda itu.Tidak lama gadis itu menghirup nafas dalam.
"Asya gak minta banyak sama kakak selain Asya mau minta kakak menjadi pacar Asya,Kak Alfadh tolak.Dan Kakak bilang Pacaran itu mengundang maksiat.Asya minta lagi sama kakak untuk mau jadi Calon suami Asya,tetap aja kakak masih nolak.Tapi asya harap kakak mau.Dan sekarang Asya mau kakak jawab pertanyaan Asya"Asya berhenti sejenak.
"Kenapa kakak pindah?"
Alfadh tidak langsung menjawab pertanyaan singkat tersebut.Akan tetapi dia menatap wajah gadis itu dengan datar.
"Karena lo!"
Jleb
Asya meneguk ludahnya dengan kasar.
Alfadh langsung pergi memasuki ke dalam ruang administrasi dan meninggalkan gadis itu sendiri.Gadis itu terheran sekaligus menahan rasa sakit yang membuncah didalam hatinya.
Ternyata benar alasannya kalo kak Alfadh ingin pindah karenanya?
Tapi kenapa?Apa ada yang salah?
Apa memperjuangkan seseorang itu salah?
Gadis itu seperkian detik kembali tersenyum.Senyuman yang ia tunjukkan tidak bisa ada yang menebak apa yang saat ini isi pikiran dari gadis itu.
"Kalo kak Alfadh pindah karena Asya,Asya juga akan pindah karena kak Alfadh"
YOU ARE READING
BADRA GRAHITA{Takdir}
Jugendliteratur{ASYA} -》{ASYALFADH} -》{BADRA GRAHITA} ~~~~~~~~~~~~~ Cerita ini hanyalah fiksi khayalan semata yang dibuat oleh penulis.Diharapkan kalian semua dapat menyukai cerita ini ya dan juga menikmatinya😊Happy Reading... Permen,Permen,dan Permen.Itu yang di...