Terkadang pertemuan pertama adalah sesuatu hal yang indah untuk mengukir sebuah cerita hidup yang entah akan berakhir dengan manis atau juga Sebaliknya.Akan tetapi,itu semua tergantung bagaimana cara kita akan menyikapinya.
Asyalfadh
○○○○○○○
Malam semakin melarut hingga pukul 21.30.
seorang gadis mungil dengan rambutnya yang ia gerai, berbaring dengan pandangannya yang menuju ke arah langit-langit Rumah.
Pikirannya sedang melayang layang di atas awan-awan nan tembus.
Menembus 4 tahun silam.Hal tersebut mampu membuat gadis tersebut tersenyum mengingatnya.
....
Asya keluar dari dalam mobil setelah menempuh jarak yang lumayan jauh dari tempat tinggal lamanya.Gadis itu menatap sebuah Rumah minimalis yang berada dihadapannya.
Hanya beberapa detik,Gadis itu segera menyusul keluarganya yang terlebih dahulu telah masuk ke dalam rumah barunya.
Entah mengapa setelah dirinya memandang rumah ini,muncul sekelebat rasa nyaman menghinggapi lubuk hatinya.
Asya masuk ke dalam dan merapihkan barang yang ia bawa dari rumah lamanya.
5 jam kemudian
Asya dengan tubuh yang sangat lelah langsung membaringkan tubuhnya.Tanpa lama,perlahan mata Asya mulai terpejam lelap.
....Hari ke-2
Seperti kebanyakan aktivitas yang lain,Asya terbangun setelah mendengar Alarm berbunyi nyaring yang masuk ke indera pendengarannya.
Gadis itu segera beranjak dari kasur menuju ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
half an hour later
Dengan helai rambutnya yang masih basah,gadis itu baru saja keluar dari kamar mandi.
Gadis itu hendak mengambil sebuah kotak kecil yang berisi buku Novel dengan aneka ragam macam.
setelahnya dirinya kembali lagi menuju ranjangnya dan membaca novel di atasnya.
Terdengar suara pintu yang sangat memekakkan ditelinga Asya.
Segera Menyusul suara Budak Kecik yang juga tak kalah cemprengnya.
Gadis itu memutar bola mata malas.
"KAK ASYA!!!!DIPANGGIL BUNDA"Seru adik kecilnya ralat teriak sang adiknya yang bernama Remi.
Asya berdesis kesal.
"ish...berisik banget sih"Gadis itu segera beranjak dari tempatnya.Pintu kamarnya semakin digedor dengan suara yang hebat.
"Iya sabar!"
Asya keluar menuju ruang tamu. Meninggalkan Kamarnya yang masih berserakan beberapa buku novel yang hendak tadi dia akan baca.
...."Mau kemana Bun?"Asya terbingung sekaligus muncul rasa penasaran yang hinggap dibenaknya.
"Ayo kamu siap siap!kita mau bersilaturahmi sama tetangga komplek ini"Bunda tampak sibuk merias dirinya,begitupula dengan yang lain.
"Sekarang juga Bun?"Tanya gadis itu dengan suara yang tidak yakin.
"Yaiyalah.kamu mau besok gitu!!!"Sungut kakak perempuannya dengan tidak santai.
Kakak perempuannya lagi ini tengah duduk di sofa single yang terletak di ruang tamu. Kedua lengan perempuan itu ia lipat dada.Terlihat dimatanya Asya,sangat menyebalkan.
"Yaudah biasa aja!"Sahut Asya tak kalah juteknya.
Asya meninggalkan ruang tamu,bersiap siap untuk keluar Rumah dengan mengenal lingkungan baru disekitar rumah barunya.
..."Ayu bu,silahkan masuk ke dalam"Sahut pemilik tuan Rumah dengan ramah.
Asya berserta sekeluarga masuk kedalam rumahnya dengan senyum seramah mungkin.
Boleh jujur?Sungguh Asya tidak nyaman dengan posisi keadaan seperti ini.
Gadis itu merasa bosan.
Tidak ada yang menarik
Di tengah perbincangan ringan keluarganya,Asya melihat seorang
remaja lelaki muncul berasal dari salah satu pintu yang ada disana."Al..."
Panggilan suara lembut berasal dari wanita paruh baya dengan gaya anggun,memberikan isyarat menuju kemari kepada sang putra sulungnya.
Asya memandangnya.
Astaga!ini benar Malaikat?atau Setan yang berwujud Malaikat.
Ganteng banget,Ya Tuhan...
"Apa bun?"
Subhanallah,Suaranya ngalahin Iqbal Ramadhan.
Gadis itu berdecak kagum.Pandangan gadis itu terus saja menuju ke arah lelaki remaja itu.
"Sini duduk.Ada tetangga baru yang mau berkenalan sama kita"Alfadh mengangguk.Pemuda itu lalu duduk bersama bergabung dengan mereka.
"Halo Bibi.Paman,saya Alfadh"Pemuda itu memperkenalkan singkat dirinya sembari tersenyum kecil ke arah mereka.
Oh namanya...Alfadh.
Gadis mungil itu mengangguk angguk mengerti.
"kamu sopan sekali nak"Puji bunda Asya yang dibalas olehnya dengan senyuman Manis.
Aduh!!Asya seperti terasa tersengat sesuatu di dalam tubuhnya.Senyuman pemuda itu...
Asya terlarut dalam memandang pemuda tersebut.Pemuda yang berhasil membuatnya terkagum dalam sesaat.Hingga gadis itu tersadar,bahwa pemuda tersebut juga telah memandangnya.
Asya meneguk ludahnya kasar.Jantungnya serasa memompa dua kali lebih extra cepat dari biasanya.
Apa perasaannya akan berubah?atau bertekad diri dalam keadaan seperti semula ia memandangnya.
Entahlah.Itu semua jawaban dari sang Ilahi.yang terpenting,inilah yang tengah gadis itu rasakan.
"Kalian mau minum?biar saya ambilkan dulu ya"Saat hendak beranjak,Bunda Asya menahannya.
"Tidak usah bun,saya disini mau memperkenalkan keluarga saya dengan tetangga disini agar bisa akrab dengan orang disini.Setelah ini saya juga mau berkunjung pada tetangga lain.Kalau begitu kami permisi dulu ya bun.nanti jangan lupa ya berkunjung ke rumah kami juga"ujar Bunda Tersenyum Ramah kepada bunda Alfadh.
"Benar.Rumah kami akan selalu terbuka untuk keluarga kalian"Sahut Ayah Asya.
Bunda Alfadh tersenyum menanggapinya.
"Iya.Saya akan kesana.Terima Kasih Kalian sudah mampir ke Rumah kami"
"Yasudah,kami pamit dahulu ya"
Asya merasakan sekelebat rasa sedih didalam hatinya.
Akan tetapi begitulah Asya,Tidak bisa mengungkapkan perasaannya sendiri dengan keluarganya.Atau mungkin juga untuk menyadarinya.Saat itu.
Gapapa,Sya.Aku harap Tuhan masih memberi kesempatan untuk kita bertemu kembali.
*****
Aku harap kalian suka ceritaku yang ini:)
salam kenal💕
Achsya💖
YOU ARE READING
BADRA GRAHITA{Takdir}
Fiksi Remaja{ASYA} -》{ASYALFADH} -》{BADRA GRAHITA} ~~~~~~~~~~~~~ Cerita ini hanyalah fiksi khayalan semata yang dibuat oleh penulis.Diharapkan kalian semua dapat menyukai cerita ini ya dan juga menikmatinya😊Happy Reading... Permen,Permen,dan Permen.Itu yang di...