14.

297 79 14
                                    


"Ini udah jelas halaman belakang engga ada" ucap Junkyu.

"Gue udah cek bagian Utara beberapa kali, engga ada tanda-tanda tuh" sahut Hyunjin.

"San, lo kok diem aja?"

Sontak mereka berdua menoleh cepat saat Jungmo bertanya pada Sanha yang hanya diam. Karena sedari tadi Sanha memang tak banyak bicara.

"Perasaan gue kok engga enak ya"

"Huh?"

Mereka menatap Sanha secara seksama. Apalagi Sanha tadi bilang jika perasaannya tidak enak. Dan mereka bingung.

"Maksud lo?" tanya Junkyu mendekat.

"Engga enak aja. Mending balik kedalem sekolah aja. Gabung sama yang lain"

"Tapi hawa disini enak, sejuk" balas Junkyu.

"Dingin yang ada. Jam setengah 9 ini" ucap Hyunjin.































Mereka telah mengecek rooftop, tapi tak ada sekalipun tanda-tanda itu. Jadi mereka memutuskan turun.

"Keknya engga mungkin dirooftop. Jika iya pasti kita tau, karena tangga disini cuma 1" tutur Jeno.

"Anjir dingin banget diatas sini" gumam Eric mengeratkan jaket yang sempat ia bawa.

"Ayo turun aja"

Sunwoo mengiyakan saran Yangyang. Mereka berempat menuju pintu rooftop, dan menuruni anak tangga menuju lantai 3.

Kemudian menuruni lagi ke lantai 2. Namun mereka menoleh cepat saat seseorang melangkah keluar dari kamar mandi tak jauh dari tangga mereka.

"Soobin!" panggil lantang Eric.

"Anjir, suara lo"

Soobin, dia membalikkan badan menunggu keempat temannya menghampiri.

"Engga ada diatas ya?" tanya Soobin.

"Engga. Ruang kelas?"

"Hwall sama Soobin yang ngecek. Gue kebelet tadi"

"Sampe mana?" tanya Jeno.

"Harusnya udah selesai. Karena ngecek engga lama, cuma-"

"Yaiya terserah lo. Ayo susul mereka" potong Yangyang mengibaskan tangannya.

"Bego" cibir Soobin.

Soobin melangkah diikuti Jeno, Yangyang, Eric dan Sunwoo. Sekilas menatap lapangan yang petang, hanya ada cahaya lampu disetiap koridor. Itu pula sedikit remang-remang.

"Eh, masih di kelas 12-3?" tanya Eric saat kelas dihadapannya terang dengan lampu.

Mereka melempar pandangan. Apalagi Soobin, dia kira Hwall dan Jisung dikelas 12-5. Tapi sejak dia tinggal mereka tak pindah ternyata.

"Uhukk.."

Suara batuk itu membuat atensi Soobin beralih kearah belakang kelas, bagian loker belakang tentunya.

Keempat temannya masih diambang pintu. Jadi mereka tidak mendengar batukan kecil itu.

Soobin, awalnya hanya dia yang menghampiri pun langkahnya terhenti kala melihat seseorang sedang bersimbuh dilantai dengan merendahkan punggungnya.

Ditambah dihadapan seseorang itu terbaring satu temannya dengan darah menyebar luas. Entah kenapa kedua tangannya bergetar dan terasa dingin. Soobin memundurkan langkah.

Campsite | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang