End.

522 90 11
                                    



[ Note : sorry jika panjang, karena ini part akhir. Dan juga banyak yang dipikirin untuk dijadiin satu part ]

















"Lo sejak kapan disitu?" tanya Jungmo saat seseorang itu menghadapnya.

"Gue engga bakal alibi kalo gue baru aja disini dan engga sengaja denger percakapan kalian kan?"

Diam-diam kedua tangan Jungmo terkepal. Satu orang familiar dihadapannya ternyata sengaja mendengarkan percakapan dirinya bersama Sunwoo tadi.

Ditambah orang ini pernah mengucapkan turut berduka cita atas kematian teman-temannya sewatu pulang dari berkemah.

"Jung, lo ngap- loh Mark?"

Jungmo menoleh cepat pada Sunwoo yang datang menghampiri untuk membuang sampah. Tetapi Sunwoo malah menyapa orang dihadapannya.

"Lo disini?"

"Haha, engga kok. Udah dari tadi"

Mark Lee, dia hanya berdiri dengan kedua tangan mengantung pada saku celana. Melempar senyum tipis pada Sunwoo yang menunjukkan tatapan bingung dan Jungmo dengan tatapan tajam.

"Dari tadi?!" kaget Sunwoo saat menyadari sesuatu.

"Yap. Tangkap mereka"

Ucapan itu membuat Sunwoo melempar pandangan pada Jungmo. Seperkian detik tubuh mereka berdua di sergap oleh 2 orang dari belakang.

"Woi! Lepas" berontak Sunwoo.

"Mark"

Mark memicingkan mata saat namanya dipanggil oleh Jungmo disertai dengusan dan geraman.

"Ikut saya"

2 orang itu mengangguk cepat. Menyeret dan membawa Sunwoo juga Jungmo mengikuti langkah Mark memasuki gang kecil tersebut.






























Eric menambah kecepatan mobilnya. Sedangkan Sanha sedang membuka artikel yang terpampang dilaptop.

"Lo tau minimarketnya engga sih?" tanya Eric.

"Perempatan jalan dari rumah Hwall. Disana cuma ada 1 minimarket" jawab Sanha tanpa menoleh.

Dia dengan cepat mengganti artikel ke artikel lain. Apa yang ia cari? Tentang pengirim pesan itu. Sanha dan Eric sudah mengetahuinya.

"Astaga, kenapa gue engga sadar!" geram Sanha membaca inti artikel yang ia buka.

"Dapet apa?"

"Mark Lee anak angkat atasan Jeno, Nam Joo Hyuk" jawab Sanha menutup laptop tersebut dan menaruh kekursi belakang.

"Sial"

"Ayo cepet"

"Makanya gue sering liat Jeno sama Mark terus disekolah. Ternyata sekongkol" gumam Eric disertai smirk tajamnya.

Sanha diam. Dia khawatir, gugup dan ragu. Takut terjadi apa-apa dengan kedua temannya itu. Tak lama minimarket yang dimaksud terlihat.

"Loh kok engga ada?" tanya Eric keluar dari mobil.

Sanha segera memasuki minimarket dan bertanya pada salah satu pekerja paruh waktu disana.

"Lihat 2 orang pemuda disini?"

"Tadi mereka makan ramen"

"Kapan mereka pergi?"

"Apa mereka temanmu?" tanya pekerja tersebut.

Campsite | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang