vii. Dibalik itu

60.8K 8.1K 4.2K
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chenle berteriak keras saat tuan Im mengikatnya diatas meja kayu.
Pria itu menatap tubuh si cantik penuh nafsu.
secepat kilat pria tua itu merobek seluruh pakaian chenle, hingga hanya menyisakan dalaman saja.

"Tuan andy sungguh tidak main-main soal tubuhmu, hm?"

Tuan Im mengelus perut chenle yang sudah terlihat buncit. Seringai iblis terlukis di wajahnya, kemudian lidahnya menelusuri leher hingga dada chenle.

"B-berhenti—nhh"

Chenle mendesah tertahan saat jari tuan Im memasuki celana dalamnya, dan mengelus miliknya di dalam sana.

Chenle merintih tak nyaman dan coba mengahalau dengan gerak gusar. Melihat itu, tuan Im menarik rahang chenle kasar dan melumat bibir tersebut secara kasar.

"Peliharaanku yang cantik, aku ingin bayimu ada di tanganku sekarang juga"

Chenle menjerit saat tuan Im mengambil pisau khusus operasi dari meja disampingnya,
Pria tersebut mengelus permukaan perut chenle dengan pisau, lalu tertawa lebar.

"Menjeritlah, karna ini akan sangat sakit"

Chenle menutup kedua matanya dan berteriak keras. Tuan im mengangkat pisau tersebut tinggi-tinggi, dan tersenyum lebar-

"Ucapkan selamat tinggal untuk bayimu, cantik"



Dor!









"Hei, idiot, kau yakin ini tempatnya?"

"Kau meragukanku? Pacarmu yang melacak tempat ini"

"Lee Donghyuck? Ah, tidak jadi-aku tidak pernah meragukan pacarku"

Sementara pria yang dibicarakan mendengus kesal dan terus mengikuti langkah mereka berdua.

Tiga pria tersebut secara lincah melewati semak-semak, melumpuhkan para penjaga yang sedang berjaga secara gerilya. Sang pemimpin- yang bermata tajam dan bersurai arang memimpin kedua temannya.

Masuk kedalam bangunan yang mereka incar, ketiga pria tersebut berhasil tanpa diketahui oleh sang pemilik.

"Donghyuck, dimana target kita?"

Donghyuck mengeluarkan alat pelacak dari ranselnya lalu menatap masion luas itu secara teliti.

"Lantai dua, kamar paling ujung"

Ketiga pria tersebut melangkah menuju lokasi yang dimaksud dengan tetap posisi siaga.

Sang pemimpin mengangkat tangan kanannya, kode untuk mereka bersembunyi dibalik dinding.

"Mark, tugasmu"

"Aku lagi?"

"lakukan atau burungmu ku potong, brengsek"

Hitam | chenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang