Xiv. bertemu lagi

52.3K 7.2K 1.6K
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Chenle dan jisung saling memandang beberapa detik saat mendengar letusan senjata diiringi teriakan dari arah luar rumah. Jisung menggertakkan giginya geram dan berlalu, namun sebelum itu dia berucap.

"Tetap disini dan jangan pergi kemanapun, ok? Jika lima menit aku tak kembali, pergilah melalui pintu itu—"
Jisung menunjuk pintu kayu yang terletak cukup tersembunyi di ujung rumah kaca.

"Cari mobilku yang ada di dekat pohon mapel. Aku tau kau bisa mengendarainya. Pergi ke kantor polisi dan cari yang namanya Mark Lee dan Lee Donghyuck, mereka akan menjagamu"

Jisung menyodorkan sebuah kunci mobil pada chenle, sementara pria cantik itu masih terdiam bingung.

"Dan ini—" kemudian jisung memberikan sebuah ipod putih dari saku celananya dan memberikan benda pipih itu pada chenle, "—jika aku tidak kembali dan kau merindukanku, dengarkan lagu di dalamnya. Aku banyak memasukan lagu-lagu favoritmu disini"

Chenle dengan manik berkaca-kaca menahan lengan jisung, "T-tapi—aku tidak ingin ditinggal"


Jisung tersenyum tipis dan langsung melumat bibir chenle selama beberapa detik penuh kelembutan. Mereka terlena, namun tembakan nyalang sukses menginterupsi.

Jisung dengan terpaksa melepas tautan mereka dan mengecup perut chenle cukup lama, "Papa akan bertemu denganmu"

Chenle cukup tenang saat jisung berjanji akan bertemu dengan anak mereka. Pria cantik itu menatap ragu jisung yang melangkah pergi menuju pintu.

"Lima menit, sayang. Jangan menunggu lebih dari itu" ucap jisung sebelum benar-benar hilang di balik pintu.

Chenle duduk di ayunan sebelumnya dan menunduk takut sambil terus menghitung detik ke detik lewat mulut kecilnya.


"Dua belas...... Tiga belas.... Kembalilah, Jisung.... Empat belas...."



















Jisung menarik napas pelan dan mulai membuka pintu depannya yang beberapa sudah bolong akibat tembakan dari orang tidak diketahui.

"Hai, semua?"

Jisung keluar dengan mengangkat kedua tangannya. Belah bibirnya tersenyum lebar, tak ada ketakutan sama sekali di dalamnya. Sementara maniknya menatap pria tua di depannya dengan tajam.

"Park Jisung, keluarkan anakku sekarang juga!"

Tanpa peduli ada delapan senjata yang mengarah langsung padanya. Jisung justru tertawa kecil memasukan tangan kanannya kedalam saku celana.

Hitam | chenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang