Xii. Foto

52.5K 7.1K 2.1K
                                    






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Chenle membuka kedua matanya saat dirasa punggungnya terasa sakit. Dirinya sama sekali tidak tau pukul berapa ini, yang ia tau hanya ruangan ini tidak ada sumber pencahayaan sama sekali.

Pria Zhong yang malang itu berusaha mendudukkan diri. Kedua tangannya memukul atap kotak berulang kali, berharap bisa terbuka walau mustahil.

Chenle memilih kembali diam dan mengusap kedua kelopak matanya yang terasa perih, efek terlalu lama mengangis. Si cantik menatap seluruh sisi ruangan bawah tanah jisung, memperhatikan betul apa yang pria Park itu simpan disini.

Manik chenle jatuh pada mading kayu di depan matanya. Disana ada beberapa foto pria yang sudah tersilang. Chenle membelalak saat melihat foto beberapa temannya disana.

Kim Yugyeom.

Kim mingyu.

Jeon jungkook.

Chenle menutup mulutnya saat menyadari bahwa hilangnya orang-orang yang secara mendadak mau menjadi temannya itu adalah ulah jisung.

Krit

Chenle yang mendengar suara pintu terbuka reflek meringkuk seperti janin, menghadap dinding agar tidak bertemu muka dengan jisung.

"Masih tertidur,ya?"

Chenle menggigit bibir bawahnya ketakutan. Suara berat jisung yang datang dengan kamera tergantung di lehernya, terasa dua kali lebih mencekam karena suasa yang tidak mendukung.

Klek

Jisung menghidupkan lampu tamaram berwarna merah, agar setidaknya ada sedikit pencahayaan di ruangan tersebut.

Tuk tuk tuk

Jisung berjongkok di depan kotak kaca tersebut, mengetuk beberapa kali dan tersenyum lebar. Sementara chenle dengan jantung berdebar luar biasa berusaha mengatur napasnya.

"Apa kau memang tertidur,hm? Mengapa tidak tenang begitu?"

Chenle merasa napasnya berhenti beberapa detik saat itu. Jisung yang melihat bahwa pria di depannya terkejut, tersenyum semakin lebar.

"Berbaliklah, sayang"

Terpatah-patah chenle berbalik, disambut dengan seringai jisung yang semakin mengerikan.

Chenle terdiam saat jisung membuka penutup kotak yang mengurungnya, lalu pria itu mengusap surainya halus.

"Apa enak disini, chenle?"

Chenle menggeleng dan menatap jisung memohon, "T-tidak, jisung. Keluarkan aku"

Jisung terkekeh kecil lalu menggeleng,

"belum, chenle, belum saatnya"

Chenle menutup matanya takut saat jisung mengambil dari meja disampingnya, lalu merobek kaos putih polos chenle secara perlahan.

"Cantik sekali"

Jisung mengusap air mata chenle. "Kenapa cantik sekali?"

"Jisung, keluarkan aku," lirih chenle.

Jisung berpikir sejenak, seolah memberi chenle harapan. Namun gelengan setelahnya membuat chenle terjatuh dari harapan semunya.


"Buka seluruh pakaianmu, sayang"

Chenle menggeleng, namun jisung segera mengarahkan ujung guntingnya pada perut buncit chenle.

"Buka atau kugunting perutmu sekarang"

Chenle buru-buru membuka seluruh pakaiannya. beberapa kali ia mengaduh saat sikunya terbentur kaca di sampingnya.

Jisung melempar sembarang semua pakaian tersebut dan tersenyum senang, "ini seni bagiku". Lalu berdiri dan mengarahkan lensa kamera ke arah tubuh telanjang chenle.

"Tersenyum sayang"

Bukannya menurut, chenle justru menutup kedua matanya dan bergetar ketakutan.

"seksi sekali. Mungkin akan lebih cantik jika ada vibrator di lubangmu, hm?" chenle menggeleng.

"Sampai jumpa, sayang"







°•°







Tuk tuk tuk

Chenle terbangun saat mendengar ketukan pada kotak kaca yang mengurungnya. Perlahan manik cantiknya terbuka, dan terkejut saat melihat wajah mengerikan jisung yang tersenyum lebar tepat di depan wajahnya.

"Kau tidur lama sekali"

Jisung membuka gembok kotak tersebut dan memberikan chenle sebungkus onigiri dan susu kehamilan yang ia masukan ke dalam botol plastik.

"Makanlah"

Chenle ingin menggeleng, namun perutnya terasa luar biasa lapar. Ragu-ragu chenle ambil onigiri tersebut, membuka kemasannya, lalu memakan lahap.

Jisung tersenyum. Tangan kanannya mengambil sesuatu dari kantong plastik yang ia bawa.

"Lihatlah, sayang"

Jisung melempar satu lembar foto lalu menumpahkan seluruh isi kantong plastik tersebut kedalam kotal kaca.

Semuanya isi foto chenle yang telanjang dari berbagai sisi, sekitar lima puluh lembar.





"Ambil untukmu, aku sudah punya ratusan yang seperti itu"

Chenle menatap jisung penasaran, di maniknya juga terselip getaran ketakutan. Jisung yang menyadari itu melepas salah satu foto dari dinding dan menunjukkannya di hadapan chenle,

"itu kau, kan?"

Chenle harus menelan kenyataan saat melihat potret dirinya yang sedang mandi ada di tangan jisung.

"Aku sudah melihat tubuhmu sejak lama, sayang"

Chenle ketakutan luar biasa. Dirinya memang sudah kotor, tapi ia sama sekali tidak tau bahwa seseorang telah mengotori harga dirinya sejak lama sekali.

"Jisung,aku—keluarkan aku dari kotak ini"

Jisung mendatarkan wajahnya dan langsung membanting penutup kotak tersebut.



"Semakin kau mengemis, semakin tidak akan pernah kau keluar dari sini"









❥ ✰ ┊ ☏ ﹄▫ ♚ ◌

Da da da da dadadada da aw!

Hitam | chenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang