Xvi. Rencana

50.7K 7.2K 3.9K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jisung aku takut.

j-jisung, mereka akan membunuh bayi kita.

Jisung cepat datang.

Jisung.

Jisung.




Jisung membuka matanya dengan keringat dingin di seluruh tubuhnya. Ia memegang kepalanya sendiri yang terasa luar biasa pening.

Melirik ke sekitar, Jisung dapat memastikan bahwa Tuan Zhong membuangnya ketengah hutan setelah memukulinya membabi buta.

Dengan sisa tenaga yang ada, pria Park itu membuka sepatu timberland hitamnya dan mengeluarkan benda pipih berbentuk persegi dari dalam sepatu tersebut.

Jisung memencet salah satu tombol dari benda tersebut. Tak lama setelah itu, suara orang menyahut dari seberang sana—

"halo, ada apa—"

"Mark berengsek Lee! Apa yang kukatakan untuk mencari tau semua rencana Tuan Zhong?!"

"hey, santai bangsat! Apa maksudmu?"

"Tuan Zhong menjual Chenle, brengsek!"

"hah? Aku dan Yien sudah menyelidiki semua rencana Tuan Zhong. Tidak ada yang namanya 'jual-menjual'."

Jisung mengeram marah dan berusaha menyenderkan punggungnya pada salah satu pohon.

"Lacak benda ini dan jemput aku"

"kau gila?! Aku sedang kencan dengan Donghyuck dan kau—"

"Jemput aku atau kau yang akan di jemput malaikat maut!"

"santai, bangsat. Iya-iya"

Jisung segera mematikan alat tersebut dan menatap langit yang sudah mulai menggelap. Ia begitu takut akan keadaan sang pujaan hati. Tuan zhong itu orang gila berotak kriminal, Chenle tidak akan pernah baik-baik saja jika sudah berurusan dengan si brengsek itu.

"Aku akan menemukanmu, Chenle. Aku akan mencarimu dan orang-orang brengsek itu.









Chenle dengan kepala yang ditutupi karung dan kemeja putih tipis ditarik paksa menuju kapal pesiar mewah di pelabuhan kota seoul.

Tuan Zhong menjabat tangan seorang pria lumayan berumur di depannya sembari tersenyum tipis, "Senang berbisnis dengan anda, Tuan"

Tuan Shim ikut tertawa renyah, "Begitupun saya, Tuan Zhong"

"Tuan, mau saya letakan dimana barang anda?"

Tuan Shim menghisap honcoe (alat untuk merokok khas 90an) sekali lalu menatap barangnya yang masih meronta-ronta disana.

Hitam | chenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang