Viii.Sisi lain

63.7K 8.3K 4.3K
                                        






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Jisung menggendong Chenle ala brindal memasuki kediaman yang selama ini menjadi tempat chenle terkurung.

jisung menurunkan sang pujaan hati diatas sofa, lalu mengecup dahinya penuh damba.

Chenle sempat terlena, kedua pipinya menghangat dengan debaran jantung yang terus berdetak.

Pikiran chenle terpecah saat Jisung kembali dari ruang bawah tanah dengan sebuah rantai di tangannya.

"Maaf, sayang"

Jisung mencoba melilit rantai tersebut di pergelangan kaki chenle, namun si cantik menahan tangannya dan menggeleng kecil,

"Jangan, sakit"

Chenle berubah menjadi manja sekarang. Mungkin karna fakfor kehamilan, emosi dan moodnya pun jadi berubah-ubah.

Jisung terdiam beberapa saat lalu mengelai napas. diletakannya rantai tersebut diatas meja, lalu menatap wajah chenle yang kini tersenyum senang.

"Kau benar-benar seorang polisi?"

"kau meragukanku?"

Chenle menggeleng dan sedikit tersenyum kecil. Netra si cantik jatuh pada luka di kening jisung yang sepertinya sudah terobati dengan baik.

Spontan chenle mengelus luka tersebut dengan ibu jarinya. Jisung menutup mata dan menggegam tangan chenle, mengecup pergelangannya, dan tersenyum kecil.

"Maaf, kau pasti ketakutan"

Chenle terlihat cukup kaget saat jisung kembali meminta maaf untuk kedua kalinya.

"T-tak apa"

"Mari kutunjukan sesuatu"

Chenle menerima uluran tangan jisung dengan wajah bertanya-tanya. Pria park itu membawanya ke dapur, memberi gestur agar chenle menunggu, lalu mendorong kulkas disana.

Chenle membulatkan manik doenya saat melihat pintu kayu selama ini di balik kulkas.

"Buka, sayang"

Chenle melangkah pelan dan membuka pintu tersebut. sontak senyum lebar terhias di wajah cantiknya saat melihat taman indoor yang sangat luas. Hampir seluruh taman tersebut ditanami mawar; merah,kuning,putih, dan banyak lagi.

Terutama merah yang mendominasi.

"Jisung—"

"Ini hadiah sekaligus bentuk permintaan maafku"

Chenle melangkah pelan menyusuri taman tersebut. Chenle mendongak dan melihat atap kaca yang langsung mempertontonkan langit cerah beserta mataharinya.

"sayang"

Chenle berbalik.Pipinya langsung memerah hingga ke telinga saat Jisung menyelipkan mawar merah di telinganya.

Hitam | chenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang