004

1.1K 56 3
                                    

Dengan ragu, Lea duduk disamping sang kakak, Kingston. Jujur, Lea sangat gugup, jika berada disatu ruangan yang isinya orang orang nakal seperti ini. Ia takut, ia cemas, ia tak terbiasa berada dilingkungan seperti ini.

Kini semua anak bangsawan kembali duduk ditempatnya masing masing. Lea yang duduk berdua dengan Kingston, di kursi khusus Kingston. Dan Josh yang kembali duduk disamping Jevin, Levin dan Zaniel.

Kini Kingston mengaduk suatu daun yang aneh, diatas piring kaca yang berasap, Lea tak tahu, apa fungsi dari piring kaca yang datar ini.

"Makanlah sup jagungmu sayang, jangan pernah penasaran dengan apa yang kulakukan" Ujar Kingston. Lea tersentak dan mengangguk.

Gadis itu mengambil mangkuk sup jagungnya, ia mulai menyuapkan sesendok sup jagung yang nikmat dan wangi itu kedalam mulutnya.

"Mhmmm" Lirih Lea. Kingston reflek menoleh ke arah adiknya, sementara Josh dibuat salah fokus, oleh suara lenguhan Lea yang pertama kali ia dengar dari bibir manis Lea, benar benar sendu dan merdu.

"Kenapa sayang? Apa makanannya tidak enak? Kau mau aku menghukum Ava?" Ujar Kingston. Wajah Ava memucat, Lea menggeleng.

"Ti--tidak kak, ini hanya panas saja" Ujar Lea. Kingston mengangguk. Pria itu meletakkan mangkuk kaca yang ditengah tengahnya ada seperti pilar kecil yang terbuat dari kaca--ralat, seperti sedotan kaca yang menempel di tutup piring kaca datar itu juga.

Kingston menunduk, mendekatkan wajahnya. Kini didalam piring kaca yang datar itu, sudah ada uap dari daun aneh yang terbakar itu. Kingston meletakkan sedotan kaca itu dibawah lubang hidungnya, Kingston mengirupnya kuat kuat, membuat semua uap dari asap itu terhirup kedalam hidungnya.

Lea tersentak, kini Kingston memutar bola matanya ke atas, raut Kingston berubah, manik biru milik Kingston kini tergulung ke atas dan terganti menjadi putih yang ada dibawah kornea matanya. Kingston tersenyum miring. Kingston meletakkan piring itu. Ia benar benar merasakan kedamaiannya sekarang.

Kingston menjatuhkan kepalanya di bahu Lea. Lea tersentak. Lea meraih rahang sang kakak dan mencoba membangunkan sang kakak. Ia panik, ia takut kak Kingston kenapa kenapa.

"Kenapa kaliam diam saja? Hiks--" Isak Lea yang tiba tiba menangis, ia tak tega melihat Kingston. Ia menempelkan punggung tangannya di dahi Kingston yang dingin. Membuat isak Lea semakin kencang, ya, semuanya heran. Lea tiba tiba menangis. Apa Lea tak tahu yang sebenarnya dilakukan oleh Kingston.

"Dia menghirup daun ganjanya" Ujar Zaniel meneguk alkoholnya.

"Ya, hari harinya ia habiskan dengan itu, karena ia fikir, ia bisa menemukan Virgin disana" Ujar Ava memutar bola matanya jengah.

"Virgin, jangan pergi" Lirih Kingston memeluk bahu Lea yang satunya lagi. Lea tersentak. Kingston bahkan belum membuka matanya.

"Lihat, mana ada raja yang gila seperti dia" Ujar Krystal meneguk alkoholnya.

"Kau tahu--kau begitu seksi hm?" Lenguh Kingston. Lea tersentak.

"Kak sadarlah, aku Lea" Lirih Lea.

"Lea--jangan biarkan Virgin ku pergi, tahan dia" Lirih Kingston. Lea menatap ke sekeliling, disini tidak ada Virgin.

"Kak, disini tidak ada Virgin" Lirih Lea. Kingston menggeleng.

"Virgin benar benar membuatku gila!" Kingston mengacak rambutnya. Lea menggeleng. Ia menenangkan sang kakak.

"Sial! Panggilkan dua selirku yang cukup nakal! Aku benar benar tidak bisa menahan hasratku sekarang!" Pekik Kingston frustasi. Kini wajah Kingston memerah. Sementara Lea menggeleng.

HYPER PRINCE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang