29. Bolehkan Aku Jujur?

1.8K 200 9
                                    

"Kau kemana babe? "

"Ahh itu, aku biasanya pergi bertemu anak Ravenclaw. Iya bertemu anak Ravenclaw hehe. "

"Oh begitu, tapi kalau ada apa apa ceritakan saja padaku. "

"Eh iya hehe. "

"Aku duluan. "

"Ya. "

Akhirnya Draco pergi meninggalkan ku lagi. Biarkan saja, toh aku tak harus mengekangnya. Pasangan juga butuh waktu pribadinya. Tak harus berduaan terus. Mereka juga punya waktu bersama temannya atau keluarganya.


Pertemuan DA akan dimulai 2 jam lagi. Berterima kasihlah pada Mione dan otak cerdasnya. Ia membuat koin khusus untuk berkomunikasi.

Dan terkutuklah Umbridge dan segala ke sombongannya, ke tidaksopanan nya. Geram sekali aku ini.

Jadi ku putuskan untuk menemui Cedric. Sekali kali tak apa bukan? Aku juga rindu.

Makamnya tak jauh dari lingkungan Hogwarts, ini membuat banyak orang lega. Karena mereka bisa mengunjungi laki laki itu kapan saja.

"Hey Cedric.. Aku merasa kesepian tanpa ocehanmu tau, ya walaupun aku tau aku punya banyak teman, keluarga, juga kekasih. Itu tak akan merubah ke rinduanku padamu. Sudah lama aku tak mendengar ocehanmu, ntah itu menyuruhku makan mandi atau yang lain.
Sungguh aku rindu sekali. "

"Ya Diggory... Kekasihku rindu. Ia rindu dengan dirimu itu. Sebenarnya aku juga rindu saat saat kita bercakap cakap. Ntah tentang turnamen gila itu, atau bapak baptisku yang kejam. Semua tak dapat dilupakan. Terkutuklah engkau dengan semua kenangan yang kau berikan. "

"Draco.. "

"Aku mengikutimu, sudah tenang saja aku tak akan mengadu pada prefek. "

Air mataku mulai turun. Bagaimanapun Draco dan Cedric adalah orang yang sulit sekali di gabungkan. Kau bisa menyamakannya dengan Harry.

Cedric adalah sosok laki laki tampan, baik hati, juga rupawan. Siapapun tak bisa menolak pesonanya.

"Draco... Aku-"

"Shh tenanglah, aku ada disini bersamamu. "

Aku mengangguk pelan lalu menyenderkan kepalaku di pundaknya .

"Mau kembali sekarang (y/n)?"

"Kurasa. "

Ia menggandengku keluar pemakaman. Membawaku masuk ke kastil besar yang berfungsi sebagai sekolah sihir itu.

Baiklah aku hampir lupa dengan pertemuan DA. Jadi aku sesegera mungkin memberi alasan pada Draco, lalu pergi ke ruangan kebutuhan itu.

"Mione! "

"Oy (y/n)! Ayo kita akan mulai pertemuan kedua kita. "

Aku mengangguk, lalu berbaris seperti yang lain. Barisan dibentuk berdasarkan seleksi kemarin.

Aku ada dibarisan ke dua tentu saja. Otakku tak begitu besar, jadi aku tak bisa menghafal banyak mantra.

Barisan pertama? Mione tentu saja. Ia jarang menggunakan tongkat. Ia lebih suka bertindak atau membaca buku.

Seleksi kemarin hanya seleksi pengetahuan tentang mantra. Jadi aku tak begitu paham. Lagi lagi karena aku jarang membaca. Aku lebih suka praktik langsung.

Sebut saja ini adalah seleksi kedua. Seleksi dimana kau akan ditempatkan di posisi yang tepat. Itu dapat naik dan turun tergantung usahamu.

Seleksi praktik mantra. Sasarannya adalah patung batu besar. Kau bebas menggunakan mantra apapun. Sasaran juga banyak, tak perlu khawatir kehabisan sasaran.

only you///draco malfoy x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang