6.Saingan

14 10 0
                                    

[Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan]


***


Mendengar itu Barvi makin murka dan ketakutan"Yo,gue udah pernah cerita kan sama lo,tentang bokap gue yang nekat,gue harus gitu lah gini lah,satu sertifikat aja ga gue dapetin,bisa bisa satu taun gue ga dikasih makan!bokap gue paksa gue buat tetep jadi juara satu di kelas,prestasi non akademik juga gue harus punya dan sekarang,kepemimpinan sekolah,harus gue dapetin juga! Apa maksud bokap gue?"

Barvi lalu menutup matanya,mengistirahatkan pikirannya,semua orang pasti memiliki titik kekurangan,dan hanya kepada Rio lah Barvi menunjukan kelemahannya.Tidak ada yang tau lagi selain Rio,orang-orang hanya tau Barvi si ketua kelas,si juara satu,si kapten basket dan calon ketua osis,tanpa mereka tau,Barvi seperti itu karena paksaan sang papa.Hanya Rio yang tau semua keluhan Barvi,saat Barvi sudah tidak tahan dengan semuanya Rio lah yang akan menjadi batu emosinya.

"Mungkin ya papa lo kaya gitu ke elo punya alasan yang belum bisa dia sebutin,lakuin aja terus selagi bisa," ucao Rio.

"Gue tuh kadang ngerasa capek aja gitu,ngerasa nggak bebas.Gue juga pengen kaya orang lain,bisa melakukan sesuatu hal yang mereka mau,iya sih,gue emang suka hidup berorganisasi,tapi gue ga ngeharusin gue menang,biasa aja lagi,tapi papa gue memiliki argumen yang berbeda."

Rio bungkam,merasa kasian melihat Barvi yang menjadi seperti ini.Berbeda saat ada omanya dulu,Barvi sekarang lebih emosional,Barvi sekarang sangatlah kasar,berbeda dengan dulu.

"Jadi,lo mau gimana?" tanya Rio kemudian.

"Gue mesti kalahin Risyi,gimanapun caranya,lo siap?"

Rio kaget dengan pernyataan Barvi.Ngalahin Risyi? Cewe yang ga ada salah sama sekali?

"Harus segitunya kah? Harus Risyi kah?"

"Ya karna dia satu satunya saingan gue yang kuat!" ungkap Barvi dengan penekanan di kata terakhir.

***




***

Salam manis,

Airis Yulia

The Gravity of Love ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang