Sehabis makan bakso, Aku ke rooftop sebentar, Zero mengirimkan pesan chat padaku untuk kesana karena katanya ada hal yang harus ia bicarakan padaku.
Aku duduk di kursi panjang warna putih, yang ujung kakinya sudah kotor. Kursinya terletak dipagar jaring rooftop.
Tiba-tiba segerombol gadis-gadis berjalan menghampiri ku, dari wajah mereka sudah tergambar tidak senang dan membawa aura negatif disini.
Aku rasa salah satu dari mereka murid baru, sebab aku tak pernah melihatnya sebelumnya.
"Heh Lo yang namanya Alicia?" kata murid baru itu-Mawar.
Aku lalu berdiri, menatap gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala, paras ketua geng yang ia tunjukan tidak membuatku gentar.
Sejenak aku berfikir kenapa gadis ini bisa tahu namaku? kalau memang ia baru disini. Aku tidak sepopuler itu sampai dikenal banyak orang.
Ah!
"masalah Zero lagi pasti."
Aku mengangguk mantap, sudah pasti ini Malasah Zero, apalagi coba sampai ada orang yang repot-repot penasaran denganku dan mendatangiku jika bukan karena Zero.
"Iya ada apa?" tanyaku selembut mungkin, bagaimanapun aku harus bersikap ramah, iya bukan?
"Huh! gue denger Lo dekat ya dengan Kak Zero!?" Bentak Mawar sambil matanya melotot kearahku.
"Lo jangan berani dekat-dekat dengan Zero!" Lanjutnya.
"Iya denger tuh," Timpal Citra-Teman segengnya.
"Kan bener, mesti gegara Zero. Sialan tu bocah! nambah bebah hidup gue aja perasaan."
"Lah emangnya kenapa, toh kalian bukan pacarnya Zero," balasku.
"Ya memang bukan, tapi Lo itu sainganku tau!"
"Oh anda merasa saya saingan anda? awww ada ya ternyata yang iri sama gue yang cuma sahabatnya Zero." Kataku melipat tanganku.
"Itu mah mulut Lo, tapi hati lo!? hati manusia tidak ada yang tahu." kata Mawar menatapku nyalang.
"Memangnya anda bisa menebak isi hati saya?" tanyaku sedikit dibumbui bahasa formal.
"Udahlah nggak usah banyak bacot!, pokoknya jangan deketin Zero titik!" kata cewek sebelahnya-Rena.
"Lah siapa Elu pada main ngelarang gue, bapak gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lump In your Troath [PROSES REVISI]
Novela JuvenilPROSES REVISI "Even a strong boy can cry just because of a girl" Kala seorang laki-laki sudah mencintai satu wanita, bahkan rela mengorbankan segalanya pada sang pujaan hati, namun perlakuan yang diterima tidak mencerminkan bahwa hubungan ini bersim...