"Awal yang baru"

38 13 5
                                    

Alicia bangun pagi seperti biasa, menjalani rutinitas pagi dengan segala kesibukannya.

"SELAMAT PAGI ZERO!"

Ya, seperti nya gadis itu berusaha mengembalikan kebiasaan lamanya menyapa sang sahabat, memulai awal yang baru dan menutup lama kisah lama sahabat nya.

"Selamat pagiiiiii!" ulang Alicia sambil berlari mendekati sang pemuda.

"Pagi."

Yeah, perlu waktu untuk membuat semuanya kembali seperti sedia kala, tidak perlu terburu-buru.

"Nebeng?"

"Tentu!"

Selama perjalanan keduanya saling diam tanpa ada percakapan, hanya ada gurauan-gurauan kecil dengan nasa canggung yang tercipta.






Jam pelajaran pertama

Rasanya ada perasaan lega dihati Zero, saat ia berhasil meluapkan segalanya ditengah hujan dengan seseorang yang peduli dengannya.

Gadis itu rela membiarkan tubuhnya diguyur air hujan dengan hembusan angin malam hanya untuk membawanya kembali, apakah ia tidak memikirkan kesehatan nya?

"Hey bro..." panggil Adit yang sekarang bertukar tempat dengan teman bangsatnya Zero.

"Hm."

Adit hanya duduk disampingku tanpa berkata lebih, ia langsung bermain dengan benda pipiunya sementara si lawan bicara memutuskan untuk membaca buku yang ia bawa.

"Zer...."

Seorang gadis bersuara rendah mulai mengusik ketenangan sang pemuda yang tengah meredakan gundah. Dengan berat hati Zero mengangkat kepalanya untuk melihat siapa gerangan yang berani memanggilnya.

Shella.

Sekilas Zero langsung kembali menyibukkan diri dengan bukunya, jujur saat ini ia tidak ingin siapapun berbicara dengannya.

"Zer..."

"Zero..."

"Pergilah" usir Zero pelan sambil membuka lembaran baru dibukunya.

"Zer... aku mau ngomong."

"Gak ada yang perlu Lo omongin, semua udah selesai," ujar Zero bernada dingin tanpa mengalihkan pandangannya.

"Zer...jangan cuek gitu, aku sakit dengan sikap kamu yang kek gini."

Buk!

"Lo pikir gue gak sakit dengan apa yang Lo lakuin?" Kata Zero setelah menutup kedua sisi bukunya cepat hingga menimbulkan bunyi.

"A-a-aku minta ma-"

"Gue maafin."

"Tapi, Zer..."

"Pergilah."

"Zero ak—"

"Pergi!" Ucap Zero memperjelas kalimatnya, Adit yang mendengar perdebatan yang tak kunjung usai pun ikut turun tangan.

"Hei Nona, bukankah Zero sudah menyuruh anda pergi, saya tahu anda bukan orang bodoh buat ngerti perintah dia," sarkas Adit menatap jijik perempuan didepannya.

Shella diam memilih untuk pergi, karena mencari masalah dengan Adit sama saja mencari masalah dengan Aldo, ia tak mau terlibat dengan laki-laki mantan Gengster disekolah nya.

"Thanks."

Adit hanya mengangguk menanggapi ucapan terimakasih, lantas kembali melanjutkan bermain game.

Lump In your Troath [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang