Malam ini aku hampir tidak bisa tidur, rasa bersalah agaknya menjalar melalui sela-sela tubuhku, akulah pelaku yang mencomblangkan Zero dengan Shella, Bagaimana jika Shella menyakiti Zero, dan membuat pemuda itu down.
Oh astaga, aku sungguh tidak tenang memikirkan semua ini, tak jauh dariku terlihat sebuah telepon seluler milikku, aku memutuskan untuk meraihnya dan memanggil Devan, siapa tahu dia bisa meredakan kekhawatiran ku malam ini.
Devan bijakk
OfflineDev?|
Devan?|
Kamu sudah tidur?|
Aku rasa Devan sudah tidur, wajar saja kalau sudah, ini sudah jam satu pagi, terlalu ralut malam untuk seseorang saling mengangkat panggilan.
Ting!
Terdengar notifikasi dari handphone ku, akupun langsung mengeceknya, nama Devan pun terpampang rapi diantara notifikasi aplikasi lain.
Devan bijakk
Online|Iya Al? ada apa?
Kamu belum tidur Dev?|
|Belum Al, aku tidak bisa tidur.
Sama Dev, aku juga.|
Apa yang harus|
kita lakukan Dev?apa kita bilang saja|
yang sebenarnya?| Aku sebenarnya
juga ingin| Tapi apakah Zero
akan percaya
pada kita?Itulah Dev|
yang sedang aku|
pikirkan ಥ_ಥ| Tenang besok kita akan
bilang pada ZeroTapi bagaimana kalau dia|
gak percaya? :(.| Emm begini saja apapun
yang terjadi kita hadapi
bersama oke, aku akan
mengatasi situasi nya besok|Sekarang tidurlah,
besok sekolah:)Baiklah Dev|
terimakasih:)|
|Iya.
Offline
__
KAMU SEDANG MEMBACA
Lump In your Troath [PROSES REVISI]
Fiksi RemajaPROSES REVISI "Even a strong boy can cry just because of a girl" Kala seorang laki-laki sudah mencintai satu wanita, bahkan rela mengorbankan segalanya pada sang pujaan hati, namun perlakuan yang diterima tidak mencerminkan bahwa hubungan ini bersim...