Di pagi hari, dimana semuanya seperti garis bujur yang selalu kembali ke titik awal. Hari-hari yang biasa juga dilalui oleh Naruto dan Sasuke.
Pasangan yang masih awet di usia pernikahan satu tahun itu kini tampak harmonis dengan keduanya yang berada di meja makan.
"Jadi, kamu akan kembali ke perusahaan?"
Naruto hanya mengangguk ketika bibirnya penuh oleh sarapan paginya.
"Apa kita perlu berangkat bersama?"
"Tidak! Aku berangkat siang hari ini. Pergilah lebih dulu!"
"Baiklah! Katakan saja padaku jika kamu berubah pikiran."
Cups!
"Terima kasih untuk pagi ini. Aku berangkat dulu," pamit Sasuke selepas makan paginya usai.
Naruto mengangguk sekilas. "Hati- hati di jalan!"
💟 KEKASIHKU, SI TUAN PUTRI 💟
Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Datekoii DewiiWarning !
EYD Error, Typos, AU/AR/AH/AT/OOC/OC, Gender Switch, Death Chara, Mature, Bash Chara, Canon, Crack, Ext.Rated : T+
Genre :
Drama, Family, H/C, Love-Hate.Don't Like Don't Read!
If you don't mind RnR. Thanks before...⚠️ DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIAT ⚠️
❤️🧡💛💚💙💜
✨ KEKASIHKU, SI TUAN PUTRI✨
Untuk pertama kalinya, setelah satu tahun menikah, Naruto memutuskan kembali ke perusahaan yang tadinya ia titipkan pada sang kakak. Ia kini tengah berjalan dengan penuh percaya diri ketika kembali menginjakkan kakinya di perusahaan miliknya.
Sesampainya di lantai tempat di mana kantornya berada, ia berlalu begitu saja tanpa mengindahkan salam hormat yang sekertaris-nya berikan.
"Aku tidak tahu kamu jadi seangkuh ini!?"
Sebuah kalimat terlontar ketika bibir Sakura gatal melihat Naruto yang mengabaikan atensi dirinya sebagai sekertaris wanita itu.
Naruto menoleh ke tempat dimana Sakura masih berdiri setelah membungkuk padanya, melihat wajah wanita itu entah kenapa ia merasa nasib baiknya akan hilang sebentar lagi, dan berganti dengan nasib buruk.
"Kau sepertinya punya banyak waktu senggang?" Sindir Naruto.
"Ini semua berkat kemurahan hati anda, Presdir."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKASIHKU, SI TUAN PUTRI [ FanFict ] - HIATUS
Romance"Aku ingin Naruto dikirim keluar negeri!"/"Bagaimana bisa dia bersikap tak adil pada putranya sendiri? Apa yang sebenarnya ada di dalam pikirannya?"/"Dulu kamu tidak seperti ini Hinata. Apa yang membuatmu berubah? Aku dulu menyukaimu, tapi-"/"Maafka...