Wanita Terkasih
Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Datekoii DewiiWarning : EYD Error, Typos, AU, Gender Switch, Death Chara, Mature, Bash Chara, ect.
Don't Like Don't Read
***
Pagi yang indah. Ketika matahari bersenandung hangat dan langit membiarkan hamparan biru melebar. Ketika gunung-gunung terjaga dan lembutnya angin-angin menyapa.
Bila hati manusia mampu melihat. Betapa hari ini dimulai tanpa sarat, tanpa pinta, dan tanpa peluh bergumam.
Bila sebentuk kedamaian mampu terlukis, hingga siang menjelang dan malam mengakhiri. Bila langit mampu menentramkan kemegahannya tanpa warna warna suram yang menggelegar.
Hinata menggeliat dalam tidurnya. Sinar matahari telah lancang membangunkannya, padahal seingatnya tirai kamarnya tertutup rapat ketika ia beranjak tidur pukul 2 pagi tadi.
Mata lavendernya menyipit, bayangan seorang pria yang berdiri membelakanginya terasa menyilaukan.
Pria itu berbalik, tubuh atletis yang terekspos itu menatap datar Hinata yang masih menyesuaikan cahaya yang menusuk retinanya.
"Neji.." panggil Hinata pelan. Ia mendudukan dirinya hingga selimut yang membungkus tubuhnya turun.
"Kapan kau pulang?" Tanya Hinata ketika Neji tak berniat merespon panggilannya.
Neji berjalan menjauhi jendela dan menggambil jubah mandinya."Apa kau menyesal?" Tanya Hinata pada Neji yang hampir memasuki kamar mandi. Neji bergeming, namun langkahnya terhenti.
Neji melirikkan manik mutiaranya. Bibirnya masih enggan menjawab.
"Apa kau bisu?" Sarkas Hinata. Neji nampak enggan menanggapi dan masuk kamar mandi dengan sedikit gebrakan pada pintu.
Hinata mengetatkan rahangnya. "Hanya karena Naruto aku bahkan tak disentuhnya setiap malam! Hyuga Neji, mungkin kematianmu lebih baik!" Ujaran kebencian Hinata layangkan pada sebuah pintu yang menelan Neji didalamnya.
Hinata turun dari ranjangnya. Ia kemudian menarik tirai kelambu dihadapannya dan membuka jendela lebar-lebar. Hinata melangkahkan kaki telanjangnya menuju balkon. Tubuh berbalut lingrie tipis itu semakin mendekati pembatas balkon. Hinata menutup kedua matanya. Hembusan angin pagi memang yang paling dapat menyejukan pikirannya yang kacau.
Sebuah getaran ponsel yang terletak jauh diatas meja menarik Hinata mendekat. Sebuah notifikasi pesan masuk tercetak dilayarnya.
Hinata menyeringai, nampaknya isi pesan itu merubah mood buruknya sedikit lebih baik. Hinata mengetikkan jemarinya dengan lincah. Hingga 15 menit kemudian ia tersenyum penuh kemenangan bersamaan dengan keluarnya Neji dari kamar mandi.
Cklek!
Hinata menaruh ponselnya dan berjalan mendekati sang suami. "Hari ini adalah jadwal pertemuan dengan kolega dari Amerika. Tuan James akan melakukan kerja sama dengan Ancorventian." Jelas Hinata yang sibuk memakaikan kemeja dan dasi Neji.
"Apa ayah akan ikut?" Sahutnya dengan sebuah pertanyaan.
Hinata mengamati sejenak baju yang begitu pas ditubuh suaminya dan berbalik sejenak mangambil jas sebagai pelengkap. "Tidak! Hanya kita." Jawabnya.
Neji mengangguk sekali. "Kau nampak tak sehat, sebaiknya kau istirahat." Ujar Neji perhatian. Pria Hyuga itu kemudian menerima tasnya dari tangan Hinata dan menghadiahi istrinya itu ciuman di kening dan bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/176995426-288-k516855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKASIHKU, SI TUAN PUTRI [ FanFict ] - HIATUS
Romance"Aku ingin Naruto dikirim keluar negeri!"/"Bagaimana bisa dia bersikap tak adil pada putranya sendiri? Apa yang sebenarnya ada di dalam pikirannya?"/"Dulu kamu tidak seperti ini Hinata. Apa yang membuatmu berubah? Aku dulu menyukaimu, tapi-"/"Maafka...