Author povMingyu terbangun dari tidur singkatnya, sejak mengetahui kalau Wonwoo mengikuti nya bahkan sampai kantor, rasanya Mingyu tidak bisa hidup seperti dulu lagi.
Mengucek mata dan kembali membenarkan rambutnya yang kusut, Mingyu segera bangkit, beruntung ia tak melihat arwah Wonwoo lagi di sekitar ruangannya.
"Aku tidak bisa diam saja, ya benar! Aku harus mengusir arwah suami gila itu" gumam Mingyu pada dirinya sendiri. Mingyu mengambil ponselnya dan mencari sebuah nama.
Setelah panggilan tersambung Mingyu langsung excited.
"Oh Jihoon, kau hari ini sibuk? Bisa mengantarku ke suatu tempat?" tanya Mingyu bertubi-tubi. Kedua sudut bibirnya menarik setelah lawan teleponnya setuju dengan ajakannya."Kena kau sekarang arwah gila" monolog Mingyu, segera ia keluar dari kantornya setelah menyuruh sang sekretaris mengambil alih semua tugas nya hari ini. Ya, setidaknya Mingyu berpikir untuk mengutamakan mengusir arwah Wonwoo untuk saat ini.
.
Ragu, senyum Mingyu luntur saat temannya membawa ia ke sebuah rumah yang bernuansa merah terang, dengan beberapa lonceng dan kertas jimat di sekeliling rumah itu.
Jihoon segera keluar dari mobil Mingyu, namun Mingyu menahannya "yak, aku takut sekali. Garis keturunan keluargaku tak percaya dengan hal-hal seperti ini" ujarnya tiba-tiba ragu, Jihoon hanya membalas dengan rolingan mata "Terserah, kau mau arwah itu terus mengganggu mu dan membuatmu tak bisa tidur semalaman?"Mingyu menggeleng, ia menelan ludahnya kasar benar juga kata Jihoon.
"O-oke, kau yakin ini berhasil kan?" tanya Mingyu memastikan. Bukan tanpa alasan, ia sudah mencoreng harga diri keluarga Kim kalau sampai ketahuan mengunjungi dukun untuk mengusir arwah . Namun tak ada jalan lain, daripada dia harus terus diganggu oleh arwah Wonwoo ,kan.
Jihoon mengangguk. Sekarang mereka sudah berada di depan pintu masuk.
Klangggg
"Aish kamcagiya" teriak Mingyu kaget, padahal itu ulah tubuh tingginya yang menyentuh lonceng diatasnya.
Tanpa basa-basi Jihoon menarik Mingyu ke dalam, daripada ia harus menyaksikan aksi Mingyu yang berlebihan lagi.
Mingyu dan Jihoon saling menatap saat seorang pria dengan pakaian nyentrik disertai topi aneh sedang berkeliling meja sambil menaburi beras .
"Yak..kurasa otak dukun itu tak benar, kita pergi saja" ujar Mingyu menarik tangan Jihoon, namun sang dukun yang menyadari kalau rumahnya didatangi orang langsung membuka mata dan menghentikan kegiatannya.
"Oh kenapa hanya berdiri,ayo duduklah. Maafkan aku , tadi aku sedang melakukan ritual" ujar dukun yang bernama lengkap Boo Seungkwan itu seraya mempersilahkan Jihoon dan Mingyu masuk.
Walaupun ragu akhirnya Mingyu duduk juga, diikuti Jihoon disebelahnya.
Seungkwan mulai melafalkan mantra di mulutnya, lalu kembali membuka matanya besar-besar menatapi wajah Mingyu.
"Woah aura mu kuat sekali Tuan, pasti kau kesini karena selalu diikuti arwah"
Mingyu semakin membenarkan posisi duduknya "benar sekali, woah tak kusangka kau dukun yang hebat" puji Mingyu.
Sang dukun hanya tersenyum senang "aku sudah tau itu, jadi bagaimana Tuan, apa dia arwah gadis yang bergairah, ataukah arwah Ahjumma yang tertarik dengan tubuh kekarmu?" tanya Seungkwan, terdengar vulgar membuat Mingyu seketika kembali melunturkan senyumannya. "Teng! Bagaimana mungkin kau salah eoh!"
Seungkwan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia kembali memejamkan matanya, berpura-pura menangkap sinyal "ah dia namja rupanya, apakah dia gay sehingga menyukai tubuh kekarmu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [M]
FanfictionMenjadi Janda memanglah sebuah takdir yang tak diharapkan oleh perempuan manapun. Tapi bagaimana jika kau menjadi Janda bahkan sebelum memulai malam pertama?. Inilah yang dirasakan Dahyun, perempuan cantik yang menyaksikan pembunuhan tragis dari sua...