Didalam perjalanan, Minggu tak henti-hentinya menarik sudut bibirnya, mengingat pertemuannya dengan pemilik toko kerajinan tadi membuat sebuah gejolak dalam dirinya membara .
Beberapa menit, ia sudah sampai dirumah kakak perempuannya untuk memberikan kado pada Jaera.
"Samchon, kau sudah datang?" tanya Jaera setelah ia melihat Mingyu keluar dari mobilnya sembari membawa sebuah paperbag pink dengan hiasan pita di pinggirnya. Mingyu segera menggendong keponakannya itu dengan wajah sumringah.
"Jaera.. Jepit kupu-kupu mu membawa keberuntungan bagi Samchon"
Jaera yang tidak mengerti cuma mengerenyit , lalu mengambil paper bag yang di ulurkan Mingyu.
"Woah Mingyu, apa kau menang lotre dipinggir jalan" tanya Taeyeon , sang kakak yang ikut keluar dari rumahnya ,mengambil Jaera dari gendongan Mingyu.
"Noona, kau percaya cinta pandangan pertama?" tanya Mingyu yang membuat Taeyeon mendecih pelan, tak dapat dipercaya adiknya yang hidup untuk bermain-main saja tiba-tiba mengatakan itu.
"Eoh aku percaya. Ngomong-ngomong tumben sekali kau sedikit aneh hari ini, bibirmu akan robek kalau kau tersenyum lebar seperti itu"
Si Mingyu? Bukannya tersindir pria bermarga Kim itu malah tersipu, lalu ia mengeluarkan ponselnya, memberi tahu pada sang kakak tentang perempuan yang ia temui tadi.
"Bagaimana menurutmu? Bukankah dia cantik?" tanya Mingyu membuat Taeyeon langsung berfokus pada foto yang di tunjukkan Mingyu.
Lalu Taeyeon tersenyum setelahnya "Ini kekasihmu yang mana lagi?"
"Aniya Noona.. Kali ini, kurasa dia perempuan yang di takdir kan untukku, hatiku berdebar saat pertama kali melihatnya" ujar Mingyu tak henti-hentinya menatap foto yang tak sengaja ia ambil, namun hasil natural nya itu malah terlihat sangat cantik.
Taeyeon mendecih pelan "Sudahlah, siapa namanya?"
"Namanya..." terlihat berpikir, Mingyu memang tak sempat mengetahui nama perempuan penjaga toko yang ia temui tadi. Lengkung di wajah Mingyu perlahan turun, digantikan wajah penyesalan karena tak sempat menanyakan nama perempuan itu.
"Noona Otteoke? Aku lupa menanyakan namanya.
Taeyeon lagi-lagi menggeleng karena perilaku adik laki-laki nya yang seperti remaja baru pubertas itu padahal sudah berlalu lalang di dunia percintaan.
"Kau nampak serius kali ini, aku jadi penasaran dengan perempuan itu" ujarnya seraya bersidekap dada.
Mingyu kembali tersenyum "Noona, kurasa dia benar-benar ditakdirkan untukku" balas Mingyu sumringah, sang kakak hanya bisa menarik sudut bibirnya , membayangkan bagaimana adik nya yang tak pernah serius itu akan mengejar perempuan yang ia sukai pada pandangan pertama. Sungguh, Taeyeon benar-benar menantikan itu.
Tak ada yang tau, dari dalam mobil Mingyu, sepasang mata arwah dari Jeon Wonwoo menatapnya tajam "Woah Brengsek sialan, berani sekali dia bilang Dahyun-ku adalah takdirnya"
.
.
Dilain sisi, Dahyun sedang duduk di kursi kasir sambil memandangi sebuah foto di dompetnya, lengkung bibirnya naik,namun raut wajahnya sendu. Menatap kearah foto dirinya dan Wonwoo saat masih awal menjalin hubungan. Senyuman pria itu yang jarang ditunjukkan pada siapapun membuat Dahyun merasa kalau ia adalah salah satu orang beruntung di dunia karena mendapatkan Wonwoo.
"Tuhan jahat sekali, setelah memberi takdir baik padaku, ia mencabutnya dengan cepat" gumam Dahyun seraya tersenyum miris. Sebenarnya Dahyun masih belum bisa merelakan kepergian Wonwoo, ah bahkan mungkin ia tak bisa melupakan Wonwoo barang sedetikpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [M]
FanficMenjadi Janda memanglah sebuah takdir yang tak diharapkan oleh perempuan manapun. Tapi bagaimana jika kau menjadi Janda bahkan sebelum memulai malam pertama?. Inilah yang dirasakan Dahyun, perempuan cantik yang menyaksikan pembunuhan tragis dari sua...