4- opportunity

586 137 55
                                    

Author POV

.

Mingyu mungkin dianggap orang gila sekarang, dengan tak ada sopan santunnya, Wonwoo menyuruh ia untuk meminta makanan persembahan pada Pastor untuk makan Wonwoo.

Pastor itu tersenyum, lebih tepatnya ke arah arwah Wonwoo yang sedari tadi berada di belakang Mingyu. "Kuharap semua urusanmu cepat selesai sebelum kau berubah menjadi arwah jahat" tuturnya sembari memberi nampan besi berisi makanan persembahan didalam gereja pada Mingyu.

Raut wajah Wonwoo berubah sendu, ia mengangguki petuah pastor itu.

"Terima Kasih" ujar Mingyu sebelum ia melangkahkan kakinya, memberi kode pada Wonwoo agar mengikutinya kembali ke mobil.

Entah kenapa, Mingu merasa arwah Wonwoo terlihat sedih setelah mendengar ucapan pastor itu. Mingyu berdehem untuk menyadarkan arwah Wonwoo dari lamunannya.

"Kau mau kita bicara dimana?" tanya Mingyu.

"Bagaimana kalau di restoran? Ah lebih tepatnya di meja yang berada di luarnya" balas Wonwoo yang membuat mata Mingyu membulat "yak! Bisa bisa aku dianggap gila jika bicara denganmu ditempat terbuka seperti itu"

Seakan tak peduli, Wonwoo malah memandangi jimat yang dipajang Mingyu di kaca tengah mobilnya "lagipun kau sudah gila sejak mempercayai ucapan dukun abal abal hanya untuk mengusirku, yak jimat ini hanya kertas yang ditulis dengan spidol merah, bisa-bisa nya kau membeli dengan harga tinggi" ejek Wonwoo yang membuat Mingyu mendengus, lagi-lagi ia kalah debat oleh hantu.

.

Mingyu menutup nampan besi berisi buah-buahan dari gereja itu dengan jas nya, akan aneh jika orang melihat buah-buahan itu perlahan tandas padahal tak ada yang memakannya. Ya, pemandangan seorang arwah yang kelaparan rupanya seperti ini.

"Sialan apel nya terasa hambar"

Mingyu berdecak saja mendengar penuturan penuh komentar dari arwah didepannya ini. "Hambar hambar tetap kau makan sampai habis" dengusnya yang tak dihiraukan oleh Wonwoo.

Setelah melihat Wonwoo yang nampak selesai dengan acara 'memakan persembahan'. Akhirnya Mingyu menopang dagu, ia sangat penasaran dengan apa yang akan Wonwoo katakan padanya.

"Kim Mingyu-ssi, kau tak takut padaku?" tanya Wonwoo, memasang wajah seramnya, bukannya takut , sepertinya pria bernama Mingyu ini makin menantang Wonwoo.

Mingyu menghela nafas panjang "aku benar-benar menyukai mantan- ah maksudku istrimu itu " ujar Mingyu , raut wajahnya berubah serius.

Wonwoo naik ke meja, berusaha mengendus kebohongan dari ucapan pria tinggi yang mencoba mendekati Dahyun ini, namun ia tak menemukannya.

Kembali Wonwoo dalam posisi duduknya, ia menunduk menatap ke arah tanah "saat aku meninggal dan di sidang di alam baka, aku mengajukan sebuah permohonan"

Mingyu sedikit terhenyak saat itu juga "hah? Memangnya bisa?"

"Aku banyak berbuat baik selama hidupku dulu, dan untuk timbal balik , aku hanya meminta satu, yaitu turun ke bumi untuk mengawasi Dahyun dari dekat" tutur Wonwoo, sekarang nadanya lebih terdengar sendu daripada sebelumnya.

Perkataan Wonwoo sukses membuat Mingyu bungkam, ia tak percaya sebesar itukah rasa cinta arwah pria didepannya ini kepada Dahyun, Mingyu hampir terbawa perasaan dengan rasa cinta yang begitu besar dari arwah pria didepannya, bahkan saat ia sudah tiada.

Melihat Mingyu yang menatapnya seakan kasihan, arwah Wonwoo memalingkan wajahnya "kuharap kau mengerti, jika kau hanya main-main dengannya, jangan harap aku akan membiarkan mu hidup dengan tenang Kim Mingyu-ssi" balas Wonwoo penuh penekanan.

Hiraeth [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang