MINGYU POV
Kutatap wajah damai perempuan yang sekarang terbaring di rumahnya . Ya, Dahyun memang tinggal sendirian, aku bahkan baru tau jika perempuan ini adalah broken home, ayah dan ibunya berpisah sejak Dahyun duduk di sekolah menengah atas dan tinggal dengan pasangan masing-masing. Makin besar rasa untuk melindunginya, belum lagi tentang trauma Dahyun yang sampai sekarang belum hilang itu.
Setelah mendengar cerita dari dua gadis yang notabene adalah karyawan toko nya Dahyun tadi, aku benar-benar tak menyangka jika Dahyun melihat semua kejadian tragis itu.
Jeon Wonwoo
Ya, awalnya aku cukup terganggu dengan arwah pria posesif sepertinya, namun sepertinya aku tersadar jika Wonwoo benar-benar pria terbaik yang bernasib buruk. Sekarang kulihat dia menatap khawatir pada Dahyun , berkali-kali pria itu terlihat ingin menyentuh tubuh Dahyun namun tak bisa.
Maksudku, oh ayolah apakah benar Eunwoo yang membunuh Wonwoo? Bukankah itu terlalu psikopat jika hanya untuk merebut Dahyun kembali padanya. Aku tau betul Eunwoo itu phobia darah , bukankah mustahil jika dia memberi pukulan bahkan tikaman yang pasti mengeluarkan banyak darah.
Kulihat Dahyun perlahan membuka matanya, sontak arwah Wonwoo berdiri , wajahnya nampak senang bukan main.
"Kau sudah sadar" ujarku yang langsung duduk di pinggir ranjang, lalu menyodorkan Dahyun air putih yang sempat aku ambil di dapurnya tadi.
Setelah Dahyun meneguk habis segelas air putih itu , ia langsung menunduk entah kenapa.
"Ah sialan, harusnya kau tidak mendekati janda mati yang punya gangguan traumatik sepertiku Mingyu" ujar Dahyun dengan suara bergetar, kutaruh gelas kosong yang masih di tangannya ke nakas, lalu ku rengkuh tubuh yang jauh lebih kecil dariku ini, mencoba mengabaikan tatapan tak suka dari arwah-nya Wonwoo layangkan padaku.
"Dahyun-ah, aku tidak peduli pada apapun sekarang ini." ujarku tulus. Mungkin baru kali ini aku terdengar seperti pria sejati, tapi sungguh sebenarnya aku memang tak peduli pada status Dahyun . Dalam diriku tertanam kalau aku harus menjadi pengganti arwah Wonwoo untuk melindunginya .
Tak kusangka aku merasakan gerakan tangan di punggungku, yang berarti Dahyun saat ini sedang membalas pelukanku.
"Mingyu, kenapa kau baik sekali, kau benar-benar mirip dengan mantan suamiku"
Kulihat arwah Wonwoo menatap kami dengan tatapan kosongnya, entah kenapa bagian dalam hatiku sedikit merasa bersalah padahal aku tau Wonwoo hanyalah arwah .
Kulepas pelukanku dan tersenyum menatap Dahyun, "mau menyempatkan diri melihat peristirahatan mantan suamimu?" tanya ku .
Awalnya Dahyun terlihat bingung, namun akhirnya ia mengangguk juga.
Lama hening, aku masih setia mengeluarkan senyuman yang memperlihatkan gigi gingsul gemas ku pada Dahyun.
Sampai aku merasakan raut wajah Dahyun berubah, ia memukul bahu ku cukup kuat.
"Yak! Bisa kau keluar dari kamarku? Tidak mungkin aku pergi kesana dengan baju merah terang seperti ini kan?!"
Baik, ini kali kedua sifat macan nya keluar, tapi tenang saja aku masih mencintaimu kok, Dahyun.
"Ah Mian" aku pun turun dari kasur nya dan beranjak keluar. Sebelum menutup pintu, kulihat arwah Wonwoo menertawai ku keras sekali , ah sepertinya percuma saja aku punya rasa bersalah padanya. Dasar arwah suami posesif sialan.
END MINGYU POV
.
AUTHOR POV.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth [M]
FanfictionMenjadi Janda memanglah sebuah takdir yang tak diharapkan oleh perempuan manapun. Tapi bagaimana jika kau menjadi Janda bahkan sebelum memulai malam pertama?. Inilah yang dirasakan Dahyun, perempuan cantik yang menyaksikan pembunuhan tragis dari sua...