13 - feeling

506 116 13
                                    

Votement ya^^

AUTHOR POV

.

Pranggg

Sekali lagi , cermin tiba -tiba retak dan terjatuh ke lantai, jiwa dari arwah yang begitu marah saat ini semakin menjadi, bahkan , aura hitam di sekeliling Wonwoo semakin banyak, bola matanya pun berubah merah . Ini kali pertama Wonwoo merasakan hal ini semenjak menjadi arwah.

"AAAAAHHHHRRGGHHH"

Teriakan dari Taehyung sontak membuat semua orang di ruang tengah itu langsung terkejut , mereka segera berlari ke arah sumber suara berasal.

Yerin, selaku tunangan Taehyung langsung menghampiri pria yang kini terduduk itu dan memeluk Taehyung erat, "Ada apa? Kenapa banyak pecahan cermin di lantai?" tanya Neneknya Mingyu.

"A-aku bersumpah a-aku ti-tidak melakukan apapun, kaca nya pe-pecah sendiri" cicit Taehyung.

Lain hal dengan Mingyu yang bisa mengetahui sebabnya, tepat didepan Taehyung sekarang, arwah Wonwoo ikut terduduk dan terus memandangi kakak sepupunya itu dengan tatapan intens, bahkan Mingyu tak bisa berkata apa-apa, ia tak tau mengapa Wonwoo bersikap seperti ini sekarang.

"Tidak mungkin, disini hanya ada dirimu Taehyung!"

"Bukan aku, aku hanya mencuci tangan dan tiba-tiba cermin nya pecah sendiri, Yerin-ah, kau percaya padaku kan?!" utar Taehyung wajahnya total pucat basi, ia memegangi tangan Yerin kuat untuk memudarkan rasa shock nya .

Sedangkan Mingyu bisa melihat arwah Wonwoo berbalik menjadi menghadapnya, ia sedikit terkejut tatkala melihat aura hitam yang mendominasi di sekitar Wonwoo.

"Sudah sudah, ayo kita kembali ke ruang tamu sekarang"

Semua mengangguk, kecuali Mingyu yang sedari tadi terus berfokus pada arwah yang terus menatapi Dahyun yang tepat berada disebelahnya.

"Mingyu, kau sedang melihat apa?" tanya Dahyun, hanya ada mereka berdua— yang statusnya sebagai manusia  didalam wastafel itu sekarang.

"Aku ingin buang air kecil, yah.. Dahyun-ah, kau bisa pergi duluan" ujar Mingyu berusaha terdengar senormal mungkin .

Dahyun yang sedikit tak percaya dengan ucapan pria tinggi itu hanya mengerenyitkan dahinya , "benarkah?"

Sekarang Mingyu bisa melihat gumpalan asap hitam yang semakin menjadi disekitar Wonwoo, ia berpikir untuk mengusir Dahyun dulu untuk saat ini, "Tentu saja, apa kau mau ikut aku buang air kecil, eoh?" tanya Mingyu .

Segera Dahyun menggeleng, ia meneguk ludah dan berdehem pelan sebelum melangkahkan kaki keluar.

Mingyu langsung menutup pintu dan menguncinya, "Yaampun Wonwoo! Demi Tuhan apa yang ada dalam pikiranmu eoh?! Kau tidak bisa menghancurkan rumah keluargaku seenaknya begini" tutur Mingyu terus terang, namun setelahnya Mingyu meneguk ludah kasar tatkala mata merah itu sekarang menatapinya.

"Jeon Wonwoo, k-kenapa —?"

"Kim Taehyung!"

Mendengar nama kakak sepupunya langsung membuat Mingyu sedikit keheranan, "mwo?"

"Dia yang membunuhku pada hari itu" lanjut Wonwoo seraya memasang raut wajah keputusasaan nya.

Sedangkan Mingyu yang sama sekali tak percaya dan bahkan tak ingin percaya ucapan arwah dari mantan suami kekasihnya saat ini pun menggeleng cepat, "Tidak mungkin, Taehyung-hyung, dia bahkan tidak berani membunuh seekor semut, apalagi untuk memb—"

Hiraeth [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang