9. Siapa?

206 12 0
                                    

-_Cinta pertamaku saja rela
membiarkanku tersakiti
sendiri_-

***

Disebuah kamar Tira merasa fisik dan batinnya sangat lelah. Perlahan-lahan dia membuka matanya, sinar matahari yang masuk kedalam kamar itu membuat jangkauan pandangannya kabur.

"Dimana aku?" tanyanya pada diri sendiri. Dia memegangi kepalanya yang sangat sakit.

"Sudah bangun Non Tira." Tira menaikkan sebelah alisnya, seorang perempuan paruh baya baru saja masuk kedalam kamar itu dengan membawa sebuah sarapan beserta air kosong.

"Saya dimana?" tanya Tira lemah.

"Udah Non sekarang lag.."

"Apakah dia sudah siuman Bi?"

Tira kaget melihat seorang pria paruh baya yang baru saja muncul dari luar kamar.

"Sudah Pak."

"Kau terkejut melihatku Tira?"

"Pa-pamaaann," panggil Tira lirih.

Meggy, paman Tira atau Kakak kandung dari Meysha yang selama ini tinggal di Kalimantan bersama keluarganya dan jarang menemui Tira yang berada di Bandung. Meggy sangat sayang sekali pada Tira bahkan dia menganggap Tira adalah anaknya.

"Paman disini sayang." Meggy berjalan kearah Tira dan duduk disebelahnya. Sontak membuat Tira langsung memeluk Pamannya erat.

"Tira kangen sama Paman." Tira menangis dipelukan Meggy sangat kencang. Kasih sayang yang diberikan Meggy kepada dirinya sangat dia ingat sejak kecil hingga sekarang.

Sontak Mang Keno dan Bi Narsih menyunggingkan senyum terharunya. Pasalnya mereka berdua juga tau mengenai kejadian-kejadian yang selama ini terjadi pada keponakan sang majikan. Mereka berdua juga turut andil bekerja sama dalam membantu Tira.

"Tira ngga boleh nangis, Paman yakin kalau Tira itu orangnya kuat," ucap Meggy sambil menghapus jejak air mata Tira.

Tira mengangguk tapi sesaat dia ingat satu hal bagaimana dia bisa berada dikamar ini. Waktu itu dia ikut saja saat anak buah pria tertutup itu membawanya masuk kedalam sebuah mobil lalu sewaktu didalam mobil salah satu anak buahnya menyumbatkan sebuah penutup mulut dari kain yang sepertinya sudah diberi obat tidur.

"Kejadian tadi malam?" Meggy mengangguk seakan tau kemana lari pembicaraan Tira. Tira menutup mulutnya kaget, dia tidak menyangka bahwa pria tertutup itu adalah pamannya sendiri.

Meggy tersenyum lalu membelai hijab yang dikenakan Tira. "Paman ngelakuin itu semua untuk menghukum Doni, sayang."

Mata Tira kembali berbinar mengeluarkan air mata. "Tapi Paman ngga boleh gitu, kasihan mereka."

"Paman bangga sama kamu walaupun sudah disakiti berkali-kali tapi tidak ada sedikit pun rasa dendam menyelimuti hatimu," ucapnya bangga kepada Tira.

"Jadi.." Tira menunduk sangat dalam, dia takut Pamannya berbuat nekat kepada Dono ataupun Dara.

"Tenang sayang, kamu ikuti saja semua permainan Paman untuk Papa dan Tante mu itu." Tira mengangkat kepalanya dan menatap Meggy penuh tanda tanya. Sedangkan Meggy, menoleh menatap Mang Keno dan Bi Narsih yang sedang tersenyum kepada mereka dan menganggukkan kepala.

TIRANI [t a m a t]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang