Gadis bernamakan Mita itu tersenyum sinis. Dia memandang Key dari atas hingga bawah dengan tatapan rendah. Lalu, dia mengeluarkan ponselnya. Membuka dan menggulir layar benda pipih itu.
"Ini bukti-"
"Amandaa!! Ayo cepet! Key udah kebelet!!" Key memotong ucapan gadis itu dan langsung menarik tangan Amanda dengan kasar. Dia membawa gadis yang tak bersalah itu lari menuju taman belakang.
Nafas keduanya memburu. "Lo apa apaan sih key?" Tanya Amanda sembari mengontrol deru nafasnya. Sahabatnya ini memang Gila. Kenapa harus lari jika tidak Ada yang mengejar?
Key menggeleng dengan tatapan kosong. Dia tak menanggapi pertanyaan Amanda. Mendadak pikirannya blank kala ditodong pernyataan yang paling dia benci oleh gadis tadi. Lagi lagi pertanyaannya itu yang muncul. Yang membuat mentalnya langsung Down. Dan sayangnya dia juga tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Dia belum berani. Yang hanya bisa dia lakukan adalah Kabur dari masalah.
Melihat Ekspresi Key membuat amanda mendengus kesal.
"Key belum siap nda," ucap Key masih menatap depan. Masalah apa lagi ini Tuhan? Key sudah lelah dengan banyak sandiwaranya.
Amanda mengambil ponsel dalam sakunya. Dia menggulir layar itu. Dan membulatkan matanya seketika. "Lo tadi malam jalan sama Mario?" pekik Amanda tiba tiba kala melihat salah satu Artikel yang menyorot sahabatnya.
Key mengerutkan keningnya bingung dengan pekikan Amanda tadi. "Maksudnya?"
Amanda menyerahkan ponselnya ke Key. Key menerimanya dan detik berikutnya Key sama terkejutnya dengan Amanda. Fotonya dengan Mario semalam kini tersebar luas di sosial media. Dia yang sedang tidur dan Mario yang tengah menyetir. Dan.. kaca mobil yang terbuka! Benar benar Biadab Artikel Palsu Dan dalang pemotretan itu!
"Hoax ini ndaa!!" Key menggeleng tak percaya. Dia menyerahkan ponsel amanda segera sebelum benda pipih itu jatuh. Tangannya mendadak lemas. Berkali kali dia membuang nafasnya dengan kasar.
"Kok hidup Key gini terus yaa?" Tanya Key dengan pandangan kosong. Dia rasanya ingin menangis sekarang. Semua orang seperti peneror baginya.
Amanda yang melihat Key seperti itu merasa prihatin. Lantas gadis itu merangkul Key dan mendudukannya di kursi taman.
"Nafas dulu key," ucap Amanda seakan mengerti."Udah dari tadi ndaa," jawab Key.
Keduanya lalu diam. Key yang sibuk dengan pikirannya dan Amanda yang mengelus pundak Key dengan niat menenangkannya. Amanda tahu, Key tak sekuat dan setegar itu.
"Lo itu publik figure key. Dan seharusnya mental lo itu kuat!" Saran Amanda.
"Dan belakangan ini juga karier lo sedang naik daun. Otomatis Para Netizen juga semakin gencar menyorot lo," tambahnya lagi.
"Dan bodohnya, gue kecolongan Nda," gumam Key yang membuat Amanda menghela berat.
"Lo kayaknya harus klarifikasi hubungan lo sama Mario deh key." Ucap Amanda tiba tiba.
Key menatap Amanda. "Gue belum siap nda. Gue takut salah ngomong dan berujung fatal."
"Key! Lo nggak bisa terus kabur! Lo udah dewasa! Udah kelas 1 SMA. Dan lo harus selesaikan semua hal yang menyangkut hidup lo tanpa berlindung dibalik punggung orang lain!" tegas Amanda.
Amanda menatap Key dengan prihatin. Gadis itu semakin menunduk dan terus menggigiti bibir bawahnya cemas. Matanya juga sudah berkaca kaca.
"Tadi katanya kebelet pipis?" Tanya Amanda berusaha mengurangi kecanggungan yang tercipta.
Key perlahan mendongak. Menatap Amanda. "Sekarang udah nggak. Pipisnya udah hilang."
Amanda terkekeh. Dia menatap Key sebentar sebelum bangkit dari duduknya.
"Tenangin diri lo dulu. Gue mintakan izin ke Pak Hendro," ucap Amanda.Key mengangguk. Dan amanda lalu berjalan pergi.
"Amanda," panggil Key.
Amanda menghentikan langkahnya. Dia berbalik badan. "Butuh bantuan?" Tanya Amanda.
Key menggeleng lucu. "Terimakasih," ucap Key.
Amanda terkekeh dan mengacungkan dua jari jempolnya. Kemudian meneruskan jalannya untuk menuju kelas.
***
Key mengambil ponselnya dalam saku. Dia berkutik dengan benda pipih itu sehingga membuat benda itu tersambung dengan seseorang di seberang sana.
"Halo kak," ucap Key.
"Iya key? Kamu udah tahu?" Tanya Mario di seberang sana tampak cemas.
Key menggigit bibir bawahnya. Dia mengangguk. "Iya kak."
Kemudian keduanya saling diam. Mario tahu Key masih takut dengan berita berita itu dan Mario cukup bisa memaklumi.
"Gue minta maaf Key. Gara gara keteledoran gue lo jadi begini."
"Nggak apa apa kak. Ini juga bukan sepenuhnya salah kakak kok."
"Coba aja tadi malam gue nggak buka kaca jendela mobil." Sesal Mario di seberang sana.
Key diam. Dia menjatuhkan satu air matanya.
"Gue akan klarifikasi ini dengan segera Key. Gue nggak mau kesalahpahaman ini terus berlanjut."
"Kak. Lebih baik sekarang kita bertemu."
Mario tampak bingung dengan ucapan Key. "Maksudnya?" Tanya Mario.
"Gue tunggu di Cafe Jasmine ya kak."
"Wait Key!! Emang pagar sekolah lo sekarang nggak ada wartawan?"
Key tertegun. Dia hampir saja melupakan sesuatu yang bahkan sangat penting bagi dirinya. Tapi dia masih berusaha tenang.
"Key bisa kak."
Diseberang sana Mario tampak tak yakin.
"Percaya sama Key ya kak," ucap Key meyankinkan.
Mario menimbang bingung. "Ok..oke. Gue tunggu di cafe jasmine."
Kemudian panggilan itu terputus. Key menghela nafas sebentar sebelum memasukan ponselnya di sakunya.
Oh ya! Dia sama sekali belum mengaktifkan data internetnya. Key tahu! Sekarang akun Instagramnya pasti diteror oleh Warganet dan rasa penasaran para fans-nya. Bahkan juga, Hatersnya.
Huft! Benar benar melelahkan!
Gadis itu kembali mondar mandir dengan memikirkan segala cara agar dia bisa keluar dari sekolah ini. Key menjentikan jarinya kala menemukan ide. Dia akan melompat pagar belakang sekolah. Lagipula, banyak yang tidak tahu tentang pagar belakang sekolah.
Dan Oke! Dia saat ini butuh Masker. Dan syukurlah! Dia sudah menyimpan masker di sakunya. Kemudian. Sebuah Hoodie?
Tidak beruntung! Dia tidak membawa Hoodie sekarang! Key menggigit bibir bawahnya lagi. Apa ini akan gagal lagi?
Kemudian matanya menangkap sesuatu."Mayaa!" Panggilnya ke seorang siswi yang tengah berjalan sendirian.
Gadis yang bernamakan Maya itu berhenti. Dia menoleh ke Key dengan heran. Terbukti kala dia menunjuk dirinya sendiri. Seolah memastikan jika Key benar memanggilnya.
Key mengangguk lalu berjalan menghampiri Maya.Fyi... Key kenal dengan Maya karena mereka pernah sekelas saat kelas 1 SMP.
"Bawa hoodie?" Tanya Key langsung.
"Kayaknya sih bawa," jawab Maya.
Key tersenyum sumringah. "Boleh pinjam?" Tanya Key.
"Oke. Tapi dikelas. Aku carikan dulu. Ayo ikut aku," ucap Maya. Key mengangguk dan mereka pun berjalan menuju kelasnya Maya.
Maya. Dia tipe orang yang pendiam. Dan tak banyak Penasaran. Dan Key menyukainya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rey And Key
Teen Fiction"Oh iya. Terimakasih udah norehin tinta di buku tulis Matematika Key," Rey diam. Dia semakin aneh dengan Key. "Besok besok torehin cinta di hati Key ya," lanjut Key yang membuat Rey gagal fokus ke soal Fisikanya. Rey menghela berat Dan menatap Key d...