"Amandaa... Rumah lo masih jauh yaa?" Rengek Key yang entah ke berapa kali.
Amanda menghela berat. Dia melirik Key yang tengah merajuk lucu. Mereka berjalan kaki menuju rumah Amanda. Sesuai dengan janji Key kemarin. Dan amanda sengaja mengajak Key untuk berjalan kaki. Sekali kali merasakan panasnya matahari. Tapi, Amanda juga masih melindungi Key.Key memakai hoodie dan Masker. Penampilannya cukup tertutup. Sedangkan Amanda berpenampilan biasa seperti anak pulang sekolah pada umumnya.
"Masih belum mau buka Ponsel?" Tanya Amanda tiba tiba. Key menggelengkan kepalanya. Amanda menghela berat. Dia Tak tahu lagi dengan sikap aneh Keysha.
"Nggak usah dibuka Key," sindir Amanda. Key pun menganggukan kepalanya.
Langkah mereka memasuki gang sempit. Key sedikit mengerutkan keningnya. Dia menoleh ke Amanda yang diangguki santai oleh gadis itu.
Lalu langkah mereka terhenti di rumah kecil minimalis. Key Dan Amanda melepas sepatunya sebelum memasuki rumah itu.
"Ini rumah Gue. Bahkan nggak Ada apa apanya sama kamar lo," ucap Amanda sembari tersenyum hambar.
Key menatap Amanda. Di merasa bersalah. Sahabat seperti apa dirinya hingga Tak tahu tentang ini. Key diam. Amanda yang melihat Key pun langsung mengajak Key untuk masuk.
Yang pertama dilihat oleh Key adalah suasana yang sepi. Hanya Ada kursi Dan meja di ruang tamu.
"Ke kamar gue aja yuk," ajak Amanda. Key mengangguk Dan mengekori Amanda. Dia memasuki kamar yang Amanda yang berukuran minimalis juga.
"Tunggu disini, gue ambil minum dulu," pamit Amanda setelah meletakan tas nya di meja. Kemudian gadis itu melenggang ke dapur.
Key duduk diam di kasur sembari mengedarkan pandangannya. Kemudian dia menghela berat merutuki betapa bodohnya dirinya. Amanda selalu Ada untuknya. Lalu, kemana Key saat Amanda butuh selamat ini?
Tanpa sadar, Key menangis. Air matanya turun. Hidup Amanda tak seperti yang Key pikirkan. Tapi Amanda adalah gadis kuat. Dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Nggak perlu nangis key," kekeh Amanda begitu memasuki kamar sembari membawa Dua gelas jus jeruk lalu dia letakan di meja.
Key menatap Amanda dengan mata yang berkaca kaca sebelum berhambur ke pelukan Amanda. Amanda mendudukan dirinya Dan Key di kasur. Dia menenangkan Key dengan mengelus punggung gadis itu.
Tanpa sadar, Amanda juga menjatuhkan air matanya. Gadis itu jugaa menangis tanpa Key ketahui.
"Udah Key. Gue malah ikutan nangis kalo lo kayak gini," ucap Amanda. Membuat Key mengurai pelukan sahabatnya itu.
"Sahabat seperti apa Key ini ndaaa," runtuknya masih menangis.
"Lo nggak salah Key. Gue aja yang belum mau terbuka," jawab Amanda menenangkan.
Key menghapus kasar air matanya. Dia menatap Amanda yang perlahan menangis juga. Pasti berat hidup Amanda. Dan key baru sadar kenapa setiap Ada pengambilan Raport, orang tuanya Amanda tidak pernah datang. Amanda juga terkesan menyendiri. Dan bahkan Tak pernah cerita tentang keluarganya kepada Key.
"Key udah nggak nangis ndaa," ucap Key membuat Amanda terkekeh kecil.
"Lo udah bilang ke Mama lo key?" Tanya Amanda yang membuat Key menyengir lebar.
"Yaudah. Telfon sana. Jangan sampai para bodyguard lo datang kesini Karena ngelacak Hp lo."
Key mengangguk Dan langsung menelpon mamanya. Mamanya mengizinkan selama itu bersama Amanda. Amanda dan arum cukup dekat dan arum bisa tahu jika Amanda adalah gadis berani dan kuat. Dia bisa percaya Jika Amanda bersama Keysha. Gadis itu cukup tangguh untuk melindunginya Keysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rey And Key
Teen Fiction"Oh iya. Terimakasih udah norehin tinta di buku tulis Matematika Key," Rey diam. Dia semakin aneh dengan Key. "Besok besok torehin cinta di hati Key ya," lanjut Key yang membuat Rey gagal fokus ke soal Fisikanya. Rey menghela berat Dan menatap Key d...