At Night, In the Park

20 5 0
                                    

Key menepuk jidatnya refleks. Dia bahkan sampai lupa mengenakan Maskernya. Key menutup kepalanya dengan kupluk hoodienya. Dia mengedarkan matanya. Menatap sekeliling.

Seketika tubuhnya mematung kala melihat seorang cowok yang tengah duduk sendiri di sana. Key sangat mengenali orang itu. Dia tersenyum tipis Dan berjalan menghampiri orang itu.

"Hai!" Sapanya.

Rey sedikit terkejut dengan kedatangan Key yang tiba tiba. Gadis itu menyengir lebar saat dia mendengus kesal.

"Padahal gue udah baca ayat kursi tadi," gumam Rey beberapa Kali mengusap lehernya ngeri.

"Iya. Terus katain gue!" Sindir Key.
Rey diam tak membalas. Cowok itu menyibukan diri dengan ponselnya kembali.

"Boleh gue pinjem masker lo?" Tanya Key.

"Buat apa?" Tanya Rey tanpa mengalihkan pandangannya dari layar pipih itu.

"Penyamaran," jawab Key jujur.

Rey menatap Key sebentar sebelum dia menyunggingkan senyuman sinis untuk Key. "Sandiwara dan penyamaran," gumam Rey begitu menusuk. Selalu seperti itu tingkah Rey ke Key.

Tapi Key tetap mempertahankan senyumnya. Jika dia bersikap seperti Rey, terus kapan mereka akrab? Terkadang, seseorang perlu mengalah dahulu sebelum bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Iya. Its about My Life," timpal Key berusaha biasa saja.

"Ambil. Sepertinya lo lebih membutuhkan," sinis Rey sembari mengulurkan Maskernya.
Key menerimanya dengan senang hati.

"Terimakasih." Key segera memasang masker abu abu itu.

"Tunggu gue disini bentar ya," ucap Key lalu melenggang pergi setelah mengenakan masker itu.

Setelah Key jauh, Rey menatap punggung Key.  "Dia benar benar gadis rapuh," gumam Rey lalu melanjutkan belajar Online-nya lagi.

Di sisi lain,
Sepertinya Mario tidak lerlu cemas dengan keadaan Key. Tanpanya juga, ada sosok yang bisa menjaga Key. Bahkan mungkin lebih baik dari dirinya. Mario terus memperhatikan Rey dari kejauhan.

Mario mengulas senyum tipis melihat Key yang sedang berbincang dengan seorang itu. Mario tahu orang itu siapa. Key sering curhat ke Mario tentang sosok itu. Mario sangat hafal dan kenal walaupun Mario tak pernah bertegur sapa.

Dia, Reynand Abhimanyu.

Cowok yang sering diceritakan Keysha padanya. Cowok masa kecil Key. Sahabat Key dan segalanya bagi Key.

Mario tersenyum kecut. Tak dalam dunia Maya ataupun Nyata, Hidup Key memang penuh sandiwara. Key pernah bilang bahwa dia menyukai Rey. Tapi apa? Key terus berpura pura dalam perasaannya.

Hingga bunyi Ponsel mengagetkan Mario yang tengah melamun. Pria itu tersenyum sebelum mengangkat panggilan dari Bella, gebetannya.

***

Key kembali dengan sebungkus ciloknya. Gadis itu sangat menikmati cilok itu dalam jalannya. Dia langsung mendaratkan pantatnya di samping Rey dan sedikit melirik ponsel Rey.

"Ciyee.. yang murid kesayangan Pak Samsul," sindir Key lalu memakan satu ciloknya lagi.

"Gue diam. Gue nggak ngerasa," jawab Rey.
Key memilih menghendikan bahunya dan menikmati ciloknya lagi. Oh ya! Maskernya sudah dia turunkan di dagunya agar bisa menikmati cilok itu.

Tak santai seperti Key, Rey malah semakin serius membaca Artikel tentang hukum hukum Newton. Walau sudah mahir materi itu, tidak ada salahnya untuk mengulang kembali kan?

Rey And KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang