Math

24 5 0
                                    

Key selesai membeli penghapus warna Biru yang lucu. Key tersenyum ceria melihat penghapus berbentuk beruang itu.

Dia ingin melewati tangga. Tapi, seseorang menghalanginya. Tanpa mendongak pun dia tahu siapa orang itu hanya dengan melihat sepatunya.

"Hidup hanya untuk Sandiwara," cibir cowok di depan Key.

Key mengepalkan tangannya. Dia langsung mendongak dan menatap Rey dengan tajam.

"Dan gue suka," Key menimpali ucapan Rey walau dadanya sedikit bergetar. Dia harus bersikap baik baik saja di depan Rey padahal hatinya telah sakit.  Rey tersenyum sinis sebelum akhirnya pergi meninggalkan Key.

Key berbalik badan. Menatap punggung Rey dengan nanar. Dia mendengus berat. Lalu mengembalikan wajah cerianya lagi untuk memasuki kelas. Manipulatif.

"Kamu telat 6 menit 20 detik," todong pak Samsul kala Key baru saja berdiri di ambang pintu. Key spontan menghentikan langkahnya sebentar. Kemudian melangkah lagi dengan cengirannya.

"Ada Kendala pak. Key tadi habis ketemu setan," ucap Key asal.

"Kerjakan soal di papan!" Gertak Pak samsul menatap Key dengan tajam.

"Ha?"

"Bapak kasih waktu dua menit."

"Gila!" Umpat Key spontan.

Wajah Pak Samsul yang sudah seram kini bertambah seram. "Satu.. dua.. tiga.."

"Iya iya pak," dengan tergesa Key merampas spidol yang ada di meja guru. Dia mencoret coret semaunya di papan tulis. Sementara Pak Samsul duduk Dan memijat kepalanya yang sedikit pening. Tanpa di ketahuinya, Para siswa kini tengah melongo menatap jawaban Key. Bukannya menjawab, Key malah mencoret coretkan tulisan absurd di papan.

Seperti,

Jangan paksa Key
Key kurang bisa berhitung!
Key lemah saat Matematika
Seharusnya Pak Samsul ajarin Key sampai bisa!
Key belum bisa pak :"(

Pak Samsul melongo juga kala menoleh ke arah papan. Key sungguh ajaib, menyebalkan dan memiriskan juga. Hingga membuatnya teringat dan membayangkan sosok Key. Dia gadis muda. Belum genap 17 Tahun tapi sudah bekerja siang dan malam dengan lelahnya.

Pak samsul menatap Key sedikit iba.  "Seharusnya bapak ingin sekali marah ke kamu," jujur Pak Samsul.

Key menunduk. Tak berani menatap Pak Samsul. "Yang Key tahu hanya Skenario, drama dan Sandiwara pak," ucap Key lirih.

"Tapi hukum juga berlaku Key. Sebagai gantinya, Kamu ke perpustakaan. Bapak sudah minta seseorang untuk membimbing kamu sampai bisa," ujar Pak Samsul.

Key mendongak dan menatap Pak Samsul tak percaya. Matanya membukat sempurna. Matematika? Hari harinya akan bertemu dengan Matematika? Astaga! Menyebalkan sekali guru itu. Kenapa harus Ada acara ini juga Coba!? Dalam hati, Key terus menggerutu Tak jelas.

"Tapi?"

"Jangan menolak Key! Bapak sudah berbaik hati padamu atau Rotan bapak siap melayang ke kepalamu?"

Key bergidik ngeri membayangkannya.

"Ambil buku matematikamu dan segera ke perpustakaan," perintah Pak Samsul tegas.

Key mengangguk patuh. Dia berjalan lemas Dan mengambil alat tulisnya sesuai perintah guru itu. Sepertinya Hari Hari yang Akan datang Akan tetap tidak bagus untuknya.

"Amanda. Key bakal baik baik saja kok. Jangan khawatirkan Key ya," pamit Key ke Amanda. Key masih sempat sempatnya ber-acting Kali ini. Dasar gadis itu!

Rey And KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang