Rabu, 13 Mei 2020
01.47 WIB
Aku tahu jalan ini salah namun aku tetap melangkah. Kutelusuri jalanan berliku tanpa tahu arah. Aku terlalu jauh melangkah hingga baru sadar keputusanku tak lagi dapat diubah. Dan kini aku sendirian di sebuah tempat antah-berantah.
Sepertinya aku memang harus putar haluan. Berbalik dan menemukan jalan pulang. Tapi entah mengapa jalanan yang tadinya kulewati sekarang menghilang. Tak ada lagi jalan lain selain yang mengarah lurus ke depan.
Apakah aku harus melanjutkan. Sepertinya iya karena itu satu-satunya jalan. Tak mungkin juga aku tetap berdiri di sini sendirian. Dan sekarang aku mulai ketakutan.
Berjalan tergesa hingga aku sampai di persimpangan. Ada dua arah yang kini berlawanan. Satu ke kiri dan yang satu lagi ke kanan. Aku harus memilih yang mana Tuan.
Jika ke kiri maka aku akan menemukan jalanan lurus rata tak berbatu. Jika ke kanan maka aku akan menemukan dirimu. Tapi jika aku ke kanan maka jalan yang akan kutempuh terlalu banyak rintangan. Tanjakan terjal, berbatu, dan aku tak yakin dapat menaklukkan.
Sekarang aku harus bagaimana Tuan. Haruskah aku ke kanan dan menghampiri dirimu. Ataukah aku harus ke kiri dan pulang ke rumahku. Nyatanya sampai sekarang aku belum bisa menentukan pilihan.
-kh
Jumat, 7 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumaga i Ruchka
PoesíaUntuk Para Penikmat Kata Kata yang tak pernah bisa terucap Menjelma menjadi kumpulan kalimat
